USHFURIYAH 40 HADITS NABAWIY DAN HIKAYAT SHUFI HADITS KE 9
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضْيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى يَا ابْنَ آدَمَ اِسْتَحْيِ مِنِّي عِنْدَ مَعْصِيَتِكَ وَاَنَا أَسْتَحْيِ مِنْكَ يَوْمَ الْعَرْضِ الْأَكْبَرِ فَلَا أُعَذِّبُكَ ، يَا ابْنَ آدَمَ تُبْ إِلَيَّ أُكْرِمْكَ كَرَامَةَ الْأَنْبِيَاءِ ، يَا ابْنَ آدَمَ لَا تُحَوِّلْ قَلْبَكَ عَنِّي فَإِنَّكَ إِنْ حَوَّلْتَ قَلْبَكَ عَنِّي أَخْذُلْكَ فَلَا أَنْصُرُكَ ، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ لَقِيْتَنِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَعَكَ حَسَنَاتٍ مِثْلَ أَهْلِ الْأَرْضِ لَمْ أَقْبَلْ مِنْكَ حَتَّى تُصَدِّقَنِي بِوَعْدِي وَوَعِيْدِي ، يَا ابْنَ آدَمَ غني اَنَا الرَّزَّاقُ وَاَنْتَ الْمَرْزُوْقُ وَتَعْلَمُ أَنِّي أُوْفِيْكَ رِزْقَكَ فَلَا تَتْرُكْ طَاعَتِي بِسَبَبِ الرِّزْقِ فَإِنَّكَ إِنْ تَرَكْتَ طَاعَتِي بِسَبَبِ رِزْقِكَ أَوْجَبْتُ عَلَيْكَ عُقُوْبَتِي ، يَا ابْنَ آدَمَ اِحْفَظْ هَذِهِ الْخِصَالَ الْخَمْسَ وَلَكَ الْجَنَّةُ . الخبر يتمامه .
Dari Mu’adz bin Jabal radliyallahu ‘anhu ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Allah Ta’ala berfirman; ‘Wahai anak Adam! Hendaklah engkau merasa malu kepada-Ku di kala engkau berbuat ma’shiyat, niscaya Aku akan malu kepada engkau di kala hari pembalasan hingga Aku tidak menyiksa engkau. Wahai anak Adam! Hendaklah engkau bertaubat kepada-Ku, niscaya Aku akan memuliakanmu sebagaimana Aku memuliakan para Nabi. Wahai anak Adam! Hendaklah engkau jangan memalingkan hati engkau dari-Ku, karena apabila engkau memalingkan hati engkau dariku, niscaya Aku akan menghinakan engkau dan tidak akan menolong engkau. Wahai anak Adam! Sekiranya engkau bertemu dengan-Ku di hari kiamat dan engkau membawa kebaikan sebanyak kebaikan seluruh penghuni bumi, Aku tidak akan menerimanya hingga engkau membenarkan-Ku dengan janji-janji-Ku dan ancaman-Ku. Wahai anak Adam! Aku adalah Maha Pemberi rizqi sedangkan engkau adalah yang diberi rizqi, dan engkau tahu bahwa Aku telah memenuhi rizqi engkau, maka janganlah engkau meninggalakan berbakti kepada-Ku lantaran rizqi engkau, karena apabila engkau meninggalakn berbakti kepada-Ku lantaran rizqi engkau, niscaya Aku akan mewajibkan siksa-Ku atas diri engkau. Wahai anak Adam! Jagalah lima perkara ini maka bagi engkau adalah surga’”.
HIKAYAT I
Wahai saudara-saudaraku! Janganlah kalian perihatin terhadap masalah rizqi dan jangan pula rizqi kalian menjadi pengahalang untuk melakukan ketha’atan, sebab Allah Ta’ala telah berfirman; “Dan tidak ada suatu binatang melatapun (segenap makhluq hidup) di muka bumi melainkan Allah lah yang memberi rizqinya”.(Qs. Hud 6).
Sebagaimana di sebutkan dalam sebuah khabar bahwa Allah Ta’ala menciptakan burung yang berwarna hijau di udara yang memiliki tombak di atas punggung dan di bawah dadanya. Dan Allah Ta’ala juga menciptakan ikan besar yang memakan ikan kecil yang kemudian nyangkut di sela-sela giginya hingga membahayakan dan menyakitinya. Lantas ikan besar itu mengeluarkan kepalanya dari dalam air dan membuka mulutnya. Kemudian datanglah burung hijau dan masuk kedalam mulut ikan tersebut lantas memakan ikan kecil yang ada di sela-sela gigi ikan besar, sementara dua tombak burung itu bagaikan dua tiang di dalam mulut ikan tersebut hingga tidak bisa menutup mulut dan memakannya. Ketika ikan-ikan itu telah habis dari sela-sela gigi ikan besar, lantas burung itu terbang ke udara. Demikianlah Allah Ta’ala menjadikan rizqi burung hijau dari sela-sela gigi ikan besar. Dan masing-masing antara satu dengan lainnya saling mejadi sebab sehingga ikan besar itu dapat kembali ke tempatnya dengan lega dan Allah Ta’ala tidak membiarkan burung hijau tanpa memberi rizqi. Lalu bagaimana mungkin Allah Ta’ala akan membiarkan manusia tanpa rizqi?.
HIKAYAT II
Sebab-sebab bertaubatnya Ibrahim bin Ad-ham rahmatullahi ‘alaihi yaitu; Pada suatu hari dia pergi untuk berburu, lalu berhenti di sebuah tempat dan membuka bekal perjalanannya untuk memakannya. Tiba-tiba datanglah seekor burung gagak dan mengambil sepotong roti dengan paruhnya lalu terbang di udara. Ibrahim bin Ad-ham merasa heran dan penasaran atas kelakuan burung itu. Lantas dia menaiki kudanya dan pergi mengikuti burung itu dari belakang hingga burung itu terbang di atas gunung dan hilang dari pandangannya. Maka Ibrahim bin Ad-ham naik ke atas gunung itu untuk mengejar burung gagak tersebut. Kemudian dia melihatnya dari jauh, lantas mendekatinya. Begitu telah dekat burung itu terbang dan Ibrahim bin Ad-ham melihat seorang laki-laki sedang di ikat dengan tali tambat dalam keadaan tidur miring di atas tengkuknya. Menyaksikan kejadian ini, Ibrahim bin Ad-ham langsung turun dari kudanya lalu membuka ikatan laki-laki itu dan bertanya tentang bagaimana keadaannya dan bagaimana kisahnya? Laki-laki itu menjawab; Aku adalah seorang saudagar yang sedang melintas di kawasan sana. Lantas beberapa penyamun menanghadangku dan merampas semua hartaku, lalu mengikatku dan membuangku ke tempat ini. Aku berada di tempat ini sudah tujuh hari lamanya dan setiap hari datanglah seekor burung gagak kepadaku dengan membawa roti dan duduk di atas dadaku sambil menghancurkan roti dengan paruhnya dan memasukkan ke dalam mulutku hingga Allah Ta’ala tidak membiarkanku kelaparan selama ini. Kemudian Ibrahim bin Ad-ham menaiki kudanya dan membonceng laiki-laki itu hingga sampai pada tempat dimana dia berhenti sebelumnya, lantas dia bertaubat, kembali kepada Allah Ta’ala, melepaskan pakaian kebesarannya, memakai pakaian dari bulu kasar, memerdekakan seluruh budak-budaknya, mewaqafkan tanahnya dan semua yang di milikinya, lalu mengambil tongkat dan pergi menuju Makkah dengan tanpa bekal dan kendaraan, dia hanya bertawakkal kepada Allah Ta’ala tanpa mempedulikan masalah bekal, dan ternyata dia tidak pernah mengalami kelaparan hingga tiba di Makkah dengan bersyukur dan memuji kepada Allah Ta’ala. Dia berkata; “Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (kebutuhan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang di kehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”.(Qs. Ath Thalaq 3).

Komentar
Posting Komentar