DAQO'IQUL AKHBAR MENGENAL PENCIPTAAN DARI AWAL HINGGA AKHIR BAG. 24
BAB DUAPULUH EMPAT TENTANG
BENTUK BURAQ
Buraq
memiliki dua sayap, dengan dua sayap itulah ia terbang diantara langit dan
bumi. Wajahnya seperti wajah manusia dan lisannya seperti lisan orang Arab.
Kedua alisnya nampak terang, kedua tanduknya besar, kedua telinganya tipis dan
terbuat dari zabarjad hijau, kedua matanya hitam, ada yang mengatakan bagaikan
bintang yang bersinar terang. Jambulnya terbuat dari yaqut merah, ekornya
seperti ekor sapi dan dihiasi dengan emas merah. Dalam hal ke elokannya ada
yang mengatakan bagaikan burung merak. Tingginya lebih tinggi dari himar dan
lebih pendek dari peranakan kuda dengan keledai. Dinamakan buraq karena larinya
cepat bagaikan kilat. Ketika buraq menghampiri Nabi ‘alaihissalam untuk
dinaikinya, ia bingung karena sangat senang dan berkata; Wahai JIbril, demi
shifat mulia-Nya Tuhanku, tidak akan pernah ada seorangpun yang dapat menaikiku
kecuali Nabi dari bani Hasyim yang memberikan kabahagiaan yang terhampar luas
dari kabilah Quraisy yaitu Nabi Muhammad bin ‘Abdullah yang memiliki Al Qur’an.
Nabi ‘alaihishalatu wassalam menjawab; Akulah Muhammad bin ‘Abdullah. Lantas
beliau menaikinya dan pergi ke surga. Sesampainya disana beliau langsung
bersujud, lantas terdengar seruan; Angkatlah kepalamu wahai Muhammad! Hari ini
bukanlah hari untuk ruku’ dan sujud, tapi hari ini adalah hari perhitungan
‘amal dan pembalasan, angkatlah kepalamu dan memohonlah, permohonanmu akan
dikabulkan. Nabi ‘alaihishalatu wassalam memohon; Wahai Tuhanku! Berikanlah
semua yang telah Engkau janjikan kepadaku untuk ummatku. Allah Ta’ala menjawab;
Aku pasti mngabulkan permohonanmu apapun yang kamu ridloi. Allah Ta’ala telah
berfirman; “Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan
karunia-Nya kepadamu , lalu (hati) kamu menjadi puas”.(Qs.
Adh Dhuha 5). Lantas Allah Ta’ala memerintahkan agar langit menurunkan
hujan. Maka langit menurunkan air hujan seperti air mani orang laki-laki selama
40 hari hingga airnya setinggi 12 hasta dan makhluk pun akhirnya tumbuh bersemi
bagaikan benih sayuran sehingga mereka menjadi sempurna sebagaimana halnya di dunia.
Lalu Allah Ta’ala mengganti bumi tempat terjadinya kema’shiyatan dan
menyiramnya dengan air panas dari neraka jahannam, diganti dengan bumi yang
terbuat dari perak putih dan menyiramnya dengan air dari surga.
Diriwayat
kan dari Sayyidah ‘A’isyah radliyallahu ‘anha ia berkata; “Wahai Rasul
Allah, pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain dan begitu pula
langit……”. (QS. Ibrahim 48), maka dimanakah umat manusia ketika itu?.
Beliau menjawab; Wahai ‘A’isyah! Engkau telah bertanya tentang perkara yang
agung yang belum pernah ada seorangpun yang bertanya selain engkau.
Sesungguhnya manusia ketika itu ada di shirath.
Komentar
Posting Komentar