MANAQIB SYAIKH ABDUL QADIR AL JILANIY BAG. 7


NURUL BURHAN

اَللّٰهُمَّ انْشُرْ نَفَحَاتِ الرِّضْوَانِ عَلَيْهِ
وَأَمِدَّنَا بِالْأَ سْرَارِ الَّتِيْ أَوْدَعْتَــهَا لَدَيْهِ

Ya Allah!... Semoga Engkau berkenan menebarkan bau harum
Ridla-Mu kepada Tuan Syaikh ‘Abdul Qodir Al-Jilaniy
Dan berkenan memberi kami beberapa rahasia yang telah Engkau titipkan kepada tuan syaikh ‘Abdul Qodir Al-Jilaniy

وَكَانَ t يَقُوْلُ: وَهُوَ مِنْ بَابِ التَّحَدُّثِ بِالنِّعْمَةِ، لِقَوْلِهِ تَعَالَى: وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ، مَا مَرَّ مُسْلِمٌ عَلَى بَابِ مَدْرَسَتِيْ اِلَّا خَفَّفَ اللهُ عَنْهُ الْعَذَابَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَأُخْـبِرَ أَنَّ شَخْصًا يَصِيْحُ فِيْ قَـبْرِهِ، فَمَضَى اِلَيْهِ وَقَالَ: إِنَّ هٰذَا زَارَنِيْ مَرَّةً وَلَا بُدَّ أَنْ يَرْحَمَهُ اللهُ تَعَالَى، فَلَمْ يُسْمَعْ لَهُ بَعْدَ ذٰلِكَ صُرَاحٌ.

Tuan syaikh berkata, dan ini termasuk tahadduts binni’mah (menceritakan atau menampakkan ni’mat Allah), karena Allah subhanahu wata’ala berfirman: “Dan terhadap ni’mat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan. Perkataannya adalah; Tidak seorang muslimpun yang melintasi pintu madrasahku kecuali Allah akan meringankan siksanya kelak di hari kiamat.

Pada suatu ketika, tuan syaikh menerima kabar bahwa ada seseorang yang menjerit di dalam kuburnya, lalu tuan syaikh pergi kekuburan itu dan berkata; Sesungguhnya mayat ini di masa hidupnya pernah sekali berziarah kepadaku, karena itu tidak boleh tidak, aku pasti memohonkan rahmat agar Allah merahmatinya. Setelah itu tidak lagi terdengar jeritannya.

وَقَالَ t عَثَرَ حُسَيْنٌ الْحَلَّاجُ عَـثْرَةً فَلَمْ يَكُنْ فِيْ زَمَنِهِ مَنْ يَأْخُذُ بِيَدِهِ، وَلَوْ كُنْتُ فِيْ زَمَنِهِ لَأَخَذْتُ بِيَدِهِ، وَأَنَا لِكُلِّ مَنْ عَـثَرَ مَرْكُوْبُهُ مِنْ جَمِيْعِ أَصْحَابِيْ وَمُرِيْدِيَّ وَمُـحِبِّـيَّ اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ آٰخُذُ بِيَدِهِ كُلَّمَا عَـثَرَ حَيًّا وَمَيْتًا، فَإِنَّ فَرَسِيْ مُسْرَجٌ، وَرُمْحِيْ مَنْصُوْبٌ، وَسَيْفِيْ مَشْهُوْرٌ، وَقَوْسِيْ مَوْتُوْرٌ لِحِفْظِ مُرِيْدِيْ وَهُوَ غَافِلٌ،

Tuan syaikh berkata; Husain Al-Hallaj terpeleset kata-katanya (hingga di bunuh), di zaman itu tidak ada seorangpun yang dapat menolong dan menyelamatkannya. Seandainya aku (tuan syaikh) ada pada zaman itu, tentu aku dapat menolong dan menyelamatkannya, dan aku senantiasa siap dan bisa menolong kepada siapa saja yang terpeleset dari semua shahabat-shahabatku, murid-muridku dan orang-orang yang cinta kepadaku sampai hari kiamat, baik terpeleset pada saat aku masih hidup atau setelah mati, aku tetap bisa menolongnya, sebab kudaku telah dihiasi (kinayah dari kesiapan tuan syaikh untuk menolong orang yang terpeleset), tombakku telah di tegakkan, pedangku telah terhunus (kinayah dari lulusnya tuan syaikh, tidak ada yang menghalangi), dan busurku telah di kencangkan (kinayah dari balasan tuan syaikh), karena untuk melindungi murid-muridku yang dalam keadaan lupa mengingat Allah subhanahu wa Ta’ala.

وَقَالَ t: أَنَا نَارُ اللهِ الْـمُوْقَدَةُ، أَنَا سَلَّابُ الْأَحْوَالِ، أَنَا بَحْرٌ بِلَا سَاحِلٍ، أَنَاالْـمَحْفُوْظُ، أَنَاالْـمَلْحُوْظُ يَاصُوَّامُ يَاقُوَّامُ، يَا أَهْلَ الْجِبَالِ دُكَّتْ جِبَالُكُمْ، يَا أَهْلَ الصَّوَامِعِ هُدِمَتْ صَوَامِعُكُمْ، أَقْبِلُوْا اِلَى أَمْرٍ مِنْ أُمُوْرِاللهِ، يَارِجَالُ، يَاأَبْطَالُ، يَاأَطْفَالُ، هَلُمُّوْا اِلَيَّ وَخُذُوْا عَنِ الْبَحْرِ الَّذِيْ لَاسَاحِلَ لَهُ، يَاعَزِيْزُ اَنْتَ وَاحِدٌ فِي السَّمَاءِ، وَأَنَا وَاحِدٌ فِي الْأَرْضِ، يُقَالُ لِيْ بَيْنَ الَّليْلِ وَالنَّهَارِ سَبْعِيْنَ مَرَّةً: وَأَنَا اخْتَرْتُكَ لِنَفْسِيْ، وَيُقَالُ لِيْ أَيْضًا سَبْعِيْنَ مَرَّةً: وَلِتُصْنَعَ عَلَى عَيْـنِيْ،

Dan tuan syaikh berkata; Aku bagaikan apinya Allah yang dinyalakan (maksudnya; Barangsiapa yang menyakitiku maka dia akan hancur dan musnah, karena apabila api mengenai sesuatu maka sesuatu itu akan terbakar dan musnah), aku adalah orang yang senantiasa mencabut dan menghilangkan derajat oang-orang tidak memiliki adab kepadaku, aku bagaikan lautan yang tidak bertepi, aku adalah orang yang di lindungi oleh Allah, aku selalu di pantau dengan pertolongan Allah. Wahai orang-orang yang berpuasa, wahai orang-orang yang ber‘ibadah di malam hari, wahai orang-orang yang tinggal di gunung, gunung-gunung kalian pasti hancur, wahai orang-orang yang berada di gereja, gereja-gereja kalian pasti roboh, menghadaplah kamu semua pada perintah-perintah Allah, wahai para wali, wahai para wali yang pemberani, wahai para wali yang majdzub yang berada dalam genggaman Allah yang bagaikan bayi yang masih menyusu, kemarilah kamu semua datanglah padaku dan ambillah dari lautan yang tidak bertepi, wahai Allah Dzat Yang Maha Perkasa dan Maha Mulia, Engkau adalah Yang Maha Esa (Dzat, Shifat dan Af ‘alnya) yang menguasai langit dan bumi. Dan aku adalah orang yang menyatukan hati hanya menyaksikan-Mu di muka bumi ini. Dikatakan kepadaku di antara malam dan siang sebanyak 70 kali; “Aku telah memilihmu untuk diri-Ku”. Di katakan juga kepadaku sebanyak 70 kali; “Dan sesungguhnya kamu di asuh di bawah pengawasan-Ku”.

وَعِزَّةِ رَبِّيْ إِنَّ السُّعَدَاءَ وَالْأَشْقِيَاءَ يُعْرَضُوْنَ عَلَيَّ، وَيُوْقَفُوْنَ لَدَيَّ، وَإِنَّ نُوْرَ عَيْـنِيْ فِي الَّلوْحِ الْـمَحْفُوْظِ مُقِيْمٌ، أَنَا غَائِصٌ  فِي بَحْرِ عِلْمِ الْقَدِيْمِ، أَنَا حُجَّةُ اللهِ عَلَيْكُمْ يَوْمَ الْعَرْضِ، أَنَا نَائِبُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَوَارِثُهُ، يُقَالُ: يَا عَبْدَ الْقَادِرِ تَكَلَّمْ يُسْمَعْ مِنْكَ،

(Tuan Syaikh berkata;) Demi kemenangan Tuhanku! Sesungguhnya orang-orang yang beruntung dan orang-orang yang celaka, semuanya di laporkan kepadaku, dan diberhentikan disisiku, dan sesungguhnya cahaya mataku bermukim di Lauh Mahfudz, aku adalah orang yang menyelam dalam lautan ‘ilmu yang Qodim, aku adalah bukti atas dirimu kelak di hari pembalasan, dan aku adalah pengganti dan penerus Rasulullah shallallahun ‘alaihi wasallam. Di katakan; “Wahai ‘Abdul Qodir! Berbicaralah, pembicaraanmu pasti di dengar”.

قَالَ الشَّيْخُ عَبْدُ الْقَادِرِ: وَاللهِ مَا شَرِبْتُ حَـتَّى قِيْلَ لِيْ: يَاعَبْدَ الْقَادِرِ بِحَقِّيْ عَلَيْكَ اشْرَبْ، وَمَا أَكَلْتُ حَتَّى قِيْلَ لِيْ بِحَقِّيْ عَلَيْكَ كُلْ، وَأَمَّنْتُكَ مِنَ الرَّدَى، تَجِـيْئُ السَّنَةُ تُسَلِّمُ عَلَيَّ وَتُـخْبِـرُنِيْ بِمَا يَجْرِيْ فِيْهَا، وَكَذَا الشَّهْرُ، وَكَذَا الْأُسْبُوْعُ، وَكَذَا الْيَوْمُ، وَقَالَ مَرَّ ةً  عَلَى الْكُرْسِيِّ: إِذَا سَأَلْـتُمُ الـــلّٰـهَ تَـعَـالَى فَاسْـأَلُـوْهُ بِـيْ  (  قف ).

Tuan syaikh berkata; Demi Allah, aku tidak pernah minum sehingga di katakan kepadaku;  Wahai ‘Abdul qodir, demi haq-Ku atas dirimu,  minumlah! Dan aku tidak pernah makan sehingga dikatakan kepadaku; Demi haq-Ku atas dirimu, makanlah! Dan Aku telah mengamankan dirimu dari kehancuran.

(Tuan Syaikh) berkata; Tahun, datang mengucapkan salam kepadaku dan mengabarkan apa saja yang ada dan yang terjadi di dalamnya, begitu pula bulan, minggu dan hari. Suatu hari, ketika tuan syaikh duduk di atas kursi berkata; Apabila kamu semua memohon kepada Allah, maka memohonlah kepada-Nya dengan berwasilah (berperantara) kepadaku. (Maqom do’a)

(((Apabila sampai pada maqam do’a ,yaitu pada bacaan (فاسألوه بي) yang bertanda (قــف ) harap berhenti terlebih dahulu untuk berdo’a berwasilah kepada tuan syaikh ‘Abdul Qadir Al Jilaniy)))

وَكَانَ t أَسْمَرَ الَّلوْنِ، مَقْرُوْنَ الْحَاجِبَيْنِ، عَرِيْضَ الِّلحْيَةِ طَوِيْلَهَا، عَرِيْضَ الصَّدْرِ، نَحِيْفَ الْبَدَنِ، رَبْعَ الْقَامَةِ، جَوْهَرِيَّ الصَّوْتِ، بَـهِيَّ الصَوْتِ، سَرِيْعَ الدَّمْعَةِ، شَدِيْدَ الْخَشْيَةِ، كَثِـيْرَ الْهَيْبَةِ، مُجَابَ الدَّعْوَةِ، كَرِيْمَ الْأَخْلَاقِ، طَيِّبَ الْأَعْرَاقِ، أَبْعَدَ النَّاسِ عَنِ الْفُحْشِ، وَأَقْرَبَهُمْ إِلَى الْحَقِّ، شَدِيْدَ الْبَأْسِ إَذَاانْــتُـهِكَ مَحَارِمُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، لَايَغْضَبُ لِنَفْسِهِ، وِلَايَنْصُرُ  لِغَـيْرِ رَبِّهِ، وَلَايَرُدُّ سَائِلًا وَلَوْ بِأَحَدِ ثَوْبَيْهِ، وَكَانَ التَّوْفِيْقُ رَائِدَهُ، وَالتَّأْيِيْدُ مَعَارِضَهُ، وَالْعِلْمُ مُهَذِّبَهُ، وَالْقُرْبُ مُؤَيِّدَهُ، وَالْـمُحَاضَرَةُ كَـنْزَهُ، وَالْـمَعْرِفَةُ حِرْزَهُ، وَالْخِطَابُ مَسِيْرهُ، وَالَّلحْظُ سَفِيْرَهُ، وَالْأُنْسُ نَدِيْمَهُ، وَالْبَسْطُ نَسِيْمَهُ، وَالصِّدْقُ رَايَتَهُ، وَالْفَتْحُ بِضَاعَتَهُ، وَالْعِلْمُ ضَيْعَتَهُ، وَالذِّكْرُ سَمِيْرَهُ، وَالْـمكُاَشَفَةُ غِدَاءَهُ، وَالْـمُشَاهَدَةُ شِفَآءَهُ، وَآٰدَابُ الشَّرِيْعَةِ ظَاهِرَهُ، وَأَوْصَافُ الْحَقِيْقَةِ سَرَائِرَهُ، قَدَمُهُ التَّفْوِيْضُ وَالْـمُوَافَقَةُ مَعَ التَّـبَرِّيْ مِنَ الْحَوْلِ وَالْقُوَّةِ، وَطَرِيْقُهُ تَجْرِيْدُ التَّوْحِيْدِ، وَتَوْحِيْدُ التَّفْرِيْدِ مَعَ الْحُضُوْرِ فِيْ مَوْقِفِ الْعُبُوْدِيَّةِ، بَشَرٌ قَائِمٌ فِيْ مَوْقِفِ الْعَبْدِيَّةِ، لَابِشَيْءٍ وَلَالِشَيْءٍ، وَكَانَتْ عُبُوْدِيَّتُهُ مُسْتَمِدَّةً مِنْ مَحْضِ كَمَالِ الرُّبُوْبِيَّةِ، فَهُوَ عَبْدٌ سَمَا عَنْ مُصَاحَبَةِ التَّفْرِقَةِ إِلَى مُرَافَقَةِ الْجَمْعِ مَعَ لُزُوْمِ أَحْكَامِ الشَّرِيْعَةِ، وَفَضَائِلُهُ t كَثِـيْرَةٌ، وَأَحْوَالُهُ أَظْهَرُ مِنْ شَمْسِ الظَّهِـيْرَةِ،

Tuan syaikh itu kulitnya berwarna sawo matang, kedua alisnya bersambung, jenggotnya lebar dan panjang, dadanya kekar, bodinya ramping, tingginya sedang, suaranya keras dan merdu, mudah mengeluarkan air mata, sangat takut kepada Allah, wibawanya besar, do’anya mustajab, budi pekertinya mulia, nasabnya luhur, orang yang paling jauh dari perkataan kotor, dan yang paling dekat kepada perkara yang haq, sangat kejam apabila ada yang melanggar larangan-larangan Allah Azza wa Jalla, tidak pernah marah karena menuruti hawa nafsunya, tidak mau menolong bila bukan karena Tuhannya, tidak pernah menolak permintaan seseorang walaupun meminta salah satu dari dua bajunya, tujuannya adalah pertolongan Allah, semua perjalanannya di kuatkan oleh Allah, ‘ilmunya di bersihkan dari shifat rendah, tercela, dan kehancuran, kedekatannya kepeda Allah menguatkan kewaliannya, hatinya yang senantiasa ingat kepada Allah menjadi gudang simpanannya, ma’rifatnya menjadi benteng yang melindunginya, khitob atau munajatnya menjadi perjalanannya, pandangan bathinnya menjadi penghubung antara tuan syaikh dan Allah, kegembiraannya tetap langgeng bersama allah bagaikan shahabat karibnya, riangnya memandang shifat Jamal (ke Elokan) Allah bagaikan angin sepoi-sepoi, kejujurannya bagaikan bendera, futuhnya (terbukanya hati) bagaikan barang dagangan, ‘ilmunya bagaikan mata air yang mengalir kemana-mana, kemasyhurannya menjadi perbincangan sepanjang masa, mukasyafahnya (mengetahui rahasia Allah) menjadi sarapannya, musyahadah (tatapan) nya kepada Allah menjadi obat yang manjur, adab-adab syari’at adalah jembatannya, shifat-shifat haqiqat adalah i’tiqadnya, pijakannya pasrah dan menerima taqdir Allah serta merasa tidak memiliki daya dan upaya, perjalanannya murni hanya tauhid dan meng Esakan Allah Yang Esa Dzat, Shifat dan Af ‘al-Nya serta hadirnya hati pada maqom ‘ubudiyah (menghambakan diri kepada Allah), tuan syaikh adalah orang yang tegak dalam maqom penghambaan seorang hamba (yang rendah diri, tulus dzahir bathin menjadi hamba Allah), tidak ada maksud sesuatu dan karena sesuatu, penghambaannya murni di ambil dari kesempurnan shifat ketuhanan, tuan syaikh adalah seorang hamba yang luhur, jauh dari maqom Tafriqoh (maqom syuhud lil aghyar, maqom Baqo’ ma’a nafsihi, Indiroj fi da iroti hissihi) barada pada maqom Jama’ (ghoibah ‘an ru’yati nafsihi / fana’ ‘an wujudi nafsihi / maqom Inthiwa’ ‘an syuhudi nafsihi) serta masih tetap menjalankan hukum-hukum syari’at, hal ahwal tuan syaikh lebih terang daripada sinar matahari di waktu dzuhur.

وَكَانَتْ وَفَاتُهُ دَامَتْ عَلَيْنَا بَرَكَاتُهُ فِي الْيَوْمِ الْحَادِيْ عَشَرَ مِنْ شَهْرِ رَبِيْعِ الثَّانِيْ سَنَةَ اِحْدَى وَسِتِّيْنَ وَخَمْسِمِائَةٍ، وَعُمْرُهُ اِحْدَى وَتِسْعِيْنَ سَنَةً، وَدُفِنَ بِبَغْدَادَ وَقَـبْرُهُ ظَاهِرٌ يُزَارُ، وَيُقْصَدُ مِنْ سَائِرِ الْأَقْطَارِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَنَفَعَنَا بِهِ اَجْمَعِيْنَ اَللّٰهُمَّ آمِيْنَ اَللّٰهُمَّ آمِيْنَ اَللّٰهُمَّ آمِيْنَ

Tuan yaikh wafat pada malam jum ’at (sebagian riwayat ada yang mengatakan malam senin) tanggal 11 bulan Rabi ‘uts-Tsani tahun 561 H. pada usia 91 tahun di makamkan di Baghdad di Babul Araj, dan makamnya banyak di ziyarahi banyak orang dari segala penjuru. Semoga Allah meridloinya dan melimpahkan manfa’at, barakah ‘ilmu dan karamahnya kepada kita semua amin.


اَللّٰهُمَّ انْشُرْ نَفَحَاتِ الرِّضْوَانِ عَلَيْهِ
وَأَمِدَّنَا بِالْأَ سْرَارِ الَّتِيْ أَوْدَعْتَــهَا لَدَيْهِ

Ya Allah!... Semoga Engkau berkenan menebarkan bau harum
RidloMu kepada Tuan Syaikh ‘Abdul Qodir Al-Jilaniy
Dan berkenan memberi kami beberapa rahasia yang telah Engkau titipkan kepada Tuan Syaikh ‘Abdul Qodir Al-Jilaniy


Do’a

Khatam

Alih bahasa;
Syamsul Arifin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 5

الا لا تنال العلم الا بستة

Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 4