Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 5

KUNCI SUKSES MENUNTUT ILMU
FASAL 5


فصل
فى الجد والمواظبة والهمة

FASAL V
Kesungguhan, Kegigihan Dan Cita-Cita Luhur

ثم لا بد من الجد والمواظبة والملازمة لطالب العلم، وإليه الإشارة فى القرآن بقوله تعالى: يا يحيى خذ الكتاب بقوة. وقوله تعالى: والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا


Kemudian bagi para pelajar harus bersungguh-sungguh, tekun dan gigih dalam belajar. Hal ini telah diisyaratkan dalam Al-Qur’an sebagaimana firman Allah Ta’ala; “Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh”. (Qs. Maryam; 12). Dan firman Allah Ta’ala; “Dan Orang-orang yang berjihad (mencari keridhaan) Kami, Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami”. (Qs. Ankabut; 69).

وقيل: من طلب شيئا وجد وجد، ومن قرع الباب ولج ولج.

Dikatakan; Barangsiapa bersungguh-sungguh dalam mencari sesuatu ia pasti mendapatkan, dan barangsiapa yang mengetuk pintu dan maju pantang mundur, ia pasti dapat masuk.

وقيل: بقدرما تتعنى تنال ما تتمنى.

Dan dikatakan; Sejauh mana batas jerih payahmu, sebatas itulah kamu meraih cita-citamu.

وقيل: يحتاج فى التعلم والتفقه إلى جد ثلاثة: المتعلم، والأستاذ، والأب، إن كان فى الأحياء

Dikatakan; Untuk mencapai kesuksesan dalam mempelajari ilmu dan fiqh, dibutuhkan tiga kesungguhan, yaitu; Kesungguhan pelajar, guru dan orang tua jika masih ada.

أنشدنى الشيخ الإمام الأجل الأستاذ سديد الدين الشيرازى للشافعى رحمهما الله:

Asy-Syaikh Al-Imam Al Ajall Al-Ustadz Sadiduddin Asy-Syairazi malantunkan sya’ir kepadaku gubahan Imam Asy-Syafi’iy rahimahumallah;

اَلْجِدُّ يُدْنِى كُلَّ أَمْرٍ شَاسِعٍ # وَالْجِدُّ يَفْتَحُ كُلَّ بَابٍ مُغْلَقِ

Bersungguh-sungguh dapat mendekatkan segala perkara yang jauh # dan Bersungguh-sungguh dapat membuka setiap pintu yang terkunci

وَأَحَقُّ خَلْقِ اللهِ بِالْهَمِّ امْرُؤٌ # ذُوْ هِمَّةٍ يُبْلَى بَعَيْشٍ ضَيِّقِ

Makhluk Allah yang paling pantas di bilang sengsara adalah orang # yang bercita-cita tinggi yang di uji dengan kehidupan yang sempit

وَمِنَ الدَّلِيْلِ عَلَى الْقَضَاءِ وَحُكْمِهِ # بُؤْسُ اللَّبِيْبِ وَطْيْبُ عَيْشِ الْأَحْمَقِ

Di antara tanda bukti atas ketetapan dan hukum-Nya # adalah kesempitan orang cerdas dan kalapangan orang dungu

لَكِنْ مَنْ رُزِقَ الْحِجَا حُرِمَ الْغِنَى # ضِدَّانِ يَفْتَرِقَانِ أَىْ تَفَرُّقِ

Bagaimanapun orang yang di beri kecerdasan (kebanyakan) terhalang dari kekayaan # keduanya merupakan hal yang berlawanan yang tidak dapat disatukan

وأنشد لغيره:

Dan beliau membawakan sya’ir gubahan yang lainnya;

تَمَنَّيْتَ أَنْ تَمْسِى فَقِيْهًا مُنَاظِرًا # بِغَيْرِ عَنَاءٍ وَالْجُنُوْنُ فُنُوْنُ

وَلَيْسَ اكْتِسَابِ الْمَالِ دُوْنَ مَشَقَّةٍ # تَحَمَّلُهَا فَالْعِلْمُ كَيْفَ يَكُوْنُ؟

Engkau mendambakan menjadi orang ahli fiqih yang lihai # tapi tidak mau susah payah, itu termasuk dari macam-macamnya gila

Mencari harta saja tidak akan berhasil tanpa menanggung kesulitan # apalagi ilmu, mana mungkin ilmu dapat di gapai tanpa kesulitan?

قال أبو الطيب:

Abu Ath-Thayyib berkata;

وَلَمْ أَرَ فِى عُيُوْبِ النَّاسِ عَيْبًا # كَنَقْصِ الْقَادِرِيْنَ عَلَى التَّمَامِ

Aku tidak pernah melihat aib dari beberapa aib manusia # yang seperti aib orang yang mampu berusaha maksimal tapi tidak mau menjalaninya

ولا بد لطالب العلم من سهر الليالى كما قال الشاعر:

Para pelajar harus sanggup tidak tidur malam sebagaimana yang dikatakan oleh seorang penya’ir;

بِقَدْرِ الْكَدِّ تُكْتَسَبُ الْمَعَالِى # فَمَنْ طَلَبَ الْعُلَى سَهَرِ اللَّيَالِى

Kemuliaan hanya dapat dicapai sesuai dengan kadar kesulitan # maka barangsiapa yang mencari kemuliaan harus sanggup tidak tidur malam

تَرُوْمُ الْعِزَّ ثُمَّ تَنَامُ لَيْلًا # يَغُوْصُ الْبَحْرَ مَنْ طَلَبَ الَّلآلِى

Engkau menginginkan kemuliaan tapi tidur nyenyak di malam hari # padahal orang yang mencari mutiara saja harus menyelam ke dalam lautan

عُلُوُّ الْكَعْبِ بِالْهِمَمِ الْعَوَالِى # وَعِزُّ الْمَرْءِ فِى سَهَرِ اللَّيَالِى


Keluhuran derajat dapat diraih dengan cita-cita yang tinggi # dan keluhuran seseorang dapat diraih dengan tidak tidur malam

تَرَكْتُ النَّوْمَ رَبِّى فِى اللَّيَالِى # لِأَجْلِ رِضَاكَ يَا مَوْلَى الْمَوَالِى

Wahai Tuhanku, aku tinggalkan tidur di malam hari # demi mendapatkan ridla-Mu wahai Tuan sekalian manusia

وَمَنْ رَامَ الْعُلَى مِنْ غَيْرِ كَدٍّ # أَضَاعَ الْعُمْرَ فِى طَلَبِ الْمُحَالِ

Barangsiapa menginginkan keluhuran dengan tanpa kesusahan # berarti ia telah menyia-nyiakan usia untuk mencari perkara yang mustahil

فَوَفِّقْنِى إِلَى تَحْصِيْلِ عِلْمٍ # وَبَلِّغْنِى إِلَى أَقْصَى الْمَعَالِى

Maka tolonglah aku ya Allah, agar mendapatkan ilmu # dan sampaikanlah aku pada puncak kemuliaan yang di cita-citakan

(قيل):
Dikatakan;

اِتَّخِذِ اللَّيْلَ جَمَلًا # تُدْرِكْ بِهِ أَمَلًا

Jadikanlah malam hari sebagai kendaraanmu # agar kamu dapat meraih apa yang di cita-citakan.

قال المصنف وقد اتفق لى نظم فى هذا المعنى:

Seorang penulis kitab berkata; Ada sya’ir gubahanku yang sema’na dengan sya’ir ini;

مَنْ شَاءَ أَنْ يَحْتَوِىَ آمَالَهُ جُمَلًا # فَلْيَتَّخِذْ لَيْلَهُ فِى دَرْكِهَا جَمَلًا

Barangsiapa ingin meraih semua yang di cita-citakan # maka jadikanlah malamnya sebagai tunggangan untuk mengejarnya

إِقْلِلْ طَعَامَكَ كَىْ تَحْظَى بِهِ سَهَرَا # إِنْ شِئْتَ يَا صَاحِبِى أَنْ تَبْلُغَ الْكَمَلَا

Kurangilah makanmu agar kamu mampu tidak tidur malam # jika kamu ingin mencapai kesempurnaan wahai sahabatku

وقيل: من أسهر نفسه بالليل، فقد فرح قلبه بالنهار.

Dan dikatakan; Barangsiapa yang raganya tidak tidur dimalam hari, sungguh jiwanya akan merasa bahagia di siang hari


Rajin Dan Mengulang-ulang Pelajaran.

ولا بد لطالب العلم من المواظبة على الدرس والتكرار فى أول الليل وآخره، فإن ما بين العشاءين ووقت السحر، وقت مبارك.

Tidak boleh tidak, para pelajar harus rajin belajar dan mengulang-ulang pelajaran di awal dan akhir malam. Karena waktu yang berada di antara Maghrib dan Isya’, dan waktu sahur (sebelum subuh) adalah waktu yang diberkahi.
Seorang penya’ir berkata;

يَا طَالِبَ الْعِلْمِ بَاشِرِ الْوَرَعَا # وَجَانِبِ النَّوْمَ وَاتْرُكِ الشِّبَعَا

Wahai para pelajar, hiasilah dirimu dengan sifat wira’i # jauhilah tidur dan tinggalkanlah kenyang

دَاوِمْ عَلى الدَّرْسِ لَا تُفَارِقُهُ # فَالْعِلْمُ بِالدَّرْسِ قَامَ وَارْتَفَعَا

Rajinlah belajar, janganlah berpisah dengan pelajaran # karena ilmu bisa didapat dan bertambah hanya dengan belajar

ويغتنم أيام الحداثة وعنفوان الشباب، كما قيل:

Para pelajar harus menggunakan hari-harinya dan masa mudanya untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Ssebagaimana seorang penya’ir berkata;

بِقَدْرِ الْكَدِّ تُعْطَى مَا تَرُوْمُ # فَمَنْ رَامَ الْمُنَى لَيْلًا يَقُوْمُ

وَأَيَّامُ الْحَدَاثَةِ فَاغْتَنِمْهَا # أَلَا إِنَّ الْحَدَاثَةَ لَا تَدُوْمُ

Dengan kadar kesulitanlah kamu akan mendapatkan apa yang di cita-citakan # barangsiapa yang ingin mendapatkan apa yang di cita-citakan, maka harus mampu bangun malam

Dan menggunakan masa mudanya # ingatlah bahwa masa muda tidaklah selama-lamanya


Berlaku Lemah Lembut

ولا يجهد نفسه جهدا ولا يضعف النفس حتى ينقطع عن العمل بل يستعمل الرفق فى ذلك والرفق أصل عظيم فى جميع الأشياء

Para pelajar hendaklah tidak memaksa diri dan menguras tenaga hingga tidak bisa berbuat apa-apa, tapi para pelajar hendaknya berlaku lemah lembut dalam mencari ilmu, karena lemah lembut merupakan modal besar dalam segala hal

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ألا إن هذا الدين متين فأوغل فيه برفق، ولا تبغض نفسك فى عبادة الله تعالى فإن المنبت لا أرضا قطع ولا ظهرا أبقى.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Ingatlah, bahwa agama ini kokoh, maka masukilah dengan lemah lembut, jangan buat dirimu bosan beribadah kepada Allah Ta’ala, karena orang yang mematahkan kekuatan (kendaraan)nya tidak akan sampai pada tujuan bahkan akan kehilangan kendaraannya”.

وقال عليه السلام: نفسك مطيتك فارفق بها

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Dirimu adalah kendaraanmu, maka perlakukanlah ia dengan lamah lembut”.


Cita-cita Luhur

فلا بد لطالب العلم من الهمة العالية فى العلم، فإن المرء يطير بهمته كالطير يطير بجناحيه.

Tidak boleh tidak, para pelajar harus bercita-cita luhur dalam ilmu, karena seseorang akan terbang dengan cita-citanya sebagaimana burung terbang dengan kedua sayapnya.

قال أبو الطيب رحمه الله:
Abu Ath-Thayyib rahimahullahu Ta’ala berkata;

عَلَى قَدْرِ أَهْلِ الْعَزْمِ تَأْتِى الْعَزَائِمُ # وَتَأْتِى عَلَى قَدْرِ الْكَرِيْمِ الْمَكَارِمُ

وَتَعْظُمُ فِى عَيْنِ الصَّغِيْرِ صِغَارُهَا # وَتَصْغُرُ فِى عَيْنِ الْعَظِيْمِ الْعَظَائِمُ

Sesuai kadar cita-citanyalah seseorang akan mendapatkan apa yang di cita-citakan # dan sesuai kadar kemuliaannyalah seseorang akan mendapatkan kemuliaan

Sekecil apapun kemuliaan itu akan tanpak besar dalam pandangan orang yang bercita-cita rendah # dan sebesar apapun kemuliaan itu akan tanpak kecil dalam pandangan orang yang bercita-cita tinggi

والرأس فى تحصيل الأشياء الجد والهمة، فمن كانت همته حفظ جميع كتب محمد بن الحسن، واقترن بذلك الجد والمواظبة، فالظاهر أنه يحفظ أكثرها أو نصفها، فأما إذا كانت له همة عالية ولم يكن له جد، أو كان له جد ولم تكن له همة عالية لا يحصل له إلا علم قليل.

Pangkal keberhasilan adalah kesungguhan dan cita-cita yang luhur. Barang siapa bercita-cita menghafalkan seluruh kitab Muhammad bin Hasan (Imam Agung dari kalangan madzhab Hanafi, beliau terkenal banyak menulis kitab), asal disertai dengan kesungguhan dan ketekunan, maka secara lahir ia pasti bisa menghafal sebagian besar atau separohnya.
Demikian pula sebaliknya, apabila ia berita-cita luhur tapi tidak ada kesungguhan, atau memiliki kesungguhan tapi tidak bercita-cita luhur, maka ia tidak akan mendapatkan ilmu kecuali hanya sedikit.

وذكر الشيخ الامام الأجل الأستاذ رضى الدين النيسابورى فى كتاب مكارم الأخلاق أن ذا القرنين لما أراد أن يسافر ليستولى على المشرق والمغرب، شاور الحكماء وقال: كيف أسافر لهذا القدر من الملك، فإن الدنيا قليلة فانية، وملك الدنيا حقير، فليس هذا من علو الهمة.
فقال الحكماء: سافر ليحصل لك ملك الدنيا والآخرة.
فقال: هذا أحسن.

Asy-Syaikh Al-Imam Al-Ajall Al-Ustadz Radliyuddin An-Naisaburi menyebutkan dalam kitab Makarimul Akhlak bahwa raja Iskandar Dzul Qarnain ketika hendak menguasai wilayah timur dan barat ia bermusyawarah terlebih dahulu dengan orang-orang bijak, dan ia berkata; Bagaimana aku harus pergi untuk mendapatkan kedudukan dari kerajaan ini, sedangkan dunia ini sangat sedikit lagi fana, dan kerajaan dunia adalah hina, ini berarti bukan termasuk cita-cita luhur? Orang-orang bijak menjawab; Pergilah, agar tuan mendapatkan kerajaan dunia dan akherat. Raja Iskandar Dzul Qarnain menjawab; Inilah yang terbaik.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن الله يحب معالى الأمور ويكره سفسافها.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Sesungguhnya Allah mencintai setiap perkara yang luhur dan membenci setiap perkara yang hina”.

وقيل :
Seorang penya’ir berkata;

فَلَا تَعْجَلْ بِأَمْرِكَ وَاسْتَدِمْهُ # فَمَا صَلَّى عَصَاكَ كَمُسْتَدِيْمِ

Jangan tergesa-gesa dalam menangani urusanmu, tapi bertahanlah # karena tiada yang dapat meluruskan tongkatmu selain seperti orang yang tahan terhadap panas api

قيل: قال أبو حنيفة لأبى يوسف رحمهما الله تعالى: كنت بليدا أخرجتك المواظبة فى الدرس، وإياك والكسل فإنه شؤم وآفة عظيمة.

Dikatakan; Abu Hanifah berkata kepada Abu Yusuf rahimahumallahu Ta’ala; Kamu memang dungu, tapi tekun dalam belajar dapat mengeluarkanmu dari kedunguan, dan jauhilah bermalas-malasan, karena sesungguhnya ia merupakan keburukan dan petaka yang sangat besar.

قال الشيخ أبو نصر الصفار الأنصارى:

Asy-Syaikh Abu Nashr Ash-Shaffar Al-Anshariy berkata;

يَا نَفْسُ يَا نَفْسُ لَا تَرْخِى عَنِ الْعَمَلِ # فِى الْبِرِّ وَالْعَدِلْ وَالْإِحْسَانِ فِى مَهَلِ

وَكُلُّ ذِى عَمَلٍ فِى الْخَيْرِ مُغْتَبِطٌ # وَفِى بَلَاءٍ وَشُؤْمٍ كُلُّ ذِى كَسَلِ

Oh jiwaku. Oh jiwaku. Janganlah kamu menunda-nunda dari ber’amal # baik, adil dan berbuat kebajikan dengan perlahan-lahan
Setiap orang yang ber’amal baik senantiasa berada dalam kebaikan # dan orang yang bermalas-malasan senantiasa berada dalam bencana dan kemalangan

قال (المصنف): وقد اتفق لى فى هذا المعنى شعر:

Seorang penulis kitab berkata; Ada sya’ir gubahanku yang sema’na dengan sya’ir ini;

دَعِى نَفْسِى التَّكَاسُلَ وَالتَّوَانِى # وَإِلَّا فَاثْبُتِى فِى ذِى الْهَوَانِ

فَلَمْ أَرَ لِلْكُسَالَى الْحَظُّ يُعْطَى # سِوَى نَدَمٍ وَحِرْمَانِ الْأَمَانِى

Tinggalkanlah wahai jiwaku bermalas-malasan dan menunda-nunda # kalau tidak, menetaplah dalam lembah kehinaan

Belum pernah aku melihat seorang pemalas di beri imbalan # selain menyesal dan terhalang dari mendapatkan apa yang diharapkan

(وقيل):
Dikatakan;

كَمْ مِنْ حَيَاءٍ وَكَمْ عَجْزٍ وَكَمْ نَدَمٍ # جَمٍّ تَوَلَّدَ لِلْإِنْسَانِ مِنْ كَسَلِ

إِيَّاكَ عَنْ كَسْلٍ فِى الْبَحْثِ عَنْ شُبَهٍ # مَا قَدْ عَلِمْتَ وَمَا قَدْ شَكَّ مِنْ كَسَلٍ

Berapa banyak rasa malu, sial dan menyesal # kebanyakan itu timbul pada diri manusia dari sifat malas
Berhati-hatilah dari sifat malas dalam membahas sesuatu yang belum jelas # apa yang kamu ketahui dan apa yang kamu ragukan itu timbul dari sifat malas

وقد قيل : الكسل من قلة التأمل فى مناقب العلم وفضائله،

Dikatakan;  Sifat malas itu timbul karena kurangnya menghayati kemulyaan dan keutamaan ilmu.


Berusaha Sekuat Tenaga

فينبغى أن يتعب نفسه على التحصيل والجد والمواظبة بالتأمل فى فضائل العلم، فإن العلم يبقى والمال يفنى، كما قال أمير المؤمنين على بن أبى طالب كرم الله وجهه:

Para pelajar hendaknya mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mendapatkan ilmu, bersungguh-sungguh dan terus-menerus menghayati keutamaan ilmu, karena ilmu itu kekal, sedangkan harta akan sirna, sebagaimana yang dikatakan Amirul Mu’minin ‘Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah;

رَضِيْنَا قِسْمَةَ الْجَبَّارِ فِيْنَا # لَنَا عِلْمٌ وَلِلْأَعْدَاءِ مَالُ

فَإِنَّ الْمَالَ يَفْنَى عَنْ قَرِيْبِ # وَإِنَّ الْعِلْمَ يَبْقَى لَا يَزَالُ

Kami rela terhadap pembagian Allah Maha Perkasa kepada kami # kami mendapatkan ilmu dan musuh-musuh kami mendapatkan harta

Karena harta akan sirna dalam waktu dekat # sedangkan ilmu abadi tidak akan musnah

والعلم النافع يحصل به حسن الذكر ويبقى ذلك بعد وفاته فإنه حياة أبدية.

Dengan ilmu nafi’, seseorang akan senantiasa dikenang, dan kenangan itu akan terus berlangsung setelah mati, seakan-akan ia hidup selama-lamanya.

وأنشدنا الشيخ الأجل ظهير الدين مفتى الأئمة الحسن بن على المعروف بالمرغينانى شعرا:

Asy-Syaikh Al-Ajall Dzahiruddin Mufti para imam AlHasan bin ‘Ali yang dikenal dengan sebutan Al-Marghinaniy membawakan syi’ir untuk kami;

اَلْجَاهِلُوْنَ فَمَوْتَى قَبْلَ مَوْتِهِمُ # وَالْعَالِمُوْنَ وَإِنْ مَاتُوا فَأَحْيَاءُ

Orang-orang bodoh adalah mati sebelum mati # dan orang-orang alim tetap hidup walaupun sudah mati

وأنشدنا الشيخ الإسلام الأجل برهان الدين:

Asy-Syaikh Al-Islam Al-Ajall Burhanuddin membacakan sya’ir kepada kami;

وَفِى الْجَهْلِ قَبْلَ الْمَوْتِ مَوْتٌ لِأَهْلِهِ # فَأَجْسَامُهُمْ قَبْلَ الْقُبُوْرِ قُبُوْرُ

وَإِنِ امْرُؤٌ لَمْ يَحْيَى بِالْعِلْمِ مَيِّتٌ # فَلَيْسَ لَهُ حِيْنَ النُّشُوْرِ نُشُوْرُ

Kebodohan adalah kematian bagi orang bodoh sebelum ia mati # dan jasad mereka telah terkubur sebelum di kubur

Dan sesungguhnya seseorang yang hidup dengan tanpa ilmu adalah sama dengan mayat # ia tidak akan sadar dari kelalaian pada waktu bangkit dari kubur yaitu jasadnya

(وقال) غيره:
Dan beliau membacakan sya’ir yang lainnya;

أَخُو الْعِلْمِ حَيٌّ خَالِدٌ بَعْدَ مَوْتِهِ # وَأَوْصَالُهُ تَحْتَ التُّرَابِ رَمِيْمُ

وَذُو الْجَهْلِ مَيِّتٌ وَهُوَ يَمْشِى عَلَى الثَّرَى # يُظَنُّ مِنَ الْأَحْيَاءِ وَهُوَعَدِيْمُ

Orang yang mempunyai ilmu hidup kekal setelah matinya # sedang anggota tubuhnya hancur berada dibawah tanah

Dan orang bodoh adalah mayat yang berjalan diatas bumi # ia dikira masih hidup padahal telah tiada

وأنشدنا شيخ الإسلام برهان الدين رحمه الله تعالى (شعرا):

Dan Syaikhul Islam Burhanuddin membacakan Sya’ir kepada kami;

إِذِ الْعِلْمُ أَعْلَى رُتْبَةٍ فِى الْمَرَاتِبِ # وَمِنْ دُوْنِهِ عِزُّ الْعُلَى فِى الْمَوَاكِبِ

Katakan bahwa ilmu itu kedudukannya lebih tinggi di antara semua kedudukan # dan selain ilmu tinggi kedudukannya berada dalam suatu golongan

فَذُو الْعِلْمِ يَبْقَى عِزُّهُ مُتَضَاعِفَا # وَذُو الْجَهْلِ بَعْدَ الْمَوْتِ تَحْتَ التِّيَارَبِ

Orang yang berilmu keagungannya abadi dengan berlipat ganda # dan orang bodoh setelah mati menjadi debu dibawah debu

فَهَيْهَاتَ لَا يَرْجُو مَدَاهُ مَنِ ارْتَقَى # رُقِىَّ وَلِيِّ الْمُلْكِ وَالِى الْكَتَائِبِ

Mustahil orang yang mendaki tinggi tidak ingin mencapai puncak kemuliaan ilmu # bagaikan naik tingginya penguasa kerajaan yang memerintahkan bala tentara

سَأُمْلِى عَلَيْكُمْ بَعْضَ مَا فِيْهِ فَاسْمَعُوا # فَفِيّ حَصْرٌ عَنْ ذِكْرِ كُلِّ الْمَنَاقِبِ

Aku akan mendiktekan kepadamu sebagian tentang kemuliaan ilmu, maka dengarkanlah # namun secara ringkas, aku tidak akan menyebutkan tiap-tiap kemuliaan ilmu karena terlalu banyak

هُوَ النُّوْرُ كُلُّ النُّوْرِ يَهْدِى عَنِ الْعَمَى # وَذُو الْجَهْلِ مَرَّ الدَّهْرِ بَيْنَ الْغَيَاهِبِ

Ilmu adalah cahaya segala cahaya yang menyelamatkan dari butanya kebodohan # dan orang bodoh dari masa ke masa berada dalam kegelapan yang tiada tara

هُوَ الذِّرْوَةُ الشّمَاءُ تَحْمِى مَنِ الْتَجَا # إِلَيْهَا وَيُمْشِى آمِنًا فِى النَّوَائِبِ

Ilmu laksana gunung menjulang tinggi, ia akan melindungi orang yang mengungsi # kesana sehingga selamat dari malapetaka

بِهِ يِنْجُوْ وَالنَّاسُ فِى غَفَلَاتِهِمْ # بِهِ يَرْتَجِى وَالرُّوْحُ بَيْنَ التَّرَائِبِ

Dengan ilmu seseorang akan selamat di saat mereka berada dalam kelalaian # dengan ilmu seseorang berharap selamat di saat ruh berada diantara tulang dada

بِهِ يَشْفَعُ الْإِنْسَانُ مَنْ رَاحَ عَاصِيًا # إِلَى دَرَكِ النِّيْرَانِ شَرِّ الْعَوَاقِبِ

Dengan ilmu seseorang dapat menolong orang durhaka yang di giring # menuju jurang neraka seburuk-buruk tempat kembali

فَمَنْ رَامَهُ رَامَ الْمَآرِبَ كُلَّهَا # وَمَنْ حَازَهُ قَدْ حَازَ كُلَّ الْمَطَالِبِ

Maka barangsiapa mencari ilmu, berarti ia mencari segala-galanya # dan barang siapa mendapatkan ilmu, sungguh ia telah mendapatkan semua yang di cari

هُوَ الْمَنْصَبُ الْعَالِى يَا صَاحِبَ الْحِجَا # إِذَا نِلْتَهُ هَوِّنْ بِفَوْتِ الْمَنَاصِبِ

Ilmu adalah kedudukan yang paling tinggi wahai orang-orang yang berakal # jika kamu telah mendapatkannya, maka tenanglah bila kedudukan yang lain terlepas

فَإِنْ فَاتَكَ الدُّنْيَا وَطِيْبُ نَعِيْمِهَا # فَغَمِّضْ فَإِنَّ الْعِلْمَ خَيْرُ الْمَوَاهِبِ

Maka jika dunia beserta kenikmatannya terlepas darimu # pejamkan matamu karena sesungguhnya ilmu adalah sebaik-baik pemberian


وأُنشدتُ لبعضهم:
Dan aku dibacakan sya’ir gubahan sebagian para ulama’;

إِذَا مَا اعْتَزَّ ذُوعِلْمٍ بِعِلْمٍ # فَعِلْمُ الْفِقْهِ أَوْلَى بِاعْتِزَازٍ

فَكَمْ طِيْبٍ يَفُوْحُ وَلَا كَمِسْكِ # وَكَمْ طَيْرٍ يَطِيْرُ وَلَا كَبَازِى

Apabila orang-orang yang berilmu menjadi mulia lantaran ilmu # maka ilmu fiqih lebih pantas menjadikan mulia

Berapa banyak minyak wangi yang harum semerbak, tapi tidak seharum minyak misik # dan berapa banyak burung yang terbang, tapi tidak sehebat burung raja wali

وأنشدت لبعضهم:
Dan aku dibacakan sya’ir gubahan sebagian para ulama’;

اَلْفِقْهُ أَنْفَسَ شَيْئٍ أَنْتَ ذَاخِرَهُ # مَنْ يَدْرُسُ الْعِلْمَ لَمْ تَدْرُسْ مَفَاخِرُهُ

فَاجْهَدْ لِنَفْسِكَ مَا أَصْبَحْتَ تَجْهَلُهُ # فَأَوَّلُ الْعِلْمِ إِقْبَالٌ وَآخِرُهُ

Ilmu fiqih lebih berharga dari segala sesuatu yang seharusnya kamu pelajari # barangsiapa mempelajari ilmu maka ia tidak akan kehilangan keagungannya

Maka bersungguh-sungguhlah dirimu mempelajari apa yang belum kamu ketahui # karena permulaan ilmu adalah kebahagiaan, akhirannya pun juga kebahagiaan

وكفى بلذة العلم والفقه والفهم داعيا وباعثا للعاقل على تحصيل العلم.

Cukuplah kelezatan ilmu terutama ilmu fikih dan kefahaman sebagai perangsang dan pembangkit bagi orang yang berakal untuk mendapatkan ilmu


Penyebab Rasa Malas.

وقد يتولد الكسل من كثرة البلغم والرطوبات،

Terkadang rasa malas itu timbul akibat banyaknya dahak dan cairan dalam tubuh lantaran banyak makan.

وطريق تقليله، تقليل الطعام.
قيل: اتفق سبعون نبيا على أن كثرة النسيان من كثرة البلغم، وكثرة البلغم من كثرة شرب الماء، وكثرة شرب الماء من كثرة الأكل،

Adapun cara mengurangi dahak yaitu mengurangi makan.
Dikatakan; Tujuh puluh orang Nabi sepakat bahwa sering lupa itu akibat dari banyaknya dahak, dan banyaknya dahak akibat dari banyak minum, dan banyak minum akibat dari banyak makan.

والخبز اليابس يقطع البلغم، وكذا أكل الزبيب على الريق، ولا يكثر منه، حتى لايحتاج إلى شرب الماء فيزيد البلغم.

Makan roti kering dapat menghilangkan dahak, begitu pula makan anggur kering. Namun jangan terlalu banyak (makan anggur kering) agar tidak haus, karena akibatnya justru akan menambah dahak.

والسواك يقلل البلغم، ويزيد الحفظ والفصاحة، فإنه سنة سنية، يزيد فى ثواب الصلاة، وقراءة القرآن،

Bersiwak juga dapat mengurangi dahak, di samping dapat menguatkan hafalan dan kefasihan. Sesungguhnya bersiwak merupakan kesunnatan yang luhur yang dapat menambah pahala shalat dan bacaan al-Qur’an.

وكذلك القيء يقلل البلغم والرطوبات

Demikian pula, muntah juga dapat mengurangi dahak dan cairan dalam tubuh.


Cara Mengurangi Makan

وطريق تقليل الأكل التأمل فى منافع قلة الأكل وهى: الصحة والعفة والإيثار. وقيل فيه شعر:

Adapun cara mengurangi makan yaitu dengan cara menghayati mamfa’atnya makan sedikit. yaitu menyehatkan, menjauhkan diri dari perkara syub_hat dan lebih mementingkan orang lain.
Hal itu disebutkan dalam sya’ir;

فَعَارٌ ثُمَّ عَارٌ ثُمَّ عَارٌ # شَقَاءُ الْمَرْءِ مِنْ أَجْلِ الطَّعَامِ

Celaka, celaka dan celaka # celakanya seseorang disebabkan oleh makanan

وعن النبى عليه الصلاة والسلم أنه قال: ثلاثة يبغضهم الله تعالى من غير جرم: الأكول والبخيل والمتكبر

Diriwayatkan dari Nabi ‘alaihishshalatu wassalam, beliau bersabda; “Ada tiga golongan orang yang di benci oleh Allah Ta’ala bukan karena ia berdosa; yaitu orang yang banyak makan, orang kikir dan orang sombong”.

وتأمل فى مضار كثرة الأكل وهى: الأمراض وكلالة الطبع،
قيل: البطنة تذهب الفطنة.

Dan dengan cara menghayati bahayanya banyak makan, yaitu timbulnya berbagai macam penyakit dan lemahnya daya fikir.
Dikatakan; Perut kenyang dapat menghilangkan kecerdasan.

حكى عن جالينوس أنه قال: الرمان نفع كله، والسمك ضرر كله، وقليل السمك خير من كثرة الرمان، وفيه إتلاف المال، والأكل فوق الشبع ضرر محض ويستحق به العقاب فى دار الآخرة، والأكول بغيض فى القلوب.

Diriwayatkan dari Jalinus ia berkata; Buah delima semuanya bermanfa’at dan ikan laut semuanya berbahaya, namun sedikit makan ikan laut adalah lebih baik daripada banyak makan delima karena bisa menghabiskan harta. Sedangkan makan terlalu kenyang adalah murni membahayakan dan berhak mendapatkan siksa kelak di akhirat. Dan terlalu banyak makan di benci oleh banyak orang.

وطريق تقلييل الأكل: أن يأكل الأطعمة الدسمة ويقدم فى الأكل الألطف والأشهى، ولايأكل مع الجيعان إلا إذا كان له غرض صحيح فى كثرة الأكل، بأن يتقوى به على الصيام والصلاة والأعمال الشاقة فله ذلك.

Dan termasuk cara mengurangi makan yaitu; Makan makanan berlemak, mendahulukan makan makanan yang lebih lembut dan yang paling mengundang selera, serta jangan makan bersama orang-orang yang sangat lapar kecuali apabila ada tujuan baik, misalnya makan banyak karena agar kuat berpuasa, mengerjakan shalat dan amal-amal berat lainnya, maka demikian itu diperbolehkan.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 4

الا لا تنال العلم الا بستة