USHFURIYAH 40 HADITS NABAWIY DAN HIKAYAT SHUFI HADITS 11


HADITS KE SEBELAS

Dari Ja’far bin Muhammad dari ayahnya dari kakeknya. Ja’far berkata; Kakekku telah menyampaikan khabar kepadaku ia berkata;  Suatu hari ketika sayyidina ‘Aliy karramallahu wajhah pulang dari kediaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dia melihat sayyidah Fathimah binti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang duduk merangkai bulu dan di sebelahnya ada Salman yang sedang memisah-misahkannya, lalu aku berkata kepadanya; Wahai sebaik-baik wanita!  Apakah engkau memiliki sesuatu yang dapat di makan oleh suamimu? Dia menjawab; Demi Allah! Aku tidak memiliki suatu apapun kecuali uang enam Dirham yang aku dapatkan dari Salman karena aku merangkaikan bulu untuknya dan aku hendak membelanjakannya untuk membeli makanan buat Hasan dan Husain radliyallahu ‘anhuma. Sayyidina ‘Aliy karramallahu wajhah berkata; Wahai sebaik-baiknya wanita! Serahkanlah uang itu kepadaku. Lalu sayyidah Fathimah radliyallahu ‘anha menyerahkan uang itu ke tangannya, lantas sayyidina ‘Aliy karramallahu wajhah pergi untuk membeli makanan. Tiba-tiba dia bertemu dengan seorang laki-laki yang sedang berdiri dan berkata; Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah yang Maha Pelindung lagi Maha Memenuhi janji? Kemudian sayyidina ‘Aliy karramallahu wajhah mendekatinya dan memberikan uang enam dirham itu kepadanya, lalu dia pulang kerumahnya dengan tangan kosong. Ketika sayyidah Fathimah radliyallahu ‘anha melihatnya pulang dengan tangan kosong dia menangis, lantas sayyidina ‘Aliy karramallahu wajhah berkata kepadanya; Wahai sebaik-baik wanita! Apakah gerangan yang membuatmu menangis? Sayyidah Fathimah radliyallahu ‘anha berkata; Wahai putera paman Rasulullah! Apakah kiranya yang membuatku melihatmu pulang dengan tangan kosong? Jawabnya; Wahai sebaik-baik wanita! Aku telah menghutangkan uang itu kepada Allah Ta’ala. Sayyidah Fathimah radliyallahu ‘anha berkata; Sungguh engkau benar-benar telah mendapatkan pertolongan. Kemudian sayyidina ‘Alyi karramallahu wajhah keluar rumah hendak menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Tiba-tiba dia bertemu dengan seorang A’rabi yang sedang menuntun seekor unta dan Sayyidina ‘Aliy mendekatinya lalu ‘A’rabi berkata; Wahai Abul Hasan! Belilah unta ini dariku. Sayyidina ‘Aliy karramallahu wajhah berkata; Aku tidak memiliki sesuatu. A’rabi berkata; Aku akan menjualnya kepadamu dengan cara bayar di belakang. Sayyidina ‘Aliy karramallahu wajhah berkata: Akan engkau jual berapa? A’rabi menjawab; 100 Dirham. Sayyidina ‘Aliy karramallahu wajhah berkata; Lantas aku membelinya, setelah itu tiba-tiba ada orang A’rabi lain menghampiriku dan berkata; Wahai Abul Hasan! Apakah engkau hendak menjual untamu? “Ya” jawab sayyidina ‘Aliy. A’rabi bertanya; Dengan harga berapa? Sayyidina ‘Aliy menjawab; 300 dirham. A’rabi berkata; Baik aku beli untamu. Lalu A’rabi membayarnya 300 dirham dengan tunai. Kemudian sayyidina ‘Aliy karramallahu wajhah mengambil tali kekang untanya dan menyerahkannya kepada A’rabi lantas pulang kerumahnya. Ketika melihatnya, sayyidah Fathimah radliyallahu ‘anha tersenyum dan berkata; Apa ini wahai Abul Hasan? Sayyidina ‘Aliy karramallahu wajhah menjawab; Wahai puteri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam! Aku membeli seekor unta seharga 100 dirham dengan bayar di belakang dan aku menjualnya dengan harga 300 dirham tunai. Sayyidah Fathimah radliyallahu ‘anha berkata; Sungguh engkau bemar-benar telah mendapatkan pertolongan. Lalu sayyidina ‘Aliy karramallahu wajhah pergi meninggalkan sayyidah Fathimah radliyallahu ‘anha hendak menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Begitu melewati pintu masjid, dan ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melihatnya, beliau tersenyum. Kemudian setelah sampai dan mengucapkan salam kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Apakah engkau yang akan mengabarkan kepadaku, ataukah aku yang akan mengabarkan kepadamu?”. Tidak, bahkan tuan saja yang mengabarkan kepadaku wahai Rasulullah!. Beliau bersabda; “Apakah engkau tahu siapakah A’rabi yang menjual unta kepadamu dan siapakah A’rabi yang membeli unta darimu?”. Sayyidina ‘Aliy menjawab; Hanya Allah dan Rasulnya yang tahu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Sungguh beruntung, beruntung dan beruntunglah engkau wahai ‘Aliy, engkau telah memberi hutang kepada Allah Ta’ala sebesar enam dirham, dan Allah Ta’ala membalasmu dengan 300 dirham sebagai ganti dari setiap dirhamnya 50 dirham. Adapun A’rabi yang pertama itu adalah malaikat Jibril dan yang kedua adalah malaikat Israfil ‘alaihimassalam”. Menurut riwayat yang lain; A’rabi yang pertama adalah malaikat Jibril dan yang kedua adalah malaikat Mika’il ‘alaihimassalam.


HADITS YANG LAIN
مِنَ الْمَسْمُوْعَاتِ عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ اَنَّهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّمْ اَلصَّدَقَةُ اِذَا خَرَجَتْ مِنْ يَدِ صَاحِبِهَا وَقَعَتْ فِي يَدِ اللَّهِ قَبْلَ أَنْ تَقَعَ فِي يَدِ السَّائِلِ فَتَـتَكَلَّمَ بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ اَوَّلُهَا تَقُوْلُ كُنْتُ قَلِيْلَةً فَكَثَّرْتَنِى وَكُنْتُ صَغِيْرَةً فَكَبَّرْتَنِى وَكُنْتُ عَدُوًّا فَاحْبَبْتَـنِى وَكُنْتُ فَانِيًا فَابْقَيْتَـنِى وَكُنْتَ حَارِسِي اَلْآنَ صِرْتُ حَارِسَكَ.

Dari sayyidina ‘Aliy ridliyallahu ‘anhu dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Apabila shadaqah telah keluar dari tangan orang yang bershadaqah, maka shadaqah tersebut akan berada di tangan Allah sebelum sampai ke tangan orang yang menerimanya lalu berbicara dengan lima kalimat, pertama; Aku adalah sedikit, semoga Engkau menajadikan aku banyak. Aku adalah kecil, semoga Engkau menajadikan aku besar. Aku adalah musuh, semoga Engkau menjadikan aku kekasih. Aku adalah fana, semoga Engkau menajadikan aku abadi. Dulu engkau menjagaku, namun kini aku akan menjadi penjagamu”.

وَرُوِيَ عَنْ مَكْحُوْلٍ الشَّامِى رَحْمَةُ اللهِ عَلَيْهِ قَالَ اِذَا تَصَدَّقَ الْمُؤْمِنِ بِصَدَقَةٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ وَنَادَتْ جَهَنَّمُ يَا رَبِّ اِئْذَنْ لِى بِالسُّجُوْدِ شُكْرًا لَكَ فَقَدْ اَعْتَقْتُ وَاحِدًا مِنْ اُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّمْ مِنْ عَذَابِى لِأَنِّى اَسْتَحْيِى مِنْ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّمْ اَنْ اُعَذِّبَ اَحَدًا مِنْ اُمَّتِهِ وَلَا بُدَّ لِى مِنْ طَاعَتِكَ

Diriwayatkan dari Mak-hul As Syamiy rahmatullahi ‘alaihi ia berkata; “Apabila seorang mu’min bershadaqah dengan shadaqah yang baik, maka sebab shadaqah itu Allah Ta’ala ridla terhadap orang tersebut dan neraka Jahannam memanggil-manggil; Wahai Tuhanku! Ijinkanlah aku untuk bersujud karena bersyukur kepada-Mu karena aku benar-benar memerdekakan seseorang dari ummat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dari siksaku karena aku malu terhadap Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menyiksa salah seorang dari ummatnya dan aku harus tha’at kepada-Mu”.

Ayat; “Ambillah sebagian dari harta mereka sebagai shadaqah yang membersihkan dan mensucikan mereka dan berdo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu adalah ketenteraman bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.(Qs at Taubah 103), diturunkan untuk menjelaskan tentang keutamaan shadaqah.

Allah Ta’ala berfirman; “Apakah mereka tidak mengetahui bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima shadaqah?”.(Qs. At Taubah 104). Sesungguhnya Allah Ta’ala menerima shadaqah sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menerimanya dari orang-orang mu’min.

Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar radliyallahu ‘anhuma ia berkata dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam; Ketika ayat ini turun; “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat semut pudakpun, niscaya dia akan melihat balasannya”.(Qs. Al Zazalah 7). Aku berkata; Wahai Tuhanku! Ini adalah sedikit bagi ummatku. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman; “Jika engkau menganggapnya sedikit, maka akan Aku jadikan satu kebaikan dibalas dengan dua kebaikan”. Inilah ma’na firman Allah Ta’ala; “Mereka akan di beri pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka”.(Qs, al Qashash 54). Aku berkata; Wahai Tuhanku!; Ini masih sedikit bagi ummatku. Allah Ta’ala berfirman; “Aku akan menjadikan satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipat kebaikan”. Inilah ma’na firman Allah Ta’ala; “Barangsiapa yang membawa kebaikan, maka baginya sepuluh kali lipat kebaikan semacamnya”.(Qs. Al An ‘am 160). Aku berkata; Wahai Tuhanku! Inipun masih sedikit bagi ummatku. Allah Ta’ala berfirman; “Aku akan menjadikan satu kebaikan dibalas dengan 700 kebaikan”. Inilah ma’na firman Allah Ta’ala; “Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir dan tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang di kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”.(Qs. Al Baqarah 261). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; Wahai Tuhanku, Tambahkan untuk ummatku!. Kemudian turunlah ayat; “Barangsiapa yang memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak”.(Qs. Al Baqarah 145). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; Wahai Tuhanku, Tambahkan lagi untuk ummatku!. Kemudian turunlah ayat; “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang di cukupkan pahala mereka tanpa batas”.(Qs. Az Zumar 10).

Dalam sebuah khabar di sebutkan; “Barangsiapa yang bershadaqah dengan sebiji buah kurma, maka kelak pada hari kiamat dia akan menemukan pahalanya seberat gunung Uhud”.
Ketahuilah! Bahwasanya di dalam shadaqah terdapat tujuh macam keutamaan;

1)Shadaqah dapat menghilangkan kesulitan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Sesungguhnya shadaqah itu dapat menolak 70 macam mala petaka’”.

2)Shadaqah dapat menyembuhkan penyakit. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Obatilah penyakiymu dengan shadaqah”.

3)Shadaqah dapat manjadi pelindung. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Lindungilah harta-hartamu dengan shadaqah”.

4)Shadaqah dapat meredam murka Allah Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Shadaqah dapat menghindarkan seseorang dari murka Allah Ta’ala dan menghindarkan dari mati su’ul khatimah”.

5)Shadaqah dapat mempererat tali prsaudaraan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Shadaqah adalah hadiah, hendaklah kalian saling memberi hadiah, maka kalian akan saling sayang menyayangi”.

6)Shadaqah dapat melembutkan hati. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Apabila seseorang menemukan shifat keras dalam hatinya, hendaklah ia memperbanyak shadaqah”.

7)Shadaqah dapat menambah panjang umur. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “shadaqah dapat menghindarkan seseorang dari bala’ mushibah dan menambah panjang umur”.


HIKAYAT
Dari sayyidah ‘A’isyah radliyallahu ‘anha; Bahwasanya sesorang wanita datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sementara tangan kanannya lumpuh, lalu berkata; Wahai Rasulallah! Berdo’alah kepada Allah hingga Allah memperbaiki tanganku dan memulihkannya seperti sedia kala. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepadanya; Apakah gerangan yang menyebabkan tanganmu lumpuh? Dia mejawab; Dalam mimpiku aku melihat seolah-olah hari kiamat benar-benar terjadi, neraka jahannam benar-benar di nyalakan, surga di dekatkan dan neraka telah menjadi jurang. Lantas aku melihat ibuku di dalam salah satu jurang dari beberapa jurang neraka Jahannam, tangannya memegang sepotong lemak (gajih) dan tangan satunya memegang gombal kecil yang dua-duanya di gunakan untuk melindungi dirinya dari api neraka. Kemudian aku berkata; Mengapa aku melihatmu berada dalam jurang ini wahai ummaah! Sedangkan kamu adalah orang yang tha’at kepada Tuhanmu dan suamimu ridla kepadamu? Ibuku menjawab; Wahai puteriku! Sesungguhnya aku adalah orang yang pelit ketika masih hidup di dunia, tempat ini adalah tempat orang-orang yang pelit. Aku bertanya; Apa lemak (gajih) dan gombal kecil yang ada di tanganmu ini? Ibu menjwab; Ini adalah shadaqah yang aku shadaqahkan di dunia, se umur hidupku, aku tidak pernah bershadaqah kecuali dengan lemak (gajih) dan gombal kecil ini, karena itu aku di beri lemak (gajih) dan gombal kecil ini, dan aku menjadikannya pelindung diriku dari api neraka dan siksa. Aku berkata; Di manakah ayahku? Ibu menjawab; Ayahmu adalah orang yang dermawan, dia berada di tempat orang-orang dermawan di dalam surga. Lalu aku pergi ke surga. Ternyata ayahku sedang berdiri di pinggir telagamu wahai Rasulallah, memberi minum orang-orang. Dia menerima gelas dari tangan sayyidina ‘Aliy, sayyidina ‘Aliy dari tangan sayyidina ‘Utsman, sayyidina ‘Utsman dari tangan sayyidina ‘Umar, sayyidina ‘Umar dari tangan sayyidina Abu Bakar, dan sayyidina Abu Bakar dari tanganmu wahai Rasulallah. Aku berkata; Wahai ayahku! Ibuku adalah wanita yang tha’at kepada Tuhannya dan engkau ridla terhadapnya, dia sekarang ada di salah satu jurang neraka Jahannam dan engkau memberi minum orang-orang dari telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, sedangkan ibuku sekarang dalam keadaan kehausan, maka berilah dia seteguk saja minuman dari air telaga. Ayahku menjawab; Sesungguhnya ibumu berada di tempat orang-orang pelit, ma’shiyat dan berdosa, dan Allah Ta’ala mengharamkan air telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bagi orang-orang pelit, ma’shiyat dan berdosa. Lantas aku mengambil air telagamu dari gelas ayahku dengan tanganku untuk memberi minum ibuku. Ketika ibuku meminumnya, terdengarlah seruan berkata; “Semoga Allah Ta’ala melumpuhkan tanganmu, engkau telah memberi minum wanita ma’shiyat yang pelit dari telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam”. Ternyata setelah terbangun, tiba-tiba tanganku menjadi lumpuh. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; Kepelitan ibumu telah membayakanmu di dunia, mana mungkin kepelitan itu tidak akan membahayakan ibumu di akhirat. Kemudian sayyidah ‘A’isyah radliyallahu ‘anha berkata; Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam meletakkan tongkatnya di atas tangan wanita tersebut dan bersabda; Wahai Tuhanku! Demi mimpi yang dia ceritakan, semoga Engkau menyembuhkan tangannya. Lantas tangan wanita itu sembuh kembali seperti sedia kala.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

الا لا تنال العلم الا بستة

Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 5

Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 4