DAQO'IQUL AKHBAR MENGENAL PENCIPTAAN DARI AWAL HINGGA AKHIR BAG. 4


BAB EMPAT TENTANG
PENCIPTAAN MALAIKAT MAUT

Disebutkan dalam sebuah khabar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam; Ketika Allah Ta’ala telah menciptakan malaikat Maut Allah menghijabnya dari seluruh makhluq dengan sejuta hijab. Besarnya lebih besar dari tujuh langit dan tujuh bumi. Sekiranya air semua lauatan dan bengawan di tumpahkan pada kepalanya maka tidak satu tetespun yang jatuh kebumi. Seluruh dunia dari ujung timur sampai ujung barat berada dalam genggamannya bagaikan piring yang berisi bermacam-macam makanan yang dihidangkan dihadapan orang yang siap menyantapnya sekehendak hatinya. Demikian pula dengan malaikat Maut, ia dapat membolak balikkan dunia ini sebagaimana orang membolak balikkan koin Dirham miliknya. Sementara saat itu ia di belenggu dengan 70 ribu rantai yang masing-masing panjangnya sejauh perjalanan seribu tahun. Tidak satupun dari para malaikat yang mendekatinya, tidak tahu tempatnya, tidak pernah mendengar suaranya, tidak tahu keadaannya dan tidak tahu sampai kapan (menurut riwayat lain sampai Allah menciptakan Nabi Adam dan memasukkannya kesurga). Maka ketika Allah Ta’ala menciptakan maut (kematian) dan Allah Ta’ala menugaskannya pada malaikat Maut, malaikat maut bertanya; Wahi Tuhanku, maut itu apa? Lantas Allah Ta’ala memerintahkan pada hijab-hijab itu agar terbuka, hingga malaikat maut dapat melihat maut. Lalu Allah Ta’ala memerintahkan para malaikat; Berdirilah kalian, lihatlah maut ini!. Maka para malaikat semuanya berdiri. Allah Ta’ala berfirman kepada maut; Terbanglah engkau diatas mereka, bentangkan seluruh sayap dan buka semua matamu!. Ketika terbang dan para malaikat melihatnya, lantas mereka tersungkur semaput tidak sadarkan diri selama seribu tahun. Setelah sadar mereka berkata; Wahai Tuhan kami! Adakah makhluq ciptaan-Mu yang lebih agung daripada maut? Allah Ta’ala menjawab; Aku telah menciptakannya namun Aku lebih Agung daripadanya dan semua makhluq pasti akan merasakannya. Selanjutnya Allah Ta’ala memberi titah; Wahai ‘Izro’il ambillah maut itu, sungguh Aku telah menugaskanmu untuk mengurusinya. Malaikat ‘Izro’il berkata; Dengan kekuatan apa aku harus mengambilnya sementara ia lebih besar dariku? Lantas Allah Ta’ala memberinya kekuatan. Maka ia dapat mengambilnya hingga mautpun merasa tenang dalam genggamannya. Kemudian maut berkata; Wahai Tuhanku berilah aku idzin hingga aku berseru disetiap langit sekali saja! Allah lalu memberinya idzin dan maut lantas berseru dengan suara yang sangat keras; Aku adalah maut yang dapat memisahkan antara anak dan orang tua, Aku adalah maut yang dapat memisahkan antara saudara laki-laki dan perempuan, Aku adalah maut yang dapat menghancurkan rumah dan istana, Aku adalah maut yang dapat meramaikan kubur, Aku adalah maut yang dapat mencari dan menemukan kalian sekalipun kalian berada dalam benteng tinggi lagi kokoh, tidak ada satupun makhluq yang bebas dariku kecuali semuanya akan merasakanku. Orang-orang kafir, munafiq dan orang-orang yang celaka ketika ajalnya telah tiba, maut pasti menghampirinya sementara disebelah kirinya adalah para malaikat juru siksa yang berwajah hitam dan matanya melotot. Mereka datang dengan membawa siksa yang diserupakan dengan pakaian lantas mereka duduk agak jauh darinya hingga datang malaikat maut. Setelah malaikat Maut mendatangi salah seorang dari mereka (orang-orang celaka) ia berdiri dihadapannya dengan bentuk yang mengerikan, lantas jiwa orang itu bertanya; Siapa kamu? Apa maksudmu? Malaikat Maut mejawab; Aku adalah malaikat Maut yang akan mengeluarkanmu dari dunia, akan menjadikan anak-anakmu seorang yatim, istrimu seorang janda dan menjadikan seluruh harta milikmu akan diwaritskan pada ahli waritsmu yaitu orang-orang yang tidak mencintaimu disaat kamu masih hidup dimana kamu tidaklah mementingkan kebaikan untuk dirimu juga akhiratmu. Kini aku datang kepadamu untuk mencabut ruhmu. Setelah orang itu mendengarnya dia lalu menolehkan wajahnya kedinding, disana dia melihat malaikat Maut berdiri dihadapannya, lalu dia menolehkan wajahnya kearah lain disanapun dia juga melihat malaikat Maut berdiri dihadapannya. Malaikat Maut berkata; Apakah kamu tidak tau bahwa aku adalah malaikat Maut yang telah mencabut ruh kedua orang tuamu sementara waktu itu kamu menyaksikannya namun kamu tidak bisa berbuat apa-apa? Kini aku akan mencabut ruhmu hingga anak-anakmu, kerabatmu serta teman-teman dekatmu menyaksikannya dan mengambil pelajaran darimu. Akulah malaikat Maut yang telah merusak generasi-generasi terdahulu yaitu orang-orang yang kekuatannya lebih besar dari kekuatanmu, hartanya lebih banyak daripada hartamu dan anaknya lebih banyak daripada anak-anakmu. Malaikat Mauat berkata kepadanya; Bagaimana pendapatmu mengenai dunia? Dia menjawab; Aku melihatnya sebagai penipu dan inkar janji. Kemudian Allah Ta’ala menjadikan dunia berupa suatu bentuk, lantas dunia berkata; Wahai orang durhaka, apakah kamu tidak malu, kamu berbuat dosa didunia dan tidak mencegah dirimu dari kema’shiyatan, kamu senantiasa mencariku namun aku tidak pernah mencarimu serta kamu tidak pernah memisahkan antara halal dan haram, kamu menduga bahwa kamu tidak akan berpisah dengan dunia yang fana ini, maka sesungguhnya aku telah lepas bebas darimu dan dari ‘amalmu. Disaat orang itu melihat hartanya jatuh ketangan orang lain, hartanya berkata; Wahai orang durhaka, kamu berusaha untuk mendapatkanku dengan jalan yang tidak benar, kamu tidak pernah membelanjakanku dijalan yang benar, dan kamu tidak pernah menshadakahkanku pada orang faqir dan miskin, kini aku benar-benar telah jatuh ketangan orang lain. Demikianlah firman Allah Ta’ala; “(yaitu) dihari harta dan anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”. (Qs. Asy Su’ara’ 88-89). Lantas orang itu berkata; “Wahai Tuhanku, kembalikanlah aku (kedunia), agar aku berbuat ‘amal shalih terhadap yang telah aku tinggalkan”. (Qs. Al Mu’minun 99-100). Allah Ta’ala berfirman; “Apabila ajal mereka telah datang, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya)”. (Qs. Yunus 49). Lalu malaikat maut mencabut ruhnya. Jika dia orang mu’min maka dia akan beruntung dan jika dia orang kafir atau fasiq maka dia akan celaka. Allah Ta’ala berfirman; “Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan dalam Sijjin”. (Qs. Al Muthaffifin 7).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

الا لا تنال العلم الا بستة

Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 5

Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 4