TAUHID AF''AL
توحيد أفعال
TAUHID AF’AL
Tauhid
Af’al ialah; Meng Esakan perbuatan-perbuatan dan meng i’tiqadkan dalam
hati bahwa tidak ada perbuatan pada alam semesta ini melainkan perbuatan Allah
Ta’ala. Bagi setiap mu’min wajib meng i’tiqadkan hal itu, bila tidak maka ia
bukan termasuk orang yang beriman.
Ketahuilah
bahwa Af’al (perbuatan-perbuatan) merupakan “Atsarus Shifat” (bekas
shifat-shifat), dan Af’al Allah Ta’ala juga merupakan bekas dari
shifat-shifat-Nya.
Dan shifat-shifat
Allah itu semuanya terbagi menjadi dua bagian;
1.
Al
Jamal (Keindahan), yang didalamnya berupa shifat; Pengasih, Pemelihara,
Pemberi, Pengampun dan semacamnya.
2.
Al
Jalal (Keagungan), yang didalamnya berupa shifat; Maha Penyiksa, Maha
Memaksa, Maha perkasa dan semacamnya.
Dan
seluruh perbuatan yang ada pada alam semesta yang kita saksikan ini tidak
terlepas dari salah satu di antara dua shifat di atas yaitu “Al Jamal”
dan “Al Jalal”.
Maka
apabila kita menjumpai orang yang penyayang, pema’af, lemah lembut dan lain
sebagainya yang merupakan bekas dari shifat “Al Jamal”, kita di tuntut
untuk ridla dengannya. Demikian pula apabila kita menjumpai orang yang pemarah,
kasar, mudah tersinggung, susah di atur dan lain sebagainya yang merupakan
bekas dari shifat “Al Jalal” kita pun di tuntut untuk ridla dengannya,
karena kedua shifat tersebut adalah shifat Allah Ta’ala.
Al
Imam ibn ‘Atha’illah as Sakandari berkata;
ما من نَفَسٍ تبديه إلا وله قدر
فيك يمضيه
“Tidak
satu nafas pun yang kamu hembuskan melainkan di sana ada takdir yang berlaku bagi
dirimu”.
Maksudnya;
إن أنفاسك وأنفاس غيرك قد عمها القدر
Sesungguhnya nafas-nafas dirimu dan nafas-nafas selain
dirimu, sungguh takdir telah meliputinya.
ولا يصدر منك ولا من غيرك إلا ما سبق به علمه وقضاؤه سبحانه
Dan
tidak berhembus darimu dan dari selain dirimu melainkan pengetahuan dan
ketentuan Allah subhanahu telah mendahuluinya.
فلزمك أن ترضى بقضائه وقدره
Maka
wajib bagi dirimu untuk ridla dengan ketentuan dan takdir-Nya.
وحقيقة الرضا أن لا تعترض على الله سبحانه وتعالى
Adapun
hakikat ridla ialah kamu tidak menentang Allah Ta’ala.
Allah
Ta’ala berfirman;
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا
تَعْمَلُونَ
“Padahal
Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat”. (Qs. Ash
Shaffat 82).
Disinialah
“Tauhid Af’al” kita di uji, apakah “Tauhid Af’al” kita hanya
sampai di dalam kitab, apakah samapai ke otak, atau apakah sampai ke hati.
Bisakah
kita ridla kepada orang-orang yang berperilaku dengan bekas shifat “Al
Jalal” atau apakah kita akan marah dan menentangnya yang pada hakikatnya
marah dan menentang Allah?
Dan
apakah kita hanya ridla kepada orang-orang yang berperilaku dengan bekas shifat
“Al Jamal” saja?
terima kasih tuan
BalasHapus