Postingan

Menampilkan postingan dari Juli 22, 2018

PENGHARGAAN BERMILAI TINGGI (Minahus Saniyyah) Bag. 11

Gambar
PENGHARGAAN BERMILAI TINGGI Washiyyat ke 11; (وَلَا تَتْرُكْ قِيَامَ اللَّيْلِ) فإنه نور المؤمن يوم القيامة يسعى من بين يديه ومن خلفه، “Janganlah engkau meninggalkan ‘ibadah malam hari” Karena sesungguhnya qiyamullail (‘ibadah malam hari) adalah cahaya orang mu’min kelak pada hari kiyamat yang akan menerangi arah depan dan belakangnya. وفى كلامهم : من طال وقوفه بين يدي الله تعالى فى الظلام ثبت الله تعالى قدميه على الصراط يوم تزلزل الأقدام، Kalam para ‘ulama’ menyatakan; Barangsiapa yang diam lama-lama dihadapan Allah Ta’ala di malam yang gelap, maka Allah Ta’ala akan mengukuhkan kedua kakinya diatas shirat kelak pada hari dimana kaki-kaki banyak terpeleset. وقد روى مسلم فى صحيحه "أفضل الصلاة بعد المكتوبة الصلاة فى جوف الليل" Imam Muslim meriwayatkan di dalam kitab shahihnya; “Shalat yang paling utama setelah shalat maktubah adalah shalat di tengah malam” . وروى البيهقى والنسائى : "يحشر الناس فى صعيد واحد يوم القيامة فينادى مناد ف

PENGHARGAAN BERNILAI TINGGI (Minahus Saniyyah) Bag. 10

Gambar
PENGHARGAAN BERNILAI TINGGI Washiyyat ke 10; (وَ) الزم (الصُّمْتَ) إلا لضرورة شرعية. “Hendaklah engkau senantiasa diam” Kecuali karena darurat secara syar’iy قال صلى الله عليه وسلم "من سره أن يسلم فليلزم الصمت" Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Barangsiapa yang ingin selamat, maka hendaklah ia senantiasa diam” . وكان الأستاذ القشيرى رحمه الله تعالى يقول : "إنما آثر القوم السكوت لما علموا أن الكلام من الآفات ثم لما فيه من حظ النفس وإظهار صفات المدح والميل إلى من يميز عن أشكاله بحسن النطق وغير هذا من آفات الكلام" Al-Ustadz Qusyairy rahimahullahu Ta’ala berkata; “Para ‘Ulama’ lebih memilih diam karena mereka tahu bahwa dalam berbicara terdapat marabahaya, dan karena sesuatu yang ada didalamnya yang berupa bagian dari nafsu, menunjukkan sifat terpuji, dan condong pada orang yang membedakan bentuk pembicaraan dengan kebagusan berbicara dan lain-lainnya”. وكان الشيخ أبو بكر بن عياش رحمه الله تعالى يقول : "كثرة ا

PENGHARGAAN BERNILAI TINGGI (Minahus Saniyyah) Bag. 9

Gambar
PENGHARGAAN BERNILAI TINGGI Washiyyat ke 9 (وَالْزَمْ الْعُزْلَةَ) فإن فيها خيرى الدنيا والآخرة،  “Hendaklah engkau senantiasa mengasingkan diri” Karena di dalam ‘uzlah (mengasingkan diri) terdapat kebaikan dunia dan akhirat. وقد روى الشيخان عن أبى سعيد الخدرى رضي الله تعالى عنه "أن رجلا قال : أى الناس أفضل يا رسول الله؟ قال رجل يجاهد بنفسه وماله فى سبيل الله تعالى، قال ثم من؟ قال رجل يعتزل فى شعب من الشعاب يعبد ربه"، Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Sa’id Al-khudry radliyallahu Ta’ala ‘anhu; “Bahwa seorang laki-laki bertanya; Siapakah orang yang paling utama wahai Rasulallah? Beliau menjawab; “Orang yang berjuang dengan jiwa dan hartanya di jalan Allah Ta’ala”. Kemudian siapa? Tanya laki-laki itu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab; “Seseorang yang menjauh dari keramaian mengasingkan diri di bukit-bukit gunung untuk ‘ibadah kepada Tuhannya”. وكان السرى رحمه الله تعالى يقول : "من أراد أن يسلم له د

PENGHARGAAN BERNILAI TINGGI (Minahus Saniyyah) Bag. 8

Gambar
PENGHARGAAN BERNILAI TINGGI Washiyyat ke 8; (وَجَاهِدْ نَفْسَكَ) اى خواطرها فى الشرع “Tundukkanlah hawa nafsumu” Ya’ni ajakan nafsu menurut syara’ قال الإمام سهل التسترى رحمه الله تعالى : "أسوأ المعاصى حديث النفس ولعل غالب الناس لا يعدون ذلك ذنبا، وإذا اتقى المريد الإصغاء إلى حديث النفس وكان ملازما للذكر اتقد القلب بالذكر، وصار القلب سرا محفوظا وهناك يبعد عنه الشيطان كل البعد، وتبعد عن العبد الخواطر الشيطانية، ولا يصير معه إلا خواطر نفسانية وحينئذ يسعى فى قطعها وإتقانها بميزان العلم" فاعلم ذلك يا أخى Imam Sahl At-Tastari rahimahullahu Ta’ala berkata; “Seburuk-buruk kema’siyatan adalah bisikan hati (yang mengajak pada keburukan), dan boleh jadi umumnya manusia tidak mengira bahwa itu adalah dosa. Apabila seorang murid menghindar dari mendengarkan bisikan hatinya, dan ia senantiasa berdzikir, maka hatinya akan turut berdzikir, dan hatinya menjadi bahagia serta terjaga. Pada saat itulah syaitan akan menjauh dari hatinya sejauh-jauhnya, bisikan syaita

MUKHTASHAR IBN ABI JAMRAH LIL-BUKHARI 151-160

MUKHTASHAR IBN ABI JAMRAH LIL-BUKHARI ۱۵۱ – عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ مَا كَانَ أَمَرَ بِحَرْقِ فُلَانٍ وَفُلَانٍ: إِنَّ النَّارَ لَا يُعَذِّبُ بِهَا إِلَّا اللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى، فَإِنْ وَجَدْتُمُوهُمَا فَاقْتُلُوهُمَا 151 – Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wsallam bersabda setelah memerintahkan untuk membakar fulan dan fulan: “Sesungguhnya tidak boleh menyiksa dengan api kecuali Allah. Maka, apabila kalian menemukan keduanya maka bunuhlah keduanya". ۱۵۲ – عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَامَ الْفَتْحِ ، وَعَلَى رَأْسِهِ الْمِغْفَرُ ، فَلَمَّا نَزَعَهُ جَاءَ رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ ابْنَ خَطَلٍ مُتَعَلِّقٌ بِأَسْتَارِ الْكَعْبَةِ فَقَالَ اقْتُلُوهُ 152 – Dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shall

DAQO’IQUL AKHBAR MENGENAL PENCIPTAAN DARI AWAL HINGGA AKHIR BAG. 26

BAB DUAPULUH ENAM TENTANG BANGKITNYA MAKHLUQ DARI KUBUR Dikatakan apabila makhluq telah dibangkitkan dari kubur, mereka berdiri tegak ditempat bangkit mereka masing-masing selama 40 tahun. Mereka tidak makan, tidak minum, tidak duduk dan tidak berbicara. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya; Wahai Rasulallah! Dengan apakah orang-orang mu’min itu dapat diketahui kelak dihari kiamat? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab; Sesungguhnya kelak dihari kiamat ummatku akan memancarkan sinar terang dari bekas wudlu’nya. Dalam sebuah khabar disebutkan; Apabila hari kiamat telah terjadi, Allah Ta’ala akan membangkitkan makhluk dari kuburnya, lantas datanglah malaikat kekuburan orang-orang mu’min dan mengusap debu dari jasad mereka kecuali tempat sujudnya sehingga bekas sujudnya tidak hilang. Kemudian terdengar seruan; Debu itu bukan debu kuburan mereka melainkan debu pengimaman mereka, maka tinggalkanlah debu itu hingga mereka menyeberangi shirath dan mas