DAQO'IQUL AKHBAR MENGENAL PENCIPTAAN DARI AWAL HINGGA AKHIR BAG. 31

BAB TIGAPULUH SATU TENTANG
MELAYANGNYA BUKU CATATAN ‘AMAL

Diriwayatkan dari Abu Dzar radliyallahu ‘anhu ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; Tidaklah seorang mu’min kecuali setiap harinya memiliki lembaran baru. Apabila lembaran itu dilipat sementara didalamnya tidak terdapat istighfar maka lembaran itu menjadi gelap, dan apabila didalamnya terdapat istighfar maka lembaran itu akan bercahaya.

As Syaikh Al Faqih rahimahullahu Ta’ala berkata; Tidaklah seorang hamba didunia kecuali baginya ada dua malaikat yang ditugaskan oleh Allah Ta’ala untuk menjaganya dan mencatat ‘amal-‘amalnya yang baik atau yang jelek, bercanda atau bersungguh-sungguh. Allah Ta’ala berfirman; “Sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu)”.(Qs. Al Infithar 10). Dan disetorkannya, siang hari satu lembar malam hari satu lembar, dan lembaran-lemabaran itu setiap tahunnya pada setiap malam Nishfu Sya’ban dikumpulkan dalam satu kitab. Kemudian kitab-kitab itu dikumpulkan dalam kitab induk pada saat sesorang dalam keadaan naza’. Ketika ruhnya keluar, kitab induk itu di setempel, ditutup, dikalungkan kelehernya dan diikut sertakan kedalam kuburnya. Inilah ma’na firman Allah Ta’ala; “Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka.(Qs. Al Isra’ 13). (Dan dikatakan) ; "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu”. (Qs. Al Isra’ 14).

Apabila Allah Ta’ala mengumpulkan semua makhluq dipelataran hari kiamat dan hendak menghisap mereka, maka kitab-kitab mereka beterbangan bagaikan salju, lalu terdengar seruan dari sisi Allah yang maha pengasih; Wahai fulan! Ambillah kitabmu dengan tangan kananmu. Wahai fulan! Ambillah kitabmu dengan tangan kirimu. Wahai fulan! Ambillah kitabmu dari belakang punggungmu. Maka tidak seorangpun yang mampu mengambil kitabnya kecuali dengan apa yang Allah Ta’ala perintahkan.

Kitab para Nabi diberikan dari sebelah kanannya, orang-orang yang celaka dari sebelah kirinya dan prang-orang kafir dari belakang punggungnya. Allah Ta’ala berfirman; “Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata; "Wahai alangkah baiknya sekiranya kitabku (ini) tidak diberikan kepadaku. Dan aku tidak mengetahui hisab apapun terhadap diriku. Wahai sekiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfa’at kepadaku. Telah musnah kekuasaanku daripadaku." (Allah berfirman): "Tangkap dia lalu belenggu tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar. Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin. Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di sini. Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa”.(Qs. Al Haqqah 25-38). Dan Allah Ta’ala berfirman; “Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak: "Celakalah aku." Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir). Sesungguhnya dia menyangka bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya). (Bukan demikian), yang benar, sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya”.(Qs. Al Insyiqaq 10-15).

Sebagaimana halnya dalam menerima kitab, dalam hisabpun manusia terbagi menjadi tiga macam tingkatan; Sebagian dari mereka ada yang dihisab dengan mudah, mereka adalah orang-orang yang bertaqwa. Ada yang dihisab dengan hisab yang sangat berat, mereka adalah orang-orang kafir. Dan ada yang dihisab lalu Allah Ta’ala memberi pengukuhan atas dosa-dosanya. kemudian menjadi orang yang selamat, mereka adalah orang-orang yang berbuat ma’shiyat.

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; Tidaklah bergeser dua kaki seorang hamba dari hadapan Allah Ta’ala di hari kiamat hingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang ’ilmunya untuk apa ia ‘amalkan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan serta untuk apa ia belanjakan, dan tentang badannya untuk apa ia pergunakan. Dan seorang hamba ditanya tentang isi kitabnya dari awal hingga akhir, Allah Ta’ala bertanya; Wahai hamba-Ku! Apakah itu semua adalah ‘amal perbuatanmu? atau, Apakah malaikat-Ku menambahkan sesuatu untukmu dalam kitabmu? Ia menjawab; Tidak wahai Tuhanku! Akan tetapi semua itu adalah ‘amal perbutanku. Lantas Allah Ta’ala berfirman; Sesungguhnya Aku telah menyembunyikannya untukmu ketika di dunia dan pada hari ini Aku telah mengampunimu. Demikianlah keadaan orang yang hisabnya diberi pengukuhan atas dosa-dosanya, lalu orang mukmin itu diberi catatan amal baiknya dan menjadi orang yang selamat berkat fadlol-Nya Allah Ta’ala. Sementara orang-orang kafir dan munafik akan di panggil dengan suara yang keras di hadapan semua makhluk; “Mereka inilah orang-orang yang telah mendustakan Allah Azza Wa Jalla”. Dan orang-orang yang dihisab dengan hisab yang mudah adalah golongan orang-orang yang termasuk dalam firman Allah Ta’ala; “Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah”.(Qs. Al Insyiqaq 7-8).

Dikatakan; Perumpamaan pemerikasaan Allah Ta’ala terhadap orang-orang mu’min seperti sikap Nabi Yusuf ‘alaihissalam terhadap saudara-saudaranya dimana Nabi Yusuf ‘alaihissalam berkata kepada mereka; “Dia (Yusuf) berkata; "Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kalian”,(Qs. Yusuf 92). Demikian pula Allah Ta’ala berfirman; "Wahai hamba-hamba-Ku, tiada kehawatiran atas diri kalian pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati”.(Qs. Az Zukhruf 68). Nabi Yusuf ‘alaihissalam berkata; “Yusuf berkata; "Apakah kamu mengetahui (kejelekan) apa yang telah kamu lakukan terhadap Yusuf?”.(Qs. Yusuf 89).  Demikian pula Allah Ta’ala berfirman kepada hamba-hambanya; Apakah kalian mengetahui apa yang kalian lakukan ketika melanggar perintah-Ku? Apakah kalian ingat terhadap apa yang telah kalian lakukan?.

Dalam sebuah khabar disebutkan; Ketika Allah Ta’ala berkehendak untuk menghisab para makhluq, terdengarlah seruan dari sisi Ar Rahman; Dimanakah Nabi dari bani Hasyim? Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam datang menghadap Tuhannya lalu memuja dan memuji-Nya, maka para makhluq heran kepada beliau, dan beliau memohon kepada Tuhannya agar tidak membuka kejelekan-kejelekan ummatnya. Kemudia Allah Ta’ala berfirman; Perlihatkanlah ummatmu wahai Muhammad! Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memperlihatkannya, maka tiap-tiap orang bangkit diatas kuburnya. Lalu Allah Ta’ala menghisabnya dengan hisab yang mudah, tidak memurkainya, menjadikan kejelekannya berada didalam buku catatan ‘amalnya, memberinya mahkota yang terbuat dari emas yang dihiasi dengan intan dan mutiara, memberinya 70 pakaian, tiga gelang; dari emas, perak dan permata. Lantas ia kembali kepada saudara-saudaranya yang beriman, namun mereka tidak lagi mengenalinya karena ketampanan dan kesempurnaannya. Sementara ditangan kanannya ia memegang buku catatan ‘amal kebaikannya dan catatan bebas dari neraka serta menjadi penghuni surga selam-lamanya. Lantas ia berkata kepada mereka; Apakah kalian mengenaliku? Aku adalah fulan bin fulan, Allah Ta’ala benar-benar telah memuliakanku, membebaskanku dari neraka dan mengabadikanku didalam surga. Itulah ma’na firman Allah Ta’ala; “Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira”.(Qs. Al Insyiqaq 7-9), “Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata; "Wahai alangkah baiknya sekiranya kitabku (ini) tidak diberikan kepadaku”.(Qs. Al Haqqah 25) “dan Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak: "Celakalah aku”. Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)”.(Qs. Al Insyiqaq 10-12).

Kitab orang-orang yang diberikan dari sebelah kirinya, semua catatan ‘amal baiknya berada dalam kitabnya dan ‘amal jeleknya berada diluar kitabnya. Dan orang-orang kafir selama-lamanya akan berada dalam neraka sekalipun mereka mengerjakan kebajikan, karena kabajikan yang dilakukannya tidaklah berpahala.

Adapun jasad orang-orang kafir kelak akan menjadi seperti gunung Uhud dan gunung Abi Qubais yaitu dua gunung yang berada di Makkah, kepalanya memakai mahkota dari api neraka, pakaiannya dari cor-coran tembaga, pada lehernya terdapat bara api yang menyala-nyala, tangannya dibelenggu kelehernya, wajahnya hitam legam dan matanya terbalik, lantas mereka kembali kepada saudaranya yang sama-sama kafir. Ketika melihatnya, mereka terkejut dan berlari darinya dan mereka tidak mengenalinya lagi hingga ia berkata; “Aku adalah fulan bin fulan”. Lalu malaikat menyeret mereka diatas wajahnya ke neraka. Mereka itulah orang-orang kafir yang kitabnya diberikan dari sebelah kirinya dan bukanlah mereka mengambil kitabnya dengan tangan kanannya, tapi mereka mengambilnya dengan tangan kirinya dari arah belakang punggungnya. Sebagaimana diriwayatkan dari Nabi ‘alaihisshalatu wassalam; Apabila orang kafir hendak dihisab, namanya dipanggil, maka malaikat ‘adzab maju lantas membelah dada orang itu dan menarik tangan kirinya dari belakang punggungnya berada diantara kedua pundaknya kemudian kitab catatan ‘amalnya diberikan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

الا لا تنال العلم الا بستة

Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 5

Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 4