Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 2

KUNCI SUKSES MENUNTUT ILMU
FASAL 2


فصل
فى النية فى حال التعلم

FASAL II
Niyat Dalam Mencari Ilmu

ثم لابد له من النية فى زمان تعلم العلم، إذ النية هى الأصل فى جميع الأفعال لقوله عليه الصلاة السلام: إنما الأعمال بالنيات. حديث صحيح.

Bagi penuntut ‘ilmu wajib berniyat di waktu belajar ‘ilmu, karena niyat merupakan pondasi dari seluruh perbuatan, berdasarkan sabda Nabi ‘alaihishshalatu wassalam; “sesungguhnya sah dan tidaknya setiap ‘amal bergantung kepada niyatnya”. Hadits shahih.

وعن رسول الله صلى الله عليه وسلم: كم من عمل يتصور بصورة أعمال الدنيا، ويصير بحسن النية من أعمال الآخرة، وكم من عمل يتصور بصورة أعمال الآخرة ثم يصير من أعمال الدنيا بسوء النية.

Dan diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam; “Berapa banyak amal-amal yang bentuknya menyerupai amal-amal dunia, namun karena kebagusan niyatnya ia menjadi amal-amal akhirat, dan berapa banyak amal-amal yang bentuknya menyerupai amal-amal akhirat, kemudian karena keburukan niyatnya akhirnya ia menjadi amal-amal dunia".

وينبغى أن ينوى المتعلم بطلب العلم رضا الله تعالى والدار الآخرة، وإزالة الجهل عن نفسه، وعن سائر الجهال، وإحياء الدين وإبقاء الإسلام، فإن بقاء الإسلام بالعلم، ولايصح الزهد والتقوى مع الجهل.

Maka seharusnya bagi penuntut ‘ilmu di dalam menuntut ‘ilmu berniyat mencari ridla Allah Ta’ala, kebahagiaan di akhirat, menghilangkan kebodohan dari dirinya dan dari seluruh orang bodoh, untuk menghidupkan agama atau melestarikan agama Islam. Sebab lestarinya Islam adalah dengan ‘ilmu. Zuhud dan takwa adalah tidak sah apabila disertai dengan kebodohan.

وأنشدنا الشيخ الإمام الأجل برهان الدين صاحب الهداية لبعضهم شعرا:

Asy Syaikh al Imam al Ajall Burhanuddin pengarang kitab “Al Hidayah” menyanyikan sya’ir gubahan sebagian ulama;

فَسَادٌ كَبِيْرٌ عَالِمٌ مُتَهَتِّكُ # وَأَكْبَرُ مِنْهُ جَاهِلٌ مُتَنَسِّكُ

Kerusakan besarlah jika seorang alim berbuat menyelisihi syara’ # dan kerusakan yang lebih besar dari itu ialah orang bodoh berlagak alim

هُمَا فِتْنَةٌ فِى الْعَالَمِيْنَ عَظِيْمَةٌ # لِمَنْ بِهِمَا فِى دِيْنِهِ يَتَمَسَّكُ

Keduanya merupakan fitnah yang besar bagi seluruh alam # dan orang yang mengikutinya dalam menjalankan agamanya.

وينوى به: الشكر على نعمة العقل، وصحة البدن, ولا ينوى به إقبال الناس عليه، ولا استجلاب حطام الدنيا، والكرامة عند السلطان وغيره.

Dan bagi penuntut ‘ilmu hendaklah berniyat dalam belajarnya karena mensyukuri ni’mat akal dan kesehatan badan. Janganlah sekali-kali berniyat untuk mendapatkan perhatian manusia, mendapatkan harta dunia, mendapatkan kehormatan di sisi para penguasa dan lain-lainnya.

قال محمد بن الحسن رحمه الله تعالى: لو كان الناس كلهم عبيدى لأعتقتهم وتبرأت عن ولائهم.

Muhammad bin Hasan rahimahullah berkata; Seandainya seluruh manusia manjadi budakku, niscaya aku akan memerdekakan mereka semua sehingga aku bebas dari menjadi ahli warits mereka.

Lezatnya Ilmu dan Amal.

ومن وجد لذة العلم والعمل به، قلما يرغب فيما عند الناس. أنشدنا الشيخ الإمام الأجل الأستاذ قوام الدين حماد بن إبراهيم بن إسماعيل الصفار الأنصارى إملاء لأبى حنيفة رحمه الله تعالى:

Barangsiapa yang dapat merasakan lezatnya ‘ilmu dan ‘amal, maka sedikit sekali (bahkan tidak ada sama sekali) rasa cintanya terhadap apa yang ada di sisi manusia (harta benda dunia).
Asy-Syaikh al-Imam al-Ajall al-Ustadz Qawwamuddin Hammad bin Ibrahim bin isma’il ash-Shaffar Al-Anshariy mendektekan sya’ir Abu Hanifah kepada kami;

مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِلْمَعَادِ # فَازَ بِفَضْلِ مِنَ الرَّشَادِ

Barangsiapa menuntut ‘ilmu karena untuk kebahagiaan hari kemudian # maka beruntunglah ia dengan mendapatkan anugrah penunjuk jalan yang lurus

فَيَا لِخُسْرَانِ طَالِبِيْهِ # لِنَيْلِ فَضْلِ مِنَ الْعِبَادِ

Oh, alangkah ruginya orang yang menuntut ‘imu # karena untuk mendapatkan kemuliaan dari para hamba

اللهم إلا إّذا طلب الجاه للأمر بالمعروف والنهى عن المنكر، وتنفيذ الحق، وإعزاز الدين لا لنفسه وهواه، فيجوز ذلك بقدر ما يقيم به الأمر بالمعروف والنهى عن المنكر.

Ya Allah, hindarkanlah kami dari kerugian.
Kecuali apabila dalam mencari kedudukan itu karena untuk amar ma’ruf nahi mungkar, memperjuangkan kebenaran dan menjunjung tinggi agama, bukan untuk kepentingan sendiri dan hawa nafsunya, maka demikian itu diperbolehkan sebatas menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.

وينبغى لطالب العلم أن يتفكر فى ذلك، فإنه يتعلم العلم بجهد كثير، فلايصرفه إلى الدنيا الحقيرة القليلة الفانية. شعر:

Bagi penuntut ‘ilmu hendaknya berfikir tentang hal itu (mencari ‘ilmu), karena sesungguhnya ia mencari ‘ilmu dengan susah payah dan banyak rintangan, maka jangan sampai ‘ilmu yang telah diperolehnya digunakan untuk mendapatkan harta duniawi yang hina, sedikit dan fana. Sebagaimana disebutkan dalam sya'ir;

هِىَ الدُّنْيَا أَقَلُّ مِنَ الْقَلِيْلِ # وَعَاشِقُهَا أَذَلُّ مِنَ الذَّلِيْلِ

Dunia itu sedikit, lebih sedikit dari yang sedikit # dan orang yang mencintainya adalah hina, lebih hina dari yang hina

تُصِمُّ بِسِحْرِهَا قَوْمًا وَتُعْمِى # فَهُمْ مُتَحَيِّرُوْنَ بِلَا دَلِيْلِ

Dengan sihirnya, dunia menyihir orang-orang menjadi tuli dan buta # maka mereka bingung karena tiada mendapat petunjuk ke jalan yang benar



Anjuran Bagi Para Pelajar.

وينبغى لأهل العلم أن لايذل نفسه بالطمع فى غير مطمع ويحترز عما فيه مذلة العلم وأهله. ويكون متواضعا، والتواضع بين التكبر والذلة، والعفة كذلك يعرف ذلك فى كتاب الأخلاق

Orang yang berilmu hendaknya tidak menjadikan dirinya hina lantaran tamak terhadap sesuatu yang tidak semestinya, menjaga diri dari hal-hal yang dapat menyebabkan hinanya ‘ilmu dan ahli ‘ilmu, dan hendaknya ia berlaku tawaddlu’. Adapun tawaddlu’ (merendahkan diri) adalah sifat yang berada di antara sifat takabbur (sombong) dan menghikan diri. Demikian pula dengan sifat ‘iffah (menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik, hina dan syub_hat), sebagaimana hal itu dapat diketahui dalam kitab-kitab akhlak.

أنشدنى الشيخ الإمام الأجل الأستاذ ركن الإسلام المعروف بالأديب المختار شعرا لنفسه:

As-Syaikh Al-Imam Al-Ajall Al-Ustadz Ruknul Islam yang terkenal dengan sebutan Al-Adibul Mukhtar melantunkan gubahan sya'irnya;

إِنَّ التَّوَاضُعَ مِنْ خِصَالِ الْمُتَّقِى # وَبِه التَّقِيُّ إِلَى الْمَعَالِى يَرْتَقِى

Sesungguhnya tawaddlu’ merupakan pakerti orang-orang yang bertakwa # dengan tawaddlu’, orang yang bertakwa akan semakin tinggi derajatnya

وَمِنَ الْعَجَائِبِ عُجْبُ مَنْ هُوَ جَاهِلُ # فِى حَالِهِ أَهُوَ السَّعِيْدُ أَمِ الشَّقِى

Termasuk perkara aneh, yaitu kagumnya seseorang pada dirinya yang tidak tahu # akan keadaannya sendiri; apakah termasuk orang yang beruntung atau orang yang celaka

أَمْ كَيْفَ يُخْتَمُ عُمْرُهُ أَوْ رُوْحُهُ # يَوْمَ النَّوَى مُتَسَفِّلٌ أَوْ مُرْتَقِى

Atau tudak tahu; akan bagaimanakah ia mengakhiri usianya atau ruhnya # pada hari kematiannya; (apakah ia akan mati tanpa membawa iman sehingga) terjatuh (ke tempat serendah-rendahnya) atau (mati dengan membawa iman sehingga) ia akan naik ke tempat tertinggi

وَالْكِبْرِيَاءُ لِرَبِّنَا صِفَةٌ بِهِ # مَخْصُوْصَةٌ فَتَجَنِّبَنْهَا وَاتَّقِى

Adapun sombong merupakan sifat yang khusus bagi Tuhan kita # maka menjauhlah dan takutlah dirimu dari memiliki sifat sombong

قال أبو حنيفة رحمه الله لأصحابه: عظموا عمائمكم ووسعوا أكمامكم. وإنما قال ذلك لئلا يستخف بالعلم وأهله

Imam Abu Hanifah berkata kepada sahanat-sahabatnya; ”Besarkanlah surbanmu, dan lebarkanlah lengan bajumu”. Beliau berkata demikian agar ‘ilmu dan orang-orang yang berilmu tidak diremahkan.

وينبغى لطالب العلم أن يحصل كتاب الوصية التى كتبها أبو حنيفة رضى الله عليه ليوسف بن خالد السمتى عند الرجوع إلى أهله، يجده من يطلبه وكان أستاذنا الشيخ الإمام برهان الدين على بن أبو بكر قدس الله روحه العزيز أمرنى بكتابته عند الرجوع إلى بلدى وكتبته، ولابد للمدرس والمفتى فى معاملات الناس منه.

Bagi penuntut ‘ilmu dianjurkan untuk mendalami kitab “Al-Washiyyah” karya Abu Hanifah radliyallahu ‘anh yang diberikan kepada Yusuf Bin Khalid As-Simty ketika ia kembali kepada keluarganya. Lalu dimanakah kitab itu bisa didapatkan? Seseorang menjawab; Kitab itu akan didapatkan oleh orang yang mau mencarinya, karena ada sebuah menyatakan; “Barangsiapa mencari sesuatu dan bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkannya”.
Guru kami As-Syaikh Al-Imam Burhanuddin ‘Ali bin Abu Bakar -semoga Allah mensucikan ruhnya yang mulia- menyuruhku untuk menulis kitab tersebut ketika aku pulang ke negaraku, dan akupun menulisnya. Dan bagi pengajar dan mufti pada saat berhubungan dengan orang-orang seharusnya memiliki kitab tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

الا لا تنال العلم الا بستة

Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 5

Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 4