USHFURIYAH 40 HADITS NABAWIY DAN HIKAYAT SHUFI HADITS KE 26
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ السَّخِيُّ قَرِيبٌ مِنْ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنْ النَّاسِ قَرِيبٌ مِنْ الْجَنَّةِ بَعِيدٌ مِنْ النَّارِ وَالْبَخِيلُ بَعِيدٌ مِنْ اللَّهِ بَعِيدٌ مِنْ النَّاسِ بَعِيدٌ مِنْ الْجَنَّةِ قَرِيبٌ مِنْ النَّارِ وَالْجَاهِلٌ السَّخِيٌّ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنْ عَالِمٍ بَخِيلٍ
Dari sayyidah ‘A’isyah radliyallahu ‘anha ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "Orang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang pelit itu jauh dari Allah, jauh dari menusia, jauh dari surga, dan dekat dengan neraka. Sesungguhnya orang bodoh yang dermawan lebih Allah cintai dari pada seorang 'alim yang pelit”.
وَقَالَ النَّبِيُّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ السَّخَاءُ شَجَرَةٌ مِنْ أَشْجَارِ الْجَنَّةِ أَغْصَانُهَا مُتَدَلِّيَاتٌ فِى الدُّنْيَا فَمَنْ أَخَذَ بِغُصْنٍ مِنْهَا قَادَهُ إِلَى الْجَنَّةِ وَالْبُخْلُ شَجَرَةٌ مِنْ أَشْجَارِ النَّارِ أَغْصَانُهَا مُتَدَلِّيَاتٌ فِى الدُّنْيَا فَمَنْ أَخَذَ بِغُصْنٍ مِنْهَا قَادَهُ إِلَى النَّارِ
Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; “Dermawan merupakan salah satu pohon dari pepohonan surga yang cabangnya bergantungan di dunia, barangsiapa yang mengambil satu cabang darinya maka cabang itu akan menuntunnya ke surga. Dan pelit merupakan salah satu pohon dari pepohonan neraka yang cabangnya bergantungan di dunia, barangsiapa yang mengambil satu cabang darinya maka cabang itu akan menuntunnya ke neraka”.
HIKAYAH
Tentang Bahram Al Majusi. ‘Abdullah bin Al Mubarak berkata; Pada suatu tahun aku menjalankan ‘ibadah hajji. Ketika barada di Hatim (Hijr Isma’il) aku tertidur dan bermimpi bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda; “Apabila engkau telah kembali ke Baghdad, pergilah ke kampung ini dan ini, carilah orang yang bernama Bahram Al Majusi, sampaikan salamku kepadanya dan katakan bahwa sesungguhnya Allah Ta’ala ridla kepadamu”. Lantas aku terbangun, aku berkata; Laa hawla wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘adzim, ini adalah mimpi dari syaithan. Lalu aku berwudlu’, mengerajakan shalat dan berthawaf di Ka’bah sekehendak Allah Ta’ala, kemudian aku tertidur dan bermimpi seperti mimpi yang pertama, dan demikian itu terjadi hingga tiga kali. Ketika aku telah menyempurnakan hajjiku dan kembali ke Baghdad, lantas aku mencari kampung dan rumah yang telah di sebutkannya, lalu aku berjumpa dengan seorang laki-laki berusia lanjut, aku berkata; Apakah engkau yang bernama Bahram Al Majusi? Bahram menjawab; ‘Ya’. Aku betanya; Apakah engkau memiliki suatu kebaikan di sisi Allah? Bahram menjawab; Ya. Aku menghutangi orang-orang uang sepuluh Dirham dan meminta untuk mengembalikannya sebelas Dirham, menurutku ini adalah suatu kebaikan. Aku berkata; Ini haram. Apakah engkau memiliki yang lain selain itu? Bahram menjawab; Ya. Aku mempunyai empat anak perempuan dan empat anak laki-laki dan aku mengawinkan anak perempuanku dengan anak laki-lakiku. Aku berkata; Ini juga haram. Apakah ada yang lain selain itu? Bahram menjawab; Ya. Aku mengadakan pesta untuk orang-orang majusi pada saat perkawinan putera puteriku. Aku berkata; Ini juga haram. Apakah ada yang lainnya? Bahram menjawab; Aku memiliki seorang puteri yang paling cantik di antara para wanita dan aku tidak menemukan laki-laki yang sebanding dengannya, lalu aku mengawinkannya dengan diriku sendiri dan pada malam pertama aku menggaulinya, aku mengadakan pesta dan pada pesta itu aku mengundang orang-orang majusi lebih dari seribu orang. Aku berkata; Ini juga haram. Apakah ada yang lainnya? Bahram menjawab; Ya. Pada suatu malam, ketika aku menggauli puteriku, datanglah seorang wanita muslim dari salah seorang penganut agamamu, kemudian dia menyalakan salah satu lampu rumahku, lalu memadamkannya lantas pergi. Malam berikutnya dia datang lagi dan menyalakan salah satu lampu rumahku, lalu memadamkannya lantas pergi. Pada malam ke tiga dia datang kembali dan menyalakan salah satu lampu rumahku, lalu memadamkannya lantas pergi. Dalam hatiku aku berkata; Barangkali wanita ini adalah mata-mata pencuri, maka aku pergi membuntutinya hingga dia masuk ke dalam rumahnya menemui anak-anaknya, begitu sampai anak-anaknya berkata; Wahai ummah! Apakah engkau datang dengan membawa makanan untuk kami? Sungguh kami tidak memiliki tenaga lagi, dan kami tidak kuat lagi menahan rasa lapar. Lantas ibu itu meneteskan air mata dan berkata; Aku malu kepada Tuhanku untuk meminta-minta selain kepada-Nya, apalagi meminta-minta keada orang yang menjadi musuh Allah, dia adalah orang majusi (penyembah api). Bahram berkata; Ketika aku mendengar perkataannya, lalu aku pulang ke rumahku mengambil nampan yang aku penuhi dengan bermacam-macam makanan dan aku sendiri yang pergi mengantarkan kerumahnya. ‘Abdullah bin Al Mubarak berkata; Ini baru suatu kebaikan, aku membawa kabar gembira untukmu. Kemudian aku menyampaikan kabar gebira berupa mimpi bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan menceritakan kisah mimpiku kepadanya. Lalu dia mengucapkan dua kalimat syahadat; Asyhadu an laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadarrasuulullah lantas seketika dia jatuh tersungkur dan mati, dan aku tidak meninggalkannya sebelum aku memandikan, mengkafani, menshalati dan menguburnya.
‘Abdullah bin Al Mubarak berkata; Wahai para hamba Allah! Berbuatlah kebaikan dengan mengamalkan shifat dermawan terhadap makhluq Allah, karena shifat dermawan dapat merubah musuh menjadi kekasih.
Komentar
Posting Komentar