USHFURIYAH 40 HADITS NABAWIY DAN HIKAYAT SHUFI HADITS KE 1

40 HADITS NABAWIY DAN HIKAYAT SHUFI



Judul Asli; Al Mawa’idzul ‘Ushfuriyyah
Karya; Asy Syaikh Muhammad bin Abu Bakar Al Masyhur bi ‘Ushfuriy
Penerjemah; Syamsul ‘Arifin


Muqaddimah;


بسم الله الرحمن الرحيم
اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ، وَالْعَافِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ ، وَلَا عُدْوَان َإِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ مُحَمَّدٍ وَآلِهِ أَجْمَعِيْنَ (وبعد)

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa dan tidak ada permusuhan kecuali terhadap orang-orang yang dzalim. Shalawat beserta salam semoga senantiasa di curahkan atas makhluk-Nya yang terbaik yaitu Nabi Muhammad dan seluruh keluarganya.

Sesungguhnya seorang hamba yang berdosa yaitu Muhammad bin Abu Bakar semoga Allah merahmatinya, setelah sekian lama tenggelam dalam lautan dosa dan ma’shiyat, kemudian dia mencari ridla Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, berperang melawan syaithan agar selamat dari api neraka dan masuk kedalam surga, dan tidak memberikan keleluasaan kepada dirinya di dalam menempuh jalan selamat selain mendapatkan hadits sebaik-baiknya manusia yang memiliki mu’jizat dan tanda bukti yang bersabda; “Barangsiapa yang mengumpulkan sebanyak empat puluh hadits, maka ia berada dalam pengampunan Allah Ta’ala”. Lantas dia mengumpulkan empat puluh hadits dengan sanad yang bersambung kepada Nabi ‘alaihisshalatu wassalam dari para guru yang terpilih dan para imam yang agung, yang masing-masing meriwayatkan dari sebagian shahabat yang berbakti. Dan menambahkan beberapa mau’idzah dan hikayat yang berkaitan yang bersumber dari para ‘ulama’, yang disebutkan dalam khabar (hadits Nabi ‘alaihisshalatu wassalam) dan Atsar (hadits para shahabat).

Mudah-mudahan dia selamat dari murka Raja yang Maha Perkasa dan di akhirat kelak mendapatkan apa yang diharapkan dari Allah yang Maha Bijaksana lagi Maha menyembunyikan kejelekan berkat barakah hadits dan atsar yang dikumpulkannya.

Dan dia mengharapkan do’a orang-orang yang melihat dan memberi mau’idzah dari apa yang telah dikumpulkannya. Semoga Allah Ta’ala menyayangi orang-orang yang mengingatnya, mendo’akannya dan tidak melupakannya.



HADITS PERTAMA


عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمُا  قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ . (الخبر بتمامه)

DARI ‘Abdullah bin ‘Umar radliyallahu Ta’ala ‘anhuma ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Orang-orang yang kasih sayang akan di sayangi oleh Allah yang maha pengasih lagi penyayang, maka kasih sayangilah apa dan siapapun yang ada di muka bumi, niscaya semua yang ada di langit akan menyayangi kalian”. Al Khabar.


HIKAYAT; I


Berkaitan dengan hadits ini ada sebuah hikayah dari sayyidina ‘Umar radliyallahu ‘anhu; Ketika beliau berjalan disuatu gang kota, dia melihat anak-anak kecil sedang memegang dan bermain burung pipit, maka sayyidina ‘Umar merasa kasih sayang pada burung tersebut, lantas membelinya dari anak-anak itu dan melepaskannya.
Setelah sayyidina ‘Umar radliyallahu ‘anhu wafat, kemudian sebagian besar shahabat melihat beliau dalam tidurnya lantas bertanya; Apa yang Allah Ta’ala perbuat terhadapmu? Beliau menjawab; Allah Ta’ala telah mengampuni dan membebaskanku. Mereka bertanya; Sebab apa, apakah sebab kedermawananmu, keadilanmu atau zuhudmu? Beliau menjawab; Ketika kalian telah meletakkanku di dalam kubur dan meninggalkanku seorang diri, datanglah kepadaku dua malaikat yang sangat mengerikan, maka hilanglah ‘akal pikiranku dan sendi-sendiku bergetar karena takut pada keduanya. Kemudian dua malaikat itu memegang dan mendudukkanku karena hendak bertanya kepadaku. Lantas aku mendengar suara tanpa rupa; “Tinggalkanlah hamba-Ku dan janganlah kalian menakut-nakutinya, karena Aku menyayangi dan mengampuninya, sebab di dunia dia menyayangi burung pipit maka di akhirat Aku sayang kepadanya”.


HIKAYAT; II



Hikayah yang lain; Pada zaman Bani Isra’il ada seorang ‘Abid (ahli ‘ibadah) melintasi tumpukan pasir. Ketika itu Bani Isra’il dilanda krisis pangan, maka dia berangan-angan dalam hatinya dan berkata; Seandainya pasir ini menjadi tepung, niscaya aku akan memberi makan orang-orang Bani Isra’il hingga kenyang. Lantas Allah Ta’ala menurunkan wahyu kepada salah seorang Nabi dari Nabi-Nabi mereka; Katakan kepada si fulan; “Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar menetapkan suatu pahala untukmu atas ucapanmu; ‘Seandainya pasir ini menjadi tepung, niscaya aku akan mensedekahkannya’”. Sebab barangsiapa yang menyayangi hamba-hamba Allah, maka Allah Ta’ala akan menyayanginya, dan hamba tersebut ketika menyayangi hamba-hamba Allah dengan ucapannya; ‘Seandainya pasir ini menjadi tepung, niscaya aku akan memberi makan orang-orang Bani Isra’il hingga kenyang’, dia telah mendapatkan pahala seperti halnya bila dia benar-benar bershadakah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 5

Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 4

الا لا تنال العلم الا بستة