DAQO'IQUL AKHBAR MENGENAL PENCIPTAAN DARI AWAL HINGGA AKHIR BAG. 44

BAB EMPATPULUH EMPAT TENTANG
PINTU SURGA

Ibn ‘Abbas radliyallahu ‘anhuma berkata; Surga memiliki delapan pintu yang terdiri dari emas dan di ukir dengan permata. Pada pintu pertama ditulis; LAA ILAAHA ILLALLAAH MUHAMMADURRASUULULLAAH, itu adalah pintu para Nabi, Rasul, Syuhada’ dan dermawan. Pintu kedua adalah pintu orang-orang yang mengerjakan shalat  yang menyempurnakan wadlu’ dan rukun-rukunnya. Pintu ketiga adalah pintu orang-orang yang menunuikan zakat dengan senang hati. Pintu ke empat adalah pintu orang-orang yang menyuruh pada perbuatan baik dan melarang dari perbuatan munkar. Pintu ke lima adalah pintu orang-orang yang menahan dan mencegah hawa nafsunya dari hal-hal disenangi. Pintu ke enam adalah pintu orang-orang yang mengerjakan haji dan ‘umrah. Pintu ke tujuh adalah pintu orang-orang yang berjihad dijalan Allah Ta’ala. Pintu ke delapan adalah pintu orang-orang yang bertaqwa yang menahan pandangannya dari hal-hal yang diharamkan dan mengerjakan kebajikan seperti berbakti kepada kedua orang tua, menyambung tali persaudaraan dan lain sebagainya.

Surga ada delapan;
  1. Darul Jalal, tebuat dari lu’lu’ (intan putih).
  2. Darussalam, terbuat dari yaqut (batu mulia) merah.
  3. Ma’wa, terbuat dari zabarjad (batu mulia) hijau.
  4. Khuld, terbuat dari marjan (batu mutiara) merah dan kuning.
  5. Na’im, terbuat dari emas putih.
  6. Firdaus, terbuat dari emas merah.
  7. ‘Adn, terbuat dari intan putih.
  8. Darul Qarar, terbuat dari emas merah.
  9. Surga Darul Qarar adalah surga yang lebih tinggi diatas surga-surga yang lain. Surga Darul Qarar memiliki dua daun pintu, yang satu terbuat dari emas dan yang satu lagi dari perak dan lebar masing-masing daun pintu seperti lebarnya langit dan bumi.


Adapun bangunan surga, dibangun dari bata yang terbuat dari emas dan perak, plasternya dari misik, debunya dari ‘anbar, rumputnya dari za’faran, istananya dari intan, kamarnya dari bermacam-macam yaqut dan pintunya dari permata.

Didalam surga terdapat beberapa telaga (sungai);
  • Talaga Rahmat, yaitu telaga yang airnya mengalir ke semua surga. Kerikilnya dari intan dan airnya lebih putih dari salju dan lebih manis dari madu.
  • Telaga Kautsar, yaitu telaga nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Pepohonannya dari intan dan yaqut.
  • Telaga kafur (kapur barus).
  • Telaga Tasnim.
  • Telaga Salsabil.
  • Telaga Rahiq Al Makhtum dan masih banyak lagi telaga yang tidak terhitung jumlahnya.


Dalam sebuah khabar disebutkan dari Nabi ‘alaihisshalatu wassalam, beliau bersabda; Ketika malam aku di isra’kan, semua surga di perlihatkan kepadaku, didalamnya aku melihat empat sungai (sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah Ta’ala);
Dalamnya ada;
  • Sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya.
  • Sungai-sungai dari air susu yang tidak beubah rasanya.
  • Sungai-sungai dari khamr yang lezat rasanya bagi peminumnya.
  • Sungai-sungai dari madu yang disaring.(Qs. Muhammad 15).


Aku bertanya; Wahai Jibril! dari manakah datangnya air sungai ini dan kemanakah ia mengalir? Malaikat Jibril ‘alaihissalam menjawab; Air itu mengalir ke telaga Kautsar, namun dari mana datangnya aku tidak tau, bertanyalah kepada Allah Ta’ala agar Dia memberi tahu atau memperlihatkan kepadamu. Kemudian Nabi ‘alaihisshalatu wassalam berdo’a kepada Allah Ta’ala, lantas datanglah seorang malaikat dengan menyampaikan salam kepada Nabi ‘alaihisshalatu wassalam dan berkata; Wahai Muhammad, pejamkanlah kedua matamu! Lalu aku memejamkan kedua mataku. Lantas malaikat itu berkata; Bukalah matamu! Tiba-tiba aku berada dibawah sebuah pohon dan aku melihat qubah dari intan putih, qubah itu memiliki pintu yang terbuat dari yaqut hijau dan gemboknya dari emas merah. Sekiranya seluruh jin dan manusia berada dalam qubah itu, niscaya mereka semua hanya bagaikan seekor burung yang duduk diatas gunung, dan aku melihat dari bawah qubah itu air mengalir ke empat telaga tersebut. Ketika aku hendak kembali, malaikat itu berkata; Kenapa engkau tidak masuk kedalam qubah itu? Aku berkata; Bagaimana mungkin aku dapat masuk kedalamnya, sedangkan pintunya digembok. Malaikat berkata; Buka saja gemboknya. Aku berkata; Dengan apa aku harus membukanya? Malaikat berkata; Kuncinya ada ditanganmu. Aku berkata; Apa itu? Malaikat berkata; Bismillaahirrahmaanirrahiim. Ketika aku mendekatinya, aku membaca Bismillaahirrahmaanirrahiim, lantas gembok qubah itu terbuka, maka aku langsung masuk kedalamnya. Ternyata disana aku melihat empat telaga tersebut airnya mengalir dari empat pojok qubah. Ketika aku hendak keluar dari qubah itu, malaikat tersebut berkata kepadaku; Apakah engkau telah melihat dan mengetahuinya? Aku menjawab; “Ya”. Malaikat itu berkata; Lihatlah untuk kedua kalinya. Ternyata setelah aku melihatnya kembali, diatas setiap pojok qubah itu tertulis; Bismillaahirrahmaanirrahiim. Dan aku melihat telaga air, airnya mengalir dari mim nya lafadz “Bismi”, telaga susu mengalir dari ha’ nya lafadz “Allah”, telaga khamr mengalir dari mim nya lafadz “Ar Rahman” dan telaga madu mengalir dari mim nya lafadz “Ar Rahim”. Kini aku mengerti bahwa air empat telaga tersebut mengalir dari bacaan Basmalah. Lantas Allah Ta’ala berfirman; Wahai Muhammad! Barangsiapa dari ummatmu mengingat-Ku dengan menyebut nama-nama ini (Bismillaahirrahmaanirrahiim), Nabi ‘alaihisshalatu wassalam melanjutkan; Dengan hati yang murni, maka Aku akan memberinya minum dari empat telaga ini. sesungguhnya Allah Ta’ala memberi minum pemghuni surga pada hari sabtu dari air surga, hari ‘ahad dari madu surga, hari senin dari susu surga, hari selasa dari khamr surga. Ketika meminumnya, mereka mabuk, lalu terbang selama seribu tahun hingga sampai pada gunung ‘adzim yang terbuat dari misk adzfar murni. Dari bawah gunung itu mengalir air telaga Salsabil (Qs. Al Insan 18), lantas mereka meminumnya dan itu tepat pada hari rabu. Kemudian terbang kembali selama seribu tahun hingga sampai pada  istana Munif yang didalamnya terdapat beberapa tahta yang tinggi dan beberapa kendi yang diletakkan didekatnya (Qs. Al Ghatsiyah 13-14). Lantas masing-masing dari mereka duduk diatas tahta tersebut lalu turunlah kepada mereka minuman Zanjabil (Qs. Al Insan 17) dan mereka meminumnya. Itu terjadi pada hari kamis. Kemudian mendung putih menghujani mereka dengan intan dan para bidadari mengalungkannya. Lantas mereka terbang lagi selama seribu tahun hingga tiba di Maq’adi Shidqin (tempat yang disenangi, yaitu tempat yang penuh dengan kebahagiaan, yang bersih dari hiruk pikuk dan perbuatan-perbuatan dosa) (Qs. Al Qamar 55), pada hari Jum’at, lalu mereka duduk dihadapan hidangan Khuld dan turunlah kepada mereka minuman Rahiqin Makhtum (khamr murni) yang di lak dengan kasturi (Qs. Al Muthaffifin 25-26), lantas mereka membuka lak nya dan meminumnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; Mereka adalah orang-orang yang mengerjakan ‘amal-‘amal shalih dan meninggalkan perbuatan-perbuatan ma’shiyat.


FASHAL TENTANG
PEPOHONAN SURGA

Ka’b radliyallahu ‘anhu berkata; Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang pepohonan surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab; Pepohonan surga itu dahannya tidak pernah kering, daunnya tidak pernah gugur dan buahnya tidak pernah habis. Pepohonan surga yang paling besar adalah pohon “Thuba”, pangkalnya dari intan, batangnya dari yaqut, dahannya dari zabarjad dan daunnya dari sutera. Pohon itu memiliki seribu cabang, cabang-cabangnya yang paling atas menyambung dengan tiang ‘Arsy dan yang paling bawah berada di langit dunia. Didalam surga tidak ada kamar, qubah dan pepohonan kecuali disana ada dahan yang menaunginya dan memiliki bermacam-macam buah yang mengundang selera. Perbandingannya adalah matahari. Matahari berada dilangit namun sinarnya sampai keseluruh penjuru.

Sayyidina ‘Aliy radliyallahu ‘anhu berkata; Aku meyakini beberapa khabar bahwa pepohonan surga tercipta dari emas. Sebagian dedaunannya dari perak dan sebagian lagi dari emas. Jika batangnya tercipta dari emas maka cabangnya dari perak, dan jika batangnya dari perak maka cabanganya dari emas. Pepohonan dunia batangnya berada dibumi dan cabangnya ke udara, karena dunia adalah tempat kebinasaan. Pepohonan surga tidaklah demikian, tapi batangnya berada di atas dan cabanganya berada dibawah sebagaimana firman Allah Ta’ala; “Buah-buahannya dekat, (kepada mereka dikatakan); Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu”. (Qs. Al Haaqqah 23-24). Debu surga dari misk, ‘anbar dan kafur, sungainya dari susu, madu, khamr dan air yang jernih. Apabila angin bertiup, sebagian daun memukul daun yang lain lalu mengeluarkan suara yang sangat merdu tiada tara.

Dari Sayyidina ‘Aliy radliyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; Sesungguhnya didalam surga ada pohon yang bagian atasnya mengeluarkan pakaian dan bagian bawahnya mengeluarkan kuda yang memiliki sayap, pelana, kendali, dihiasi dengan intan dan yaqut, dan tidak pernah buang air besar maupun kecil. Kemudia para wali Allah Ta’ala menaikinya dan terbang kesurga. Lantas orang-orang yang melihatnya dari bawah berkata; Wahai Tuhan kami! Dengan apakah hamba-hambamu itu memperoleh karomah seperti ini? Allah Ta’ala menjawab; Mereka adalah orang-orang yang mengerjakan shalat sementara kalian tidur nyenyak, mereka berpuasa sedangkan kalian makan enak, mereka berjihad sedangkan kalian dudu-duduk dengan isteri kalian dan mereka membelanjakan hartanya dijalan-Ku, sedangkan kalian pelit.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu; Bahwa sesungguhnya didalam surga ada sebuah pohon yang apabila orang yang berkendara berjalan dibawah naungannya selama seratus tahun, maka tidak akan dapat menembusnya. Sabagaimana firman Allah Ta’ala; “Dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya”.(Qs. Al Waqi’ah 30-33).

Perbandingannya di dunia adalah waktu sebelum terbit dan setelah terbenamnya matahari sampai awan merah hilang dan gelapnya menyelimuti dunia, seperti itulah perumpamaan naungan yang terbentang luas. Allah Ta’ala berfirman; “Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang”,(Qs. Al Furqan 45). Ya’ni sebelum terbit dan setelah terbenamnya matahari sampai gelap malam.

Diriwayat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallan, beliau bersabda; Maukah kalian aku beri tahu tentang suatu sa’at yang menyerupai sa’at-sa’at disurga? Yaitu sa’at  sebelum terbit matahari, bayang-bayangnya memanjang, rahmatnya meluas dan barakahnya banyak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

الا لا تنال العلم الا بستة

Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 5

Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 4