DAQO'IQUL AKHBAR MENGENAL PENCIPTAAN DARI AWAL HINGGA AKHIR BAG. 45

BAB EMPATPULUH LIMA TENTANG
BIDADARI

Dalam sebuah khabar diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda; Allah Ta’ala menciptakan wajah bidadari terdiri dari empat macam warna; Putih, hijau, kuning dan merah. Tubuhnya dari za’faran, misk, ‘anbar dan kafur. Rambutnya dari sutera. Dari ujung jari-jari kakinya sampai dua lututnya dari za’faran dan wewangian. Dari dua lutut sampai dua susunya dari misk. Dan dua susu sampai lehernya dari ‘anbar dan dari leher sampai kepalanya dari kafur. Sekiranya bidadari itu meludah sekali saja kedunia niscaya akan menjadi misk. Didadanya tertulis nama suaminya dan nama dari beberapa nama-nama Allah Ta’ala. Masing-masing tangan memakai sepuluh gelang dari emas, jari-jarinya memakai sepuluh cincin dan kakinya memakai sepuluh gelang kaki.

Diriwayatkan dari Ibn ‘Abbas radliyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; Sesungguhnya didalam surga ada bidadari bernama ‘Ainaa’. Ia diciptakan dari misk, kafur, ‘anbar dan za’faran. Lumpurnya di olah dengan air hayat (kehidupan). Dan semua bidadari terpana oleh suami-suaminya. Sekiranya ia meludah kelautan niscaya air lautan akan menjadi tawar. Diatas dadanya tertulis nama orang yang suka menjadi seperti diriku, maka berbaktilah kepada Tuhannya.

Dalam sebuah khabar diriwayatkan dari Ibn Mas’ud radliayallahu ‘anhu ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; Ketika Allah Ta’ala menciptakan surga ‘Adn, Dia mengundang malaikat Jibril dan berfirman kepadanya; Pergila ke surga ‘Adn dan lihatlah apa yang telah Aku ciptakan untuk para hamba dan kekasih-Ku. Kemudian malaikat Jibril pergi dan berkeliling dalamnya. Lantas seorang wanita muda dari bidadari menampakkan diri dari salah satu istana yang ada disana dan tersenyum pada malaikat Jibril, lalu surga ‘Adn menjadi terang karena cahaya yang memancar dari giginya. Langsung saja malaikat Jibril bersujud karena mengira bahwa cahaya tersebut adalah cahaya Tuhan Yang Maha Muliya. Kemudian bidadari itu memanggil malaikat Jibril; Yaa Amiinallaah, irfa’ ro’saka! (Wahai malaikat yang dipercaya Allah, angkatlah kepalamu). Lantas malaikat Jibril memandangnya dan berkata; Subhaana Man kholaqoki (Maha Suci Dzat yang menciptakanmu). Bidadari bertanya; Wahai Amiinallaah! Tahukah engkau, untuk siapa aku diciptakan? Malaikat Jibril menjawab; Tidak. Bidadari berkata; Sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakanku untuk orang yang lebih memilih ridla Allah Ta’ala daripada menuruti hawa nafsunya.

Dalam sebuah khabar disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Didalam surga aku melihat  para malaikat sedang membangun sebuah istana, satu bata dari emas dan satu bata lagi dari perak, demikianlah susunan bangunan tersebut seterusnya. Lantas mereka berhenti, maka aku bertanya; “Kenapa kalian berhenti membangun?”. Mereka menjawab; ‘Bahannya telah habis’. Aku bertanya; “Apa bahannya?”. Mereka menjawab; ‘Bahannya adalah berdzikir kepada Allah Ta’ala, kami membangunnya karena pemiliknya berdzikir kapada Allah Ta’ala, maka ketika ia berhenti berdzikir kepada Allah Ta’ala kami berhenti pula membangunnya’”.

Dalam sebuah khabar disebutkan; Tidaklah seorang hamba berpuasa dibulan Ramadlan kecuali Allah Ta’ala akan mengawinkannya dengan bidadari didalam tenda yang terbuat dari intan putih. Itulah ma’na firman Allah Ta’ala; “(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah”.(Qs. Ar Rahman 55). Tiap seorang isteri mempunyai 70 pakaian dan setiap suami mempunyai 70 ranjang dari yaqut merah. Tiap-tiap ranjang miliki 70 kasur, tiap-tiap kasur seorang isteri, tiap-tiap isteri mempunyai seribu pelayan dan tiap-tiap pelayan membawa piring besar dari emas untuk mengantarkan makanan. Bagi suami juga sama, seperti itu pula. Ini semua adalah untuk orang-orang yang berpuasa dibulan Ramadlan selain kebajikan- kebajikan yang dilakukan dibulan Ramadlan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

الا لا تنال العلم الا بستة

Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 5

Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 4