DAQO'IQUL AKHBAR MENGENAL PENCIPTAAN DARI AWAL HINGGA AKHIR BAG. 33
BAB TIGAPULUH TIGA TENTANG SHIRATH
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; Sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan
Shirath yaitu titian atau jembatan diatas neraka Jahannam yang sangat licin dan
menggelincirkan. Jembatan tersebut memliki tujuh pos, setiap posnya berjarak
perjalanan tiga ribu tahun; yang seribu naik, yang seribu datar dan yang seribu
lagi turun. Shirath lebih kecil dari rambut, lebih tajam dari pedang dan gelap
gulita. Pada setiap posnya terdapat tujuh penunjuk arah seperti tombak panjang
yang tajam. Seorang hamba akan duduk di setiap pos, dan ditanya tentang apa
yang Allah Ta’ala perintahkan kepadanya. Pada pos pertama ia ditanya tentang
iman, apabila ia selamat dari kekufuran dan riya’ maka ia akan tetap berada
diatas Shirath dan bisa menlanjutkan penyeberangannya. Apabila tidak selamat
maka ia akan di lemparkan ke neraka. Pada pos kedua ia ditanya tentang shalat,
pos ketiga ditanya tentang zakat, pos keempat ditanya tentang puasa, pos kelima
ditanya tentang hajji dan ‘umrah, pos keenam ditanya tentang wudlu’ dan mandi
besar dan pos ketujuh ditanya tentang berbakti kepada kedua orang tua,
shilaturrahim dan kedzaliman. Apabila ia selamat dari pertanyaan-pertanyaan
tersebut maka ia akan tetap berada diatas Shirath dan dapat menyeberanginya,
Apabila tidak selamat maka ia akan di lemparkan ke neraka.
Wahb
berkata; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdo’a; Ya Rabb,
sallim, sallim ummati, ummati!. (Wahai Tuhanku selamatkanlah, selamatkanlah
ummatku, ummatku!). Maka manusia menjadi tumpang tindih hingga sebagian orang
berada diatas yang lain, dan Shirath terayun kencang bagaikan perahu yang
diterpa badai besar. Kemudian rombongan pertama dapat menyeberangi Shirath
dengan cepat bagaikan kilat menyambar, rombongan kedua bagaikan angin yang
menerpa, rombongan ketiga bagaikan burung yang terbang cepat, rombongan keempat
bagaikan kuda yang berlari kencang, rombongan kelima bagaikan orang yang
berlari, rombongan keenam bagaikan orang yang berjalan dan rombongan ketujuh bagaikan
orang yang merangkak selama sehari semalam. Sebagian ‘ulama’ ada yang
mengatakan dua bulan, ada yang mengatakan satu tahun, dua tahun dan tiga tahun
hingga orang yang paling akhir menyeberangi shirath selama duapuluh lima ribu
tahun dibanding tahun didunia.
Dan
diriwayatkan bahwa pada saat manusia meniti diatas Shirath, api neraka ada yang
menjilat-jilat dibawah telapak kaki mereka, diatas kepala, kanan, kiri depan
dan belakang mereka. Itulah ma’na firman Allah Ta’ala; “Dan tidak ada
seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu
adalah suatu kepastian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan
orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang dzalim di dalam
neraka dalam keadaan berlutut”.(Qs. Maryam 71-72). Dan api neraka membakar
jasad mereka, kulit mereka dan daging mereka hingga setelah sampai diseberang
mereka menjadi seperti arang kecuali orang-orang yang selamat. Sebagian dari
mereka ada yang menyeberangi Shirath dengan tanpa ada rasa tukut sedikitpun
terhadap rintangan yang sangat mengerikan, dan ia tidak merasakan panas
sedikitpun sehingga setelah berada diseberang ia berkata; Dimana Shirath? Lalu
dikatakan; Engkau telah melewatinya dengan tanpa kesulitan berkat Rahmat Allah
Ta’ala.
Dalam
sebuah khabar disebutkan bahwa kelak pada hari kiamat suatu kaum akan datang,
dan ketika naik keatas Shirath Nabi ‘alaihisshalatu wassalam menoleh kepada
mereka dan bertanya; Siapakah kalian? Mereka menjawab; Kami adalah ummatmu. Beliau bertanya lagi; Apakah
kalian menjalankan syari’atku? Mereka menjawab; Tidak. Lantas Nabi
‘alaihisshalatu wassalam membebaskan diri dari mereka dan meninggalkan mereka
hingga mereka jatuh kedalam neraka Jahannam. Kemudian datang kaum yang lain.
Nabi ‘alaihisshalatu wassalam bertanya; Siapakah kalian? Mereka menjawab; Kami adalah ummatmu. Beliau bertanya lagi;
Apakah kalian menjalankan syari’at Nabi kalian? Dan apakah kalian menempuh
jalan diatas jalan Nabi kalian? Apabila mereka menjawab; “Ya” maka mereka akan
melintasi Shirath dan apabila menjawab; “Tidak” maka mereka akan jatuh kedalam
neraka. Dan setelah berada didalam neraka, mereka membutuhkan syafa’at dari
Nabi ‘alaihisshalatu wassalam.
Dalam
sebuah khabar disebutkan; Akan ada suatu kaum yang berhenti tidak melanjutkan
menyeberang diatas Shirath, mereka menangis dan berkata; Siapakah yang akan
menyelamatkan kami? Lantas malaikat Jibril ‘alaihissalam datang dan bertanya
kepada mereka; Apakah gerangan yang mecegah kalian untuk menyeberangi shirath? Mereka
menjawab; Kami takut dengan api. Malaikat Jibril ‘alaihissalam berkata; Ketika
di dunia dan ketika kalian menghadapi samudera yang dalam, bagaimana jika
kalian menyeberanginya? Mereka menjawab; Kami menyeberanginya dengan perahu.
Kemudian malaikat Jibril ‘alaihissalam mendatangkan masjid yang dulu mereka
shalat disana, dengan berbentuk seperti perahu. Lantas mereka duduk disana dan
menyeberangi Shirath. Lalu dikatakan kepada mereka; Ini adalah masjid kalian
yang dulu disana kalian shalat berjama’ah.
Dalam
sebuah khabar disebutkan; Bahwa Allah Ta’ala menghisab seorang hamba dan
ternyata kejelekannya lebih berat daripada kebaikannya. Lantas Allah Ta’ala
menyuruhnya pergi ke neraka. Ketika ia pergi, Allah Ta’ala berfirman kepada
malaikat Jibril ‘alaihissalam; Susullah hamba-Ku dan tanyakan padanya; Apakah
ia pernah duduk bersama dengan ‘ulama’? Maka Aku akan mengampuninya berkat
syafa’at para ‘ulama’. Lalu malaikat Jibril ‘alaihissalam bertanya kepadanya
dan ia menjawab; “Tidak”. Malaikat Jibril berkata; Wahai Tuhanku! Sesungguhnya Engkau
Maha Mengetahui keadaan setiap hamba-Mu. Allah Ta’ala berfirman; Tanyakan
padanya; Apakah ia cinta pada ‘ulama’? Lalu malaikat Jibril ‘alaihissalam bertanya
kepadanya dan ia menjawab; “Tidak”. Allah Ta’ala berfirman; Tanyakan padanya; Apakah
ia pernah duduk dalam sebuah jamuan makan bersama ‘ulama’? Lalu malaikat Jibril ‘alaihissalam
bertanya kepadanya dan ia menjawab; “Tidak”. Allah Ta’ala berfirman; Tanyakan
padanya; Apakah ia tinggal disuatu tempat yang disana ada orang ’alim? Lalu malaikat
Jibril ‘alaihissalam bertanya kepadanya dan ia menjawab; “Tidak”. Allah Ta’ala
berfirman; Tanyakan padanya; Apakah ia cinta pada seseorang yang cinta pada
‘ulama’? Maka Aku akan mengampuninya berkat orang tersebut. Lalu malaikat
Jibril ‘alaihissalam bertanya kepadanya dan ia menjawab; “Ya”. Allah Ta’ala
berfirman kepada malaikat Jibril; Peganglah tangannya dan masukkan ia ke surga,
karena didunia ia cinta pada seseorang yang orang itu cinta pada ‘ulama’, dan
Aku mengampuninya berkat barakah orang tersebut.
Dalam
sebuah khabar disebutkan; Pada hari kiamat Allah Ta’ala akan mengumpulkan
masjid-masjid didunia berupa seperti unta. Kakinya terbuat dari intan, lehernya
dari za’faran, kepalanya dari misik adzfar dan punggungnya dari zabarjad.
Unta-unta tersebut akan menjadi tunggangan bagi orang-orang yang shalat
berjama’ah dimasjid, akan dituntun oleh para mu’addzin dan akan digiring oleh
para imam hingga melewati pelataran hari kiamat. Kemudian terdengar seruan;
Wahai penghuni pelataran hari kiamat! Mereka itu bukanlah malaikat muqorrobin
dan bukan pula para Nabi dan mursalin, akan tetapi mereka adalah ummat Muhammad
yang menjaga shalatnya dengan berjama’ah.
Dikatakan;
Bahwa Allah Ta’ala menciptakan malaikat yang bernama Dirda’il. Ia memiliki dua
sayap, yang satu berada dibarat terbuat dari yaqut merah dan yang satu lagi
berada ditimur terbuat dari zabarjad hijau dan dihiasi dengan intan, yaqut dan
marjan. Kepalanya berada dibawah ‘Arsy, dua telapak kakinya berada dibawah bumi
yang ketujuh. Setiap malam dibulan Ramadlan ia memanggil-manggil; Apakah ada
orang yang berdo’a?, maka do’anya akan dikabulkan. Apakah ada orang yang
memohon?, maka permohonannya akan dikabulkan. Apakah ada orang yang bertaubat?,
maka taubatnya akan diterima. Apakah ada orang yang memohon ampun?, maka ia
akan diampuninya. Demikian itu terjadi hingga terbit fajar.
Komentar
Posting Komentar