USHFURIYAH 40 HADITS NABAWIY DAN HIKAYAT SHUFI HADITS KE 13
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِيّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُصَلَّاهُ فَرَأَى نَاسًا يُكْثِرُونَ الْكَلَامَ فَقَالَ أَمَا إِنَّكُمْ لَوْ أَكْثَرْتُمْ ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ لَشَغَلَكُمْ عَمَّا أَرَى فَأَكْثِرُوا مِنْ ذِكْرِ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ الْمَوْتِ فَإِنَّهُ لَمْ يَأْتِ عَلَى الْقَبْرِ يَوْمٌ إِلَّا وَتَتَكَلَّمَ فِيهِ بِسِتِّ كَلِمَاتٍ فَتَقُولُ أَنَا بَيْتُ الْغُرْبَةِ وَأَنَا بَيْتُ الْوَحْدَةِ وَأَنَا بَيْتُ الْوَحْشَةِ وَأَنَا بَيْتُ التُّرَابِ وَأَنَا بَيْتُ الدُّودِ فَإِذَا دُفِنَ الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ قَالَ لَهُ الْقَبْرُ مَرْحَبًا وَأَهْلًا وَسَهْلًا أَمَا إِنَّكَ كُنْتَ لَأَحَبَّ مَنْ يَمْشِي عَلَى ظَهْرِي إِلَيَّ فَإِذًا اُوْلِيْتُكَ الْيَوْمَ وَصِرْتَ إِلَيَّ فَسَتَرَى صُنْعِي بِكَ فَيُوسَعُ لَهُ الْقَبْرُ مَدَّ بَصَرِهِ وَيُفْتَحُ لَهُ بَابٌ إِلَى الْجَنَّةِ وَإِذَا دُفِنَ الْعَبْدُ الْفَاجِرُ أَوْ الْكَافِرُ قَالَ لَهُ الْقَبْرُ لَا مَرْحَبًا وَلَا أَهْلًا وَلَاسَهْلًا أَمَا إِنَّكَ كُنْتَ لَأَبْغَضَ مَنْ يَمْشِي عَلَى ظَهْرِي إِلَيَّ فَإِذًا اُولِيتُكَ الْيَوْمَ وَصِرْتَ إِلَيَّ فَسَتَرَى صُنْعِي بِكَ فَيَلْتَئِمُ الْقَبْرُ عَلَيْهِ حَتَّى تَخْتَلِفَ أَضْلَاعُهُ قَالَ فَاَشَارَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَصَابِعِهِ فَأَدْخَلَ بَعْضَهَا فِي جَوْفِ بَعْضٍ ثُمَّ قَالَ فَيُقَيِّضُ اللَّهُ سَبْعِينَ تِنِّينًا لَوْ أَنَّ وَاحِدًا مِنْهَا نَفَخَ فِي الْأَرْضِ مَا أَنْبَتَتْ شَيْئًا مَا بَقِيَتْ الدُّنْيَا فَيَنْهَشُهُ وَيَخْدِشُهُ حَتَّى يُفْضَى بِهِ إِلَى الْحِسَابِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا الْقَبْرُ رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجِنَانِ أَوْ حُفْرَةٌ مِنْ حُفَرِ النِّيْرَانِ .
Dari Abu Sa'id Al Khudri ia berkata; Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam memasuki tempat shalat beliau lalu beliau melihat orang-orang, mereka banyak berbicara, beliau bersabda: "Ingatlah! Sesungguhnya bila kalian banyak-banyak mengingat pemutus segala kenikmatan niscaya kalian tidak sempat melakukan apa yang aku lihat, karena itu perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan yaitu kematian. Sesungguhnya tidaklah ada suatu hari berlalu bagi kubur melainkan ia berkata dengan enam kalimat; Aku adalah rumah keterasingan. Aku adalah rumah kesendirian. Aku adalah rumah kesedihan. Aku adalah rumah tanah. Aku adalah rumah ulat. Apaila seorang hamba mu`min disemayamkan, kubur berkata kepadanya; Selamat datang, ingatlah bahwa sesungguhnya engkau adalah orang yang berjalan di atas punggungku yang paling aku sukai, karena saat ini aku diberi kuasa menanganimu dan engkau telah kembali kepadaku, engkau akan melihat apa yang akan aku lakukan kepadamu. Lalu kubur diluaskan baginya sejauh mata memandang dan dibukakan baginya pintu menuju surga. Dan apabila hamba keji atau kafir dikubur, kubur berkata padanya; Tidak ada selamat datang, ingatlah bahwa sesungguhnya engkau adalah orang yang melintas di atas punggungku yang paling aku benci, karena saat ini aku diberi kuasa menanganimu dan engkau telah kembali kepadaku, engkau akan melihat apa yang akan aku lakukan kepadamu. Lalu kubur menghimpitnya hingga tulang tulangnya melesat tidak karu-karuan”. Abu Sa’id berkata; Rasulullah memperagakan dengan memasukkan sebagian jari-jemarinya ke sebagian yang lain. kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda; "Allah menyiapkankan tujuhpuluh ular besar untuknya, seandainya satu diantaranya menghembus di bumi nicaya bumi tidak akan menumbuhkan suatu apapun selama dunia masih ada, lalu ular itu mengigit dan merobek-robeknya hingga ia di datangkan ke penghisaban". Abu Sa'id berkata; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda; "Sesungguhnya kubur adalah salah satu taman dari taman-taman surga atau salah satu jurang dari jurang-jurang neraka”.
HIKAYAT I
Dari Abu Bakar Al Isma’iliy dengan sanadnya dari ‘Utsman bin ‘Affan radliyallahu ‘anhu; Apabila sampai kepada sayyidina ‘Utsman bin ‘Affan radliyallahu ‘anhu tentang shifat neraka dia tidak menangis, dan apabila sampai kepadanya tentang shifat hari kiamat dia juga tidak menangis, namun apabila sampai kepadanya tentang shifat kubur di akan menangis, lalu ditanyakan kepadanya; Apa maksudnya ini wahai Amirul Mu’minin? Dia menjawab; Sesungguhnya apabila aku berada dalam nereka, aku akan bersama dengan orang-orang dan apabila aku berada di hari kiamat, akupun akan bersama dengan orang-orang, namun apabila aku berada dalam kubur, aku akan sendirian, tidak seorangpun yang bersama denganku sementara kunci kubur ada pada malaikat Isrofil ‘alaihissalam dan dia akan membukanya kelak pada hari kiamat. Dan sayyidina ‘Utsman bin ‘Affan radliyallahu ‘anhu berkata; Barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai penjara, maka kubur akan menjadi surga baginya. Barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai surga, maka kubur akan menjadi penjara baginya. Barangsiapa yang menjadikan kehidupan dunia sebagai tali, maka kematian akan melepasnya. Barangsiapa yang meninggalkan bagiannya di dunia, maka ia akan menumukan bagiannya di akhirat. Dan sayyidina ‘Utsman bin ‘Affan radliyallahu ‘anhu berkata; Sebaik-baik manusia adalah orang yang meninggalkan dunia sebelum dunia meninggalkannya, ia ridla kepada Tuhannya sebelum bertemu dengan-Nya dan ia mema’murkan kuburnya sebelum memasukinya.
HAKAYAT II
Dari Hasan Al Bashri radliyallahu ‘anhu; Pada suatu hari ketika Hasan Al Bashri radliyallahu ‘anhu sedang duduk di depan rumahnya, tiba-tiba melintaslah janazah seorang laki-laki yang di iring oleh orang-orang dari belakang, sedangkan puterinya yang masih kecil berada di bawah janazah itu, berjalan, mengurai rambutnya dan menangis. Perawi berkata; Kemudian Hasan Al Bashri radliyallahu ‘anhu berdiri dan ikut mengiringi janazah tersebut. Lalu puterinya berkata; Oh.. Ayahku! Seumur hidupku belum pernah aku menghadapi hari seperti hariku ini. Hasan Al Bashri berkata lepadanya; Demikian pula, belum pernah ayahmu menghadapi hari seperti hari ini.
Perawi berkata; Lalu Hasan Al Bashri radliyallahu ‘anhu menshalati janazah tersebut dan kembali pulang. Ke esokan harinya, setelah Hasan Al Bashri mengerjakan shalat shubuh dan ketika matahari telah terbit, seperti biasanya dia duduk di depan rumahnya, tiba-tiba dia melihat puteri itu sedang menangis dan pergi ke kuburan ayahnya. Hasan Al Bashri radliyallahu ‘anhu berfikir; Anak ini adalah anak yang pintar, aku akan membuntutinya, siapa tahu dia mengucapkan suatu kata yang bermanfa’at bagiku.
Perawi berkata; Lalu Hasan Al Bashri membuntutinya. Setelah sampai di kuburan ayah anak itu, Hasan Al Bashri bersembunyi dari penglihatannya di balik pohon berduri. Lantas anak tersebut memeluk kuburan ayahnya dan meletakkan pipinya di tanah seraya berkata; Wahai ayahku! Bagaimana keadaanmu setelah bermalam dalam kubur yang gelap seorang diri tanpa lampu dan tanpa seorang pendamping? Wahai ayahku! Kemaren malam aku menghidupkan lampu untukmu, lalu siapakah yang menhidupkan lampu untukmu tadi malam? Wahai ayahku! Kemaren malam aku menghamparkan alas unutmu, lalu siapakah yang menghamparkan alas untukmu tadi malam? Wahai ayahku! Kemaren malam aku memijit-mijit tangan dan kakimu, lalu siapakah yang memijit-mijitmu tadi malam? Wahai ayahku! Kemaren malam aku memberimu minum, lalu siapakah yang memberimu minum tadi malam? Wahai ayahku! Kemaren malam aku membolak-balikmu dari satu arah kearah lainnya, lalu siapakah yang membolak-balikmu tadi malam? Wahai ayahku! Kemaren malam aku menutupi anggotamu yang telanjang, lalu siapakah yang menutup anggotamu tadi malam? Wahai ayahku! Kemaren malam aku memperhatikan wajahmu, lalu siapakah yang memperhatikan wajahmu tadi malam? Wahai ayahku! Kemaren malam engkau memanggilku dan aku menjawab panggilanmu, lalu siapakah yang engkau panggil dan siapakah yang menjawab panggilanmu tadi malam? Wahai ayahku! Kemaren malam aku memberimu makan ketika engkau menginginkannya, lalu apakah tadi malam engkau ingin makan? Siapakah yang memberimu makan tadi malam? Wahai ayahku! Kemaren malam aku memasak bermacam-macam makanan untukmu, lalu siapakah yang memasak makanan untukmu tadi malam?
Perawai berkata; Lantas Hasan Al Bashri menangis dan menampakkan diri, lalu menghampiri anak tersebut dan berkata; Wahai anak peremuan kecil! Janganlah engkau berkata seperti itu, tapi katakanlah; Wahai ayahku! Aku menghadapkanmu ke arah kiblat, apakah kini engkau masih seperti itu, ataukah sudah berubah menghadap ke arah yang lain? Aku mengkafanimu dengan sebaik-baiknya kafan, apakah kini kafan itu masih utuh, ataukah sudah lepas darimu? Wahai ayahku! Aku meletakkanmu dalam kubur, sementara tubuhmu dalam keadaan utuh, apakah kini tubuhmu masih utuh ataukah tubuhmu kini telah di makan ulat? Dan katakan; Sesungguhnya para ‘Ulama’ berkata; Seorang hamba akan di tanya tentang iman. Sebagian dari mereka ada yang menjawab, dan sebagian lagi ada yang terhalang hingga tidak bisa menjawabnya. Apakah engkau dapat menjawab atau apakah engkau terhalang hingga tidak bisa menjawab tentang iman? Wahai ayahku! Para ‘Ulama’ berkata; Kubur akan diperluas untuk sebagian ahli kubur, dan untuk sebagian yang lain akan di persempitnya. Apakah kini kuburmu telah di persempit, atau apakah telah di perluas? Wahai ayahku! Para ‘Ulama’ berkata; Kafan sebagian ahli kubur akan diganti dengan kafan dari surga, dan sebagian yang lain akan di ganti dengan kafan dari neraka. Apakah kafanmu telah di ganti dengan kafan dari neraka, atau apakah telah diganti dengan kafan dari surga? Wahai ayahku! Para ‘Ulama’ berkata; Kubur adalah sebagian taman dari taman-taman surga atau sebagian jurang dari jurang-jurang neraka. Apakah kuburmu telah menjadi sebagian taman dari taman-taman surga, atau apakah telah menjadi sebagian jurang dari jurang-jurang neraka? Wahai ayahku! Para ‘Ulama’ berkata; Kubur akan memeluk sebagian ahli kubur dengan penuh kasih sayang seperti halnya orang tua yang memeluk anaknya, dan akan membenci serta menghimpit sebagian yang lain hingga tulang-tulangnya menjadi remuk. Apakah kubur memelukmu dengan penuh kasih sayang atau apakah kubur membenci dan menghimpitmu? Wahai ayahku! Para ‘Ulama’ berkata; Setiap orang yang di masukkan ke dalam kubur pasti akan menyesal, bagi orang yang taqwa akan menyesal; kenapa tidak memperbanyak ‘amal-‘amal kebaikan? Dan bagi orang yang durhaka akan menyesal; kenapa melakukan ‘amal-‘amal kejelekan. Apakah engkau menyesali atas kejelekanmu, atau atas sedikitnya kebaikanmu? Wahai ayahku! Apabila aku memanggilmu, engkau pasti menjawab panggilanku. Telah lama aku memanggilmu di atas kuburanmu namun kenapa aku tidak mendengar suaramu? Wahai ayahku! Engkau telah pergi dan tidak akan bertemu lagi denganku sampai hari kiamat. Ya Allah! Janganlah engkau menghalangiku kelak di hari kiamat untuk bertemu dengan ayahku. Anak itu berkata; Wahai Hasan! Betapa indahnya seruanmu terhadap ayahku, betapa indahnya nasehatmu kepadaku dan engkau telah menggugahku dari kelalaian. Kemudian anak itu pulang bersama dengan Hasan Al Bashri sambil menangis.
Komentar
Posting Komentar