DAQO’IQUL AKHBAR MENGENAL PENCIPTAAN DARI AWAL HINGGA AKHIR BAG. 19


BAB SEMBILANBELAS TENTANG
DATANGNYA RUH KEKUBURAN DAN RUMAH MAYYIT

Nabi ‘alaihisshalatu wassalam bersabda; Apabila ruh telah keluar dari jasad anak Adam dan berlalu selama tiga hari, maka ruh berkata; Wahai Tuhanku! Ijinkanlah aku hingga aku dapat berjalan dan melihat jasad yang dulu aku berada didalamnya. Lantas Allah Ta’ala memberinya ijin. Ruh lalu pergi mendatangi kubur dan melihat jasadnya dari jarak jauh. Ternyata jasadnya mengeluarkan darah dari hidung dan mulutnya, ruh lantas menangis lama sekali dan berkata; Aduhai jasadku yang hina!. Aduhai kekasihku!. Apakah kamu ingat dulu dimasa kamu masih hidup bahwa tempat ini adalah tempat kesedihan, cobaan, kesulitan, kesusahan dan penyasalan?. Ruh lalu pergi. Pada hari kelima ruh berkata; Wahai Tuhanku! Ijinkanlah aku hingga aku dapat melihat jasadku. Lantas Allah Ta’ala memberinya ijin. Ruh lalu pergi mendatangi kubur dan melihat jasadnya dari jarak jauh. Ternyata jasadnya mengeluarkan nanah bercampur darah dari hidung, mulut dan matanya, ruh lantas menangis tersedu-sedu dan berkata; Aduhai jasadku yang hina!. Apakah kamu ingat dulu dimasa kamu masih hidup bahwa tempat ini adalah tempat kesedihan, kesusahan, ulat dan tunggeng?. Kini ulat dan tunggeng telah memakan dagingmu dan merobek-robek kulit dan jasadmu. Ruh lalu pergi. Pada hari ketujuh, ruh berkata; Wahai Tuhanku! Ijinkanlah aku hingga aku dapat melihat jasadku. Lantas Allah Ta’ala memberinya ijin. Ruh lalu pergi mendatangi kubur dan melihat jasadnya dari jarak jauh. Ternyata jasadnya penuh dengan ulat, ruh lantas menangis tersedu-sedu dan berkata; Wahai jasadku!. Apakah kamu ingat dulu dimasa kamu masih hidup. Dimana anak-anakmu, dimana kerabatmu, dimana istrimu, dimana saudaramu, dimana teman-temanmu, dimana rekan-rekanmu dan dimana tetanggamu yang saat ini rela menemanimu menangisi diriku dan dirimu.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu; Apabila orang mu’min meninggal dunia maka ruhnya berputar-putar di sekitar rumahnya selama sebulan, ia menyaksikan hartanya yang telah ia tinggalkan, bagaimana harta itu dibagikan? Atau apakah hutang-hutangnya dibayarinya? Jika telah genap sebulan ia kembali kekuburnya. Setelah itu ia kembali berputar-putar hingga genap satu tahun, ia melihat orang-orang yang mendo’akannya dan orang-orang yang berduka atas kematiannya. Jika telah genap satu tahun ruh lantas diangkat menuju tempat dimana semua ruh berkumpul disana hingga hari kiamat yaitu hari ditiupnya sangkakala. Allah Ta’ala berfirman; “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Al Ruh (malaikat Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan”. (Qs. Al Qadr 4).

Tentang Al Ruh dalam ayat ini ada yang mengatakan; Malaikat-malaikat bersama Al Ruh dan bunga-bunga yang harum baunya.
Ada yang mengatakan; Al Ruh yaitu malaikat yang agung yang turun untuk melayani urusan orang-orang mu’min sebagaimana firman Allah Ta’ala; “Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar”. (Qs. An Naba’ 38).
Ada yang mengatakan; Ma’nanya adalah ruh bani Adam ‘alaihissalam.
Ada yang mengatakan; Al Ruh yaitu ruh Nabi Muhammad ‘alaihisshalatu wassalam dibawah ‘Arsy memohon ijin kapada Allah pada malam yang disebut lailatul qodar untuk turun memberi salam kepada semua orang mu’minin dan mu’minat, maka Nabi lantas pergi menjumpai mereka.
Dan ada yang mengatakan; Al Ruh adalah ruh para kerabat mayyit yang telah meninggal dunia. Mereka berkata; Wahai Tuhan kami! Ijinkanlah kami turun mendatangi kediaman kami hingga kami dapat melihat anak-anak kami dan keluarga kami. Lantas mereka turun pada malam lailatul qodar.

Ibn ‘Abbas  radliyallahu ‘anhuma berkata; Apabila telah tiba hari lebaran, hari bulan ‘asyura, hari jum’at pertama dibulan rajab, malam nishfu sya’ban, lailatul qodar dan malam jum’at maka semua ruh keluar dari kubur dan berdiri didepan pintu rumah mereka seraya berkata; Kasihanilah kami dimalam yang penuh dengan barakah ini dengan menshadaqahkan harta atau sesuap makanan, karena kami membutuhkannya. Jika kalian pelit dan enggan bershadaqah, maka bacalah Al Fatihah untuk kami dimalam yang barakah ini. Adakah salah seorang dari kalian yang kasihan kepada kami? Adakah salah seorang dari kalian yang ingat akan pengembaraan kami? Wahai orang yang menempati rumah kami! Wahai orang yang menikahi istri kami! Wahai orang yang tinggal dalam gedung kami yang luas! Saat ini kami berada dalam kubur kami yang sempit. Wahai orang yang membagi-bagi harta kami! Wahai orang yang menghina anak yatim kami! Adakah salah seorang dari kalian yang ingat akan pengembaraan kami. Buku catatan kami telah ditutup dan buku catatan kalian masih terbuka. Didalam liang lahat mayyit tidak dapat berbuat apa-apa untuk mendapatkan pahala, maka jangan lupakan kami dengan memberikan sedikit kebaikan kalian kepada kami dan mendo’akan kami karena kami sangat membutuhkan bantuan kalian selamanya.

Jika mayyit mendapatkan bantuan pahala shadaqah dan do’a dari mereka ia akan kembali dengan gembira dan bahagia. Namun jika ia tidak mendapatkannya maka ia akan kembali dengan sedih, tidak mendapat suatu apapun dan berputus asa dari mereka.

Dikatakan bahwa ruh berada dipusat berkumpulnya hayawan bukan berada diseluruh badan, akan tetapi berada pada bagian yang tidak dapat ditentukan, dengan bukti ketika seseorang terluka dengan luka yang sangat banyak ia tidak mati, namun ada orang yang terluka hanya dengan satu luka saja ia bisa mati, demikian itu karena luka tersebut tepat mengenai tempatnya ruh.

Ada yang mengatakan bahwa ruh berada di seluruh badan, sebab kematian itu terjadi pada seluruh badan, hal ini berdasarkan Firman Allah Ta’ala; “Katakanlah; ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluq”. (Qs. Yasin 79).

Jika ditanya; Apa perbedaan antara ruh dan Rouwan (bahasa Paris) atau Dzihn (ingatan)? Kami menjawab; Ruh dan Rouwan atau Dzihn adalah satu, tidak ada perbedaan diantara keduanya. Ibaratnya seperti badan dan tangan, ia merupakan satu kesatuan, akan tetapi tangan masih bisa kemana-mana sedangkan badan tidak dapat bergerak sama sekali. Demikian pula dengan Rouwan, ia bisa datang dan pergi namun ia sama sekali tidak dapat bergerak lepas.

Ruh bertempat didalam jasad yang tidak dapat ditentukan posisinya, dan Rouwan bertempat diantara dua alis. Karena itu apabila Ruh hilang maka tanpa ragu lagi orang pasti mati dan apabila Rouwan yang hilang maka manusia akan tertidur. Demikian itu ibarat air yang dimasukkan dalam pinggan dan ditaruh dalam rumah yang terkena sinar matahari dari suatu lobang maka pantulan sinarnya akan berada dilangit-langit rumah dan pinggan tersebut tetap ditempatnya tidak bergerak. Begitu pula dengan Ruh, ia berada dalam badan namun pantulannya berada di ‘Arsy. Pantulan itulah yang disebut Rouwan, ia dapat melihat sesuatu dalam mimpi sedangkan ia berada di alam malakut.

Adapun tempatnya ruh setelah dicabut ada yang mengatakan berada dalam sangkakala malaikat Isrofil. Sangkakala malaikat Isrofil memiliki lobang sebanyak jumlah makhluq yang diciptakan hingga hari kiamat dan disanalah ruh mendapatkan ni’mat atau ‘adzab.

Ada yang mengatakan bahwa ruh orang mu’min berada dalam lambung burung yang berwarna hijau yang berada dalam surga ‘illiyyin, dan ruh orang kafir berada dalam lambung burung yang berwarna hitam yang berada dalam neraka.

Ada yang mengatakan bahwa ruh orang mu’min setelah dicabut akan diangkat kelangit ketujuh oleh malaikat rahmat untuk dimuliakan serta diagungkan, lantas terdengar seruan dari sisi Al Rahman; Catatlah ia dalam surga ‘illiyyin lalu kembalikan ia kebumi. Para malaikat lantas mengembalikan ruh kedalam jasadnya dan dibukakan baginya pintu menuju surga hingga ia dapat melihat tempat tinggalnya didalam sana sampai hari kiamat. Sedangkan ruh orang kafir setelah dicabut akan diangkat oleh malaikat ‘adzab kelangit dunia namun pintu langit dikunci karenanya dan diperintah untuk mengembalikan ruh itu kedalam jasadnya. Setelah dikembalikan lantas dibukakan baginya pintu menuju neraka hingga ia dapat melihat tempat tinggalnya disana sampai hari kiamat. Hal ini berdasarkan sabda Nabi ‘alaihisshalatu wassalam; Sehingga ruh-ruh itu mendengar suara gerak langkah sandal kalian hanya saja mereka tidak dapat berbicara.

Sebagian ahli hikmah ditanya tentang tempat ruh setelah dicabut. Sebagian ahli hikmah berkata; Ruh para Nabi ‘alaihimussalam berada dalam surga ‘Adn dan ruh-ruh itu menenteramkan jasadnya didalam kubur yang senantiasa bersujud kepada Tuhannya.
Ruh para syuhada’ berada ditengah-tengah surga firdaus didalam lambung burung yang berwarna hijau. Ia terbang didalam surga sesuka hatinya lantas kembali kesarangnya yang digantungkan di ‘Arsy.
Ruh wildan (anak-anak muda) muslim berada dalam lambung burung pipit surga.
Ruh wildan (anak-anak muda) musyrik berputar-putar dalam surga, ia tidak memiliki tempat hingga hari kiamat.
Ruh orang mu’min yang mempunyai hutang atau kedzaliman tergantung di awang-awang, tidak disurga juga tidak dilangit hingga hutangnya atau kedzalimannya terbayar.
Ruh orang muslim yang berdosa disiksa dalam kubur beserta dengan jasadnya.
Dan ruh orang kafir dan orang munafiq berada didalam neraka sijjin dalam neraka jahannam dan dinampakkan kepada mereka neraka setiap pagi dan petang.

Ada yang mengatakan bahwa ruh itu berupa jisim (berupa benda atau materi) yang sangat halus. Dengan pernyataan ini tidak boleh berpendapat bahwa Allah Ta’ala memiliki ruh, karena muhal bila Allah itu bertempat seperti halnya jisim.
Ada yang mengatakan bahwa ruh itu berupa shifat. Dan ada lagi yang mengakatan bahwa ruh itu berupa pecahan iklim. Dua pernyataan ini adalah pendapat orang-orang yang inkar terhadap siksa kubur.

Diriwayatkan bahwa orang yahudi datang menemui Nabi ‘alaihisshalatu wassalam dan bertanya tentang ruh, tentang ashhaburraqim (yang mempunyai raqim) ((sebagian ahli tafsir mangartikan Raqim adalah nama anjing dan sebagian yang lain mengartikan batu bersurat)), dan tentang raja Dzulkarnain, maka berkaitan dengan perkara itu turunlah suat Al Kahfi. Tentang ruh turunlah firman Allah Ta’ala; “Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah; Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”. (Qs. Al Isra’ 85).

Tentang Al Ruh dalam ayat ini ada yang berkata bahwa ma’nanya adalah sebagian dari ‘Ilmu Tuhanku dan aku tidak memiliki pengetahuan tentangnya.
Dan ada yang berkata bahwa ruh bukan termasuk makhluq, sebab itu adalah urusan Allah Ta’ala, dan urusan Allah Ta’ala adalah Al Kalam (Firman). Dikatakan bahwa ma’na Al Kalam ialah ruh itu dari Tuhanku dengan adanya kata perintah berupa KUN (jadilah).

Perintah itu ada dua;
Pertama; Perintah Iltizam (wajib menjalankan) seperti perintah menjalankan beberapa ‘ibadah seperti shalat, puasa, hajji dan zakat.
Kedua; Perintah Takwin (mewujudkan) yaitu perintah berupa kata KUN sebagaimana Firman Allah Ta’ala; “Katakanlah; Jadilah kamu sekalian batu atau besi, atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin (hidup) menurut pikiranmu”. (Qs. Al Isra’ 50-51). Dan; “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya; "Jadilah!" maka terjadilah ia”. (Qs. Yasin 82).

Adapun Firman Allah Ta’ala; “Dia dibawa turun oleh Ar Ruh Al Amin”. (Qs. Asy Syu’ara’ 193), dan; “Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf”. (Qs. An Naba’ 38). Ada yang mengatakan bahwa ma’nanya adalah; Dalam bentuk anak Adam, ia adalah malaikat yang agung yang tegak berbaris.

Sedangkan Firman Allah Ta’ala; “Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh-Ku; maka hendaklah kamu tunduk dengan bersujud kepadanya”. (Qs. Al Hijr 29 / Shaad 72). Ma’nanya yaitu; Apabila Allah telah menyempurnakan penciptaan Nabi Adam ‘alaihissalam dan meniupkan ruh ciptaan-Nya kedalamnya.

Gabungan kata antara Ruh dan Aku (ruh-Ku) dalam ayat ini disebut idlofatu kholqin, yaitu menggabungkan kata ruh (ciptaan) digabungkan pada kata Aku (Pencipta) menjadi ruh-Ku yang artinya adalah ruh ciptaan-Ku. Ada pula yang menyebutmya idlofatuttakrim (memulyakan) seperti kata Naqatullah (unta betina dari Allah) atau kata Baitullah.

Sedangkan Firman Allah; “Maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami”. (Qs. Al Anbiya’ 91/At Tahrim 12), adalah idlofatuttakrim. Dan ada yang berpendapat ma’nanya adalah; Malaikat Jibril ‘alaihissalam. Ini berdasarkan pendapat; Karena ruh Nabi ‘Isa ‘alaihissam tercipta dari tiupan malaikat Jibril ‘alaihissalam. Dan ada pula yang berpendapat ma’nanya adalah Al Rahmah. Alllah Ta’ala berfirman; “Meraka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya”. (Qs. Al Mujadalah 22).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

الا لا تنال العلم الا بستة

Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 5

Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 4