DAQO'IQUL AKHBAR MENGENAL PENCIPTAAN DARI AWAL HINGGA AKHIR BAG. 15
BAB LIMABELAS TENTANG
KELUARNYA RUH DARI RAGA
Dalam
sebuah khabar disebutkan bahwa; Apabila lepasnya ruh seorang hamba telah tiba
masanya maka lisannya terkunci, lalu datanglah empat malaikat.
Malaikat
pertama berkata; Assalaamu ‘alaikum, aku adalah malaikat yang bertugas
mengurusi rizkimu, aku telah mencari dari ujung timur sampai ujung barat namun
aku tidak mendapatkan rizkimu sesuappun, kini ajalmu telah tiba.
Malaikat
kedua berkata; Assalaamu ‘alaikum, aku
adalah malaikat yang bertugas mengurusi minumanmu dan lain-lainnya, aku
telah mencari dari ujung bumi timur sampai ujung barat namun aku tidak
mendapatkan seteguk airpun untukmu, kini ajalmu tinggal sesaat lagi.
Malaikat
ketiga berkata; Assalaamu ‘alaikum, aku
adalah malaikat yang bertugas mengurusi hembusan nafasmu, aku telah
mencari mulai dari ujung bumi bagian timur sampai ujung bagian barat namun aku
tidak mendapatkan satu hembusan nafaspun untukmu.
Malaikat
keempat berkata; Assalaamu ‘alaikum, aku adalah malaikat yang bertugas mengurusi
usiamu, aku telah mencari mulai dari ujung bumi bagian timur sampai ujung bumi
bagian barat namun aku tidak mendapatkan satu detikpun untukmu.
Lalu
datanglah malaikat Kirom Al Katibin dari arah kanan dan arah kiri, dan malaikat
yang berada di arah kanan berkata; Assalaamu ‘alaika, aku adalah malaikat yang bertugas
mengurusi ‘amal baikmu. Lantas ia mengeluarkan buku catatan berwarna putih dan
memperlihatkannya kepadanya seraya berkata; Lihatlah ‘amal-‘amalmu!. Begitu
melihatnya dia merasa senang dan bersemangat. Lalu malaikat yang berada di arah
kiri berkata; Assalaamu ‘alaika, aku adalah malaikat yang bertugas mengurusi
‘amal jelekmu. Lantas ia mengeluarkan buku catatan berwarna hitam dan
memperlihatkannya kepadanya seraya berkata; Lihatlah!. Begitu melihatnya,
keringatnya bercucuran dan memandang kearah kanan dan kiri karena takut membaca
buku catatannya, maka malaikat itu menjatuhkannya diatas bantal dan pergi.
Kemudian
datanglah malaikat Maut bersama malaikat Rahmah disebelah kanannya, dan
malaikat ‘adzab disebelah kirinya, serta diantara mereka adalah malaikat
pencabut ruh, malaikat yang menarik ruh dan malaikat yang cekatan kerjanya.
Setelah ruh sampai ditenggorokan, malaikat Maut lantas menggenggamnya, apabila
dia termasuk orang yang beruntung maka malaikat Rahmah memberi aba-aba, dan
apabila dia termasuk orang yang celaka maka malaikat ‘adzab memberi aba-aba.
Kemudian malaikat itu pergi membawa ruh tersebut kehadapan Tuhan semesta alam.
Apabila dia termasuk orang yang beruntung maka Allah berfirman; Kembalikanlah
ruh ini kejasadnya sehingga dia menyaksikan apa yang terjadi pada jasadnya.
Maka malaikat itu pergi membawa ruh tersebut dan meletakkannya ditengah-tengah
rumah, maka ruh tersebut menyaksikan orang-orang yang bersedih dan yang tidak
bersedih atas kamatiannya, sementara dia tidak mampu untuk berbicara.
Setelah
janazah itu dibawa kekubur, Allah Ta’ala memerintahkan kepada malaikat untuk
mengembalikan ruh kedalam jasadnya sebagaimana didunia.
Tantang
hal ini para ‘ulama’ berselisih pendapat, sebagian berkata; Ruh dikembalikan
kedalam jasadnya seperti sedia kala, lalu duduk dan ditanya. Sebagian berkata; Yang
ditanya hanya ruhnya saja tidak beserta jasadnya. Sebagian berkata; Masuknya
ruh kedalam jasad hanya sampai didadanya. Dan yang lain berkata; Ruh hanya
berada diantara jasad dan kain kafannya. Itu semua berdasarkan beberapa Atsar,
namun yang shahih menurut ahli ilmu yaitu bagi setiap hamba hendaknya menetapkan
pengakuan berkaitan dengan adanya siksa kubur, tidak harus mengetahui bagaimana
prosesnya.
Syaikh
Al Faqih rahimahullahu berkata; Barangsiapa yang ingin selamat dari siksa kubur
hendaknya ia senantiasa tetap menjalankan empat perkara dan menjauhi empat
perkara pula. Adapun empat perkara yang hendaknya senantiasa dijalankan yaitu; Menjaga
shalat, Shodaqoh, membaca Al Qur’an dan memperbanyak bacaan tasbih, karena hal
itu dapat meringankan siksa kubur dan melapangkan kubur. Sedangkan empat perkara
yang mesti ditinggalkan yaitu; Berbohong, berkhianat, adu domba dan kencing
dibadan (tidak bersuci setelah kencing). Nabi ‘alaihissalam bersabda;
Bersucilah kalian setelah kencing, karena kebanyakan siksa kubur itu terjadi
disebabkan oleh kencing.
Kemudian
datanglah dua malaikat yang menyeramkan yang kedua taringnya dapat
menghancurkan bumi, dua malaikat itu ialah malaikat Munkar dan Nakir, lalu ia
mendudukkan mayyit tersebut dan bertanya kepadanya; Siapa Tuhanmu? dan
seterusnya. Bila dia termasuk orang yang beruntung maka dia akan menjawab;
Allah Tuhanku, Muhammad Nabiku dan Islam agamaku. Dua malaikat itu lalu berkata
kepadanya; Tidurlah sebagaimana halnya penganten baru. Lalu kedua malaikat itu
membuka lobang yang ada disekitar kepalanya, maka dia dapat melihat rumah
tempat tinggalnya di surga dari lobang itu. Kemudian dua malaikat itu pergi
kelangit bersama dengan ruh tersebut dan menjadikan beberapa lampu yang
digantungkan di ‘Arsy.
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu ia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda; Allah Ta’ala berfirman; Tidaklah Aku mengeluarkan seorang
hamba dari hamba-hamba-Ku dari dunia disamping Aku berkehendak untuk
mema’afkannya melainkan Aku mengurangi ‘amal buruknya dengan membuat sakit pada
tubuhnya, sulit penghidupannya atau dengan apapun yang dapat menimpanya yang
berupa kesusahan, dan apabila keburukannya masih tersisa maka Aku akan membuatnya
lebih parah ketika mati sehingga dia berjumpa dengan-Ku dan sedikitpun dia
tidak memiliki keburukan. Demi kemulyaan dan ke Agungan-Ku, tidaklah Aku
mengeluarkan seorang hamba dari hamba-hamba-Ku disamping Aku berkehendak untuk
tidak mengampuninya melainkan Aku ganti kebaikan ‘amalnya dengan tubuh yang
sehat, kebahagiaan hidup dan Aku lapangkan rizqinya, dan apabila kebaikannya
masih tersisa maka Aku mudahkan dia ketika mati hingga dia berjumpa dengan-Ku
sementara dia tidak memiki kebaikan.
Abul
Aswad berkata; Kami ada di dekatnya Sayyidah ‘A’isyah radliyallahu ‘anha,
tiba-tiba tenda kemah besar roboh mengenai banyak orang, lalu mereka tertawa,
maka Sayyidah ‘A’isyah radliyallahu ‘anha berkata; Janganlah kalian tertawa,
sesungguhnya aku mendengar rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;
Tidaklah seorang mu’min yang tertimpa mushibah walaupun tertusuk duri melainkan
Allah akan mengangkat derajat kebaikannya atau menghapus kesalahannya.
Dan
dikatakan; Tidaklah ada kebaikan pada tubuh seseorang yang sama sekali tidak
ada penyakit yang menimpanya, dan tidaklah ada kebaikan pada suatu harta yang
sama sekali tidak ada mushibah yang menimpanya.
Dalam
sebuah khabar disebutkan bahwa; Seorang hamba mu’min jika berpisah dari dunia
dan menghadapi akhirat, malaikat dari langit turun menemuinya dengan wajah
putih seolah-olah wajah mereka matahari. Mereka membawa sebuah kafan dari kafan
surga dan minyak wangi dari minyak wangi surga dan duduk disisinya sejauh mata
memandang. Kemudian malaikat Maut ‘alaihissalam datang dan duduk di sisi
kepalanya dan berkata; Wahai jiwa yang tenang, keluarlah dan kembalilah menuju
ampunan Allah dan keridlaan-Nya. Nabi bersabda; Lantas ruh tersebut keluar
mengalir dari raganya sebagaimana tetesan air mengalir dari mulut kendi, lalu
malaikat mencabutnya dan memasukkannya kedalam kafan dan minyak wangi tersebut.
Maka mayyit itu meninggal dunia mengeluarkan aroma minyak wangi sebagaimana
halnya aroma minyak wangi paling wangi yang ada dimuka bumi. Nabi ‘alaihissalam
bersabda; Malaikat tersebut lantas membawa naik jenazah itu, hingga tidaklah
mereka melewati sekawanan malaikat melainkan mereka bertanya-tanya; Ruh siapa
sewangi ini? Para malaikat menjawab; ini ruh si fulan anak si fulan. Dan mereka
sebut dengan nama terbaiknya yang manusia pergunakan untuk menyebutnya ketika
di dunia, begitulah seterusnya hingga mereka sampai ke langit dunia dan mereka
meminta dibukakan, lantas dibukakan. Para malaikat mengiringi dan mengabarkan
berita kematiannya kepada setiap penghuni langit, hingga sampai pada langit ke
tujuh, lantas terdengar seruan dari sisi Allah; Tulislah catatan hamba-Ku di
surga 'illiyyin dan kembalikanlah dia ke bumi, sebab daripadanyalah Aku
menciptakan. Sebagaimana firman-Nya; “Daripadanyalah Aku menciptakan mereka
dan kedalamnyalah Aku mengembalikannya, serta daripadanya Aku membangkitkan
sekali lagi”. (Qs.Thaha 55). Nabi ‘alaihissalam barsabda; Lantas ruhnya di
kembalikan ke jasadnya, kemudian dua malaikat yang menyeramkan mendatanginya dan
mendudukkannya dan bertanya; 'Siapa Tuhanmu?' dan seterusnya. Lalu Keduanya
bertanya; Bagaimana komentarmu tentang laki-laki yang diutus kepada kamu yaitu
Muhammad? Si mayit menjawab; Dia adalah utusan Allah, kepadanyalah Al Qur’an
diturunkan dan aku beriman kepadanya. Lantas sang penyeru di langit
memanggil-manggil; HambaKu benar, hamparkanlah surga baginya dan berilah pakain
surga, dan bukakanlah pintu baginya menuju surga, Nabi bersabda; Maka hamba itu
memperoleh bau harum dan wangi surge, dan kuburnya diperluas sejauh mata
memandang. Nabi bersabda; Lantas ia didatangi oleh laki-laki berwajah tampan,
pakainnya indah, wanginya semerbak, dan malaikat itu berkata padanya; Berbahagialah
dengan kabar yang menggembirakanmu. Inilah hari yang dijanjikan unukmu. Si
mayit bertanya; Siapa kamu, semoga Allah Ta’ala merahmatimu!, belum pernah aku
berjumpa dengan seseorang didunia berwajah lebih tampan daripada wajahmu!.
Laki-laki tampan menjawab; Aku adalah ‘amal shalihmu. Lantas hamba tadi memohon;
Wahai Tuhanku, tolong jadikan kiamat sekarang juga, sehingga aku bisa kembali
menemui keluargaku dan hartaku.
Nabi
bersabda; Sedangkan apabila hamba itu termasuk orang yang celaka maka ketika
maut menjemputnya, malaikat langit datang menemuinya dengan membawa pakaian ‘adzab
(berwarna hitam legam terbuat dari rambut), mereka duduk agak jauh disisinya.
Lantas malaikat Maut datang dan duduk di arah kepalanya seraya membentak; Wahai
ruh yang busuk, keluarlah menuju murka Allah dan kemarahan-Nya. Nabi bersabada;
Lalu ruhnya dipisahkan dari jasadnya
dengan tercabik-cabik, dan malikat tersebut mencabut ruhnya bagaikan memeras
air dari kain basah. Bila ruhnya telah keluar dari jasadnya, semua makhluk
diantara langit dan bumi mela’natnya dan semua makhluq mendengarnya kecuali jin
dan manusia. Para malaikat membawanya pergi kelangit dunia, namun pintu langit
terkunci karenanya, kemudian terdengar seruan dari sisi Allah Al Rahman; “Kembalikanlah
dia ketempatnya”. Maka mereka mengembalikan dia kedalam kuburnya. Lalu
datanglah malaikat Munkar dan Nakir dengan shifat yang sangat menyeramkan, suaranya
menggelegar bagaikan halilintar, pandangan matanya bagaikan kilat menyambar dan
kedua taringnya dapat membakar bumi, lantas mendudukkannya dan bertanya; Siapa
Tuhanmu? Dia menajawab; a... a... aku tidak tahu. Kemudian terdengar seruan
dari arah-arah kubur; Pukullah dia! Maka kedua malaikat itu memukul dia dengan
godamnya yang terbuat dari besi yang sekiranya seluruh makhluk bersatu, mereka
semua tidak akan mampu menggesernya sedikitpun, kuburnya penuh dengan letupan
bara api dan menjepitnya hingga tulang-tulangnya hancur lebur. Kemudian seorang
laki-laki mendatanginya, wajahnya buruk, baunya busuk dan berkata; Semoga Allah
membalasmu dengan keburukan. Demi Allah! Engkau tidaklah pernah ber’amal,
bahkan engkau lambat dari menjalankan keta’atan dan cepat didalam melakukan
ma’shiyat kepada Allah. Mayyit itu bertanya; Siapa kamu dengan wajah buruk yang
tidak pernah aku jumpai wajah seorangpun didunia yang lebih buruk daripada
wajahmu? Laki-laki itu menjawab; Aku adalah ‘amal burukmu. Lalu dibukakanlah
pintu neraka baginya dan dia melihat tempat tinggalnya disana. Demikian itu
terus terjadi tanpa henti hingga hari kiamat tiba.
Dikatakan
bahwa orang mu’min didalam kuburnya difitnah selama 7 hari, dan orang kafir
selama 40 hari. Nabi ‘alaihissalam bersabda; Barangsiapa yang meninggal dunia
pada hari jum’at maka Allah akan menyelamatkannya dari fitnah kubur.
Dan
di sebutkan dalam sebuah khabar dari Abu Umamah Al Bahili radliyallahu ‘anhu;
Apabila seseorang telah meninggal dunia dan telah dimasukkan dalam kubur, maka
datanglah malaikat Maut dan duduk disisi kepalanya. Dia lantas menyiksanya dan
mencambuknya dengan cambuk yang terbuat dari api. Sekali cambukan tidak sedikitpun
anggota yang tersisa kecuali semuanya hancur lebur, kuburnyapun penuh dengan
bara api yang menjilat-jilat. Kemudian malaikat Maut membentaknya; Berdirilah
dengan idzin Allah! Maka seketika dia duduk tegak menjerit dengan jeritan yang
semua makhluq diantara langit dan bumi selain jin dan manusia dapat mendengarnya.
Mayyit itu bertanya kepada malaikat maut; Kenapa kamu lakukan ini, dan kenapa
kamu menyiksaku, padahal aku telah menegakkan shalat, menunaikan zakat dan
berpuasa dibulan Ramadlan?. Malaikat maut menjawab; Aku menyiksamu karena pada
suatu hari kamu berjumpa dengan orang yang teraniaya, ia memohon bantuan
kapadamu, namun kamu enggan untuk membantunya, dan pada suatu hari kamu
menjalankan shalat, namun kamu tidak bersuci dari kencingmu.
Kini
jelaslah sudah bahwa menolong orang yang teraniaya hukumnya wajib sebagaimana
diriwayatkan dari Nabi ‘alaihissalam; Barangsiapa yang berjumpa dengan orang
yang teraniaya dan ia memohon bantuan kepadanya namun dia enggan untuk
membantunya, maka kalak dalam kuburnya dia akan disiksa dengan cambuk yang
terbuat dari api sebanyak seratus kali.
Diriwayatkan
dari Nabi ‘alaihissalam; Kelak pada hari kiamat Allah akan mandatangkan empat
golongan diatas mimbar yang terbuat dari nur. Shahabat bertanya; Siapakah
mereka wahai utusan Allah? Nabi ‘alaihissalam menjawab; Yaitu orang memberi
makan pada orang yang lapar, orang yang mempersiapkan (bekal atau perlengkapan)
perang dijalan Allah, orang yang menolong orang yang lemah dan orang yang
membantu orang yang dalam keadaan kesulitan.
Diriwayatkan
dari Anas bin Malik radliyallahu Ta’ala ‘anhu ia berkata; Nabi ‘alaihissalam
bersabda; Apabila mayyit telah diletakkan dalam kubur dan diratakan dengan
tanah, lalu keluarga atau anak-anaknya meratapinya dengan berkata; Aduhai tuanku…
Aduhai yang mulia… maka malaikat berkata; Apakah engkau mendengar apa yang
mereka katakan? Dia menjawab; Ya. Malaikat bertanya lagi; Engkau orang yang
mulia? Dia menjawab; Mereka yang berkata demikian, alangkah baiknya sekiranya
mereka diam? Lantas kubur menjepitnya hingga tulang-tulangnya remuk dan disana
dia merintih; Aduhai tulangku… Betapa hinanya tempatku… Betapa sedihnya aku…
Betapa kerasnya pertanyaan malaikat itu… hingga tiba malam jum’at pertama dari
bulan rajab pada tahun itu. Maka Allah Ta’ala berfirman; Aku bersaksi kepada
kalian wahai para malaikat-Ku bahwa Aku telah mengampuni keburukannya dan telah
menghapus kesalahannya karena dia telah menghidup-hidupkan malam ini.
Komentar
Posting Komentar