KEUTAMAAN SHALAT BERJAMA'AH KITAB DURRATUN NASHIHIN MAJLIS 08
DURRATUN NASHIHIN
MAJLIS 08
MAJLIS 08
Surat
Al Baqarah 277
بِسْمِ اللهِ
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآَتَوُا الزَّكَاةَ لَهُمْ
أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
(سورة البقرة ٢٧٧)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan ‘amal shalih,
mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi
Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati”.(Qs. Al Baqarah 277)
إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا “Sesungguhnya
orang-orang yang beriman”, Kepada Allah
dan Rasul-Nya serta apa yang dibawanya.
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُوا
الصَّلَاةَ وَآَتَوُا الزَّكَاةَ “mengerjakan ‘amal shalih,
mendirikan shalat dan menunaikan zakat”, Shalat
dan zakat (disebutkan secara khusus) di ‘athafkan pada ‘amal shalih, (sementara
shalat dan zakat sudah termasuk ‘amal shalih) karena didalam menafikan, shalat
dan zakat lebih unggul daripada ‘amal-‘amal shalih lainnya.
لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا
خَوْفٌ عَلَيْهِمْ
“mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran atas
mereka”, Terhadap apa yang akan datang.
وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ “tidak (pula)
mereka bersedih hati”. Atas apa yang
telah hilang.
________________________________
Diriwayatkan
dari Nabi ‘alaihishshalatu wassalam bahwa ketika beliau duduk dimasjid
datanglah seorang pemuda, lalu beliau menghormati dan mendudukkannya disamping
beliau lebih tinggi diatas Abu Bakar radliyallahu ‘anhu, kemudian Nabi
‘alaihishshalatu wassalam memberi alasan kepada Abu Bakar dan bersabda; “Wahai
Abu Bakar, aku mendudukkan dia lebih tinggi darimu karena tidak seorangpun
didunia yang bershalawat kepadaku yang lebih banyak daripada dia, sesungguhnya
dia setiap pagi dan petang membaca; ALLAHUMMA SHALLI ‘ALA SAYYIDINA MUHAMMADIN
BI ’ADADI MAN SHALLA ‘ALAIH, WASHALLI ‘ALA SAYYIDINA MUHAMMADIN BI ’ADADI MAN
LAM YUSHALLI ‘ALAIH, WASHALLI ‘ALA SAYYIDINA MUHAMMADIN KAMA TAHIBBU AN
YUSHALLA ‘ALAIH, WASHALLI ‘ALA SAYYIDINA MUHAMMADIN KAMA AMARTANA BISHSHALATI
‘ALAIH, WASHALLI ‘ALA SAYYIDINA MUHAMMADIN KAMA YANBAGHISHSHALATU ‘ALAIH. (Ya
Allah, curahkanlah kesejahteraan kepada junjungan kami Muhammad sebanyak
bilangan orang yang bershalawat kepadanya, curahkanlah kesejahteraan kepada
junjungan kami Muhammad sebanyak bilangan orang yang tidak bershalawat
kepadanya, curahkanlah kesejahteraan kepada junjungan kami Muhammad sebagaimana
Engkau cinta bershalawat atasnya, curahkanlah kesejahteraan kepada junjungan
kami Muhammad sebagaimana Engkau memerintahkan kami untuk bershalawat atasnya
dan curahkanlah kesejahteraan kepada junjungan kami Muhammad sebagaimana Engkau
bershalawat atasnya), karena itulah aku mendudukkan dia lebih tinggi darimu”.
Diriwayatkan
dari Nabi ‘alaihishshalatu wassalam; “Barangsiapa mengerjakan shalat lima waktu
dengan berjema’ah, maka ia akan mendapatkan lima macam perkara; 1) Tidak akan
ditimpa kefaqiran selama didunia, 2) Allah akan menghilangkan ‘adzab kubur
darinya, 3) Akan menerima buku catatan ‘amal dengan tangan kanannya, 4) Akan
melewati Shirat seperti kilat menyambar, 5) Allah Ta’ala akan memesukkannya
kesorga tanpa hisab dan siksa”.(Mashabih).
Nabi
‘alaihishshalatu wassalam bersabda; “Shalat orang laki-laki dengan berjama’ah
lebih baik daripada shalat 40 tahun dirumah sendirian”.
Dan
diriwayatkan bahwa “shalat berjama’ah lebih unggul 27 derajat daripada shalat
sendirian”.
Dalam
sebuah khabar diriwayatkan dari Nabi ‘alaihishshalatu wassalam beliau bersabda;
“Kelak pada hari kiamat Allah Ta’ala akan mengumpulkan suatau kaum yang
wajahnya bersinar cemerlang bagaikan bintang, kemudian para malaikat bertanya;
Apa ‘amal kalian? Mereka menjawab; Apabila kami mendengar adzan, kami langsung bersuci,
berwudlu’ dan tidak melakukan apapun selainnya. Lalu Allah Ta’ala mengumpulkan
kaum yang wajahnya bersinar bagaikan bulan, kemudian para malaikat bertanya;
Apa ‘amal kalian? Mereka menjawab; Kami berwudlu’ sebelum adzan. Dan Allah
Ta’ala mengumpulkan kaum yang wajahnya bersinar terang bagaikan matahari,
setelah ditanya mereka menjawab; Kami mendengar adzan dimasjid”.(Durratul
Wa’idzin).
Diriwayatkan
dari Nabi ‘alaihishshalatu wassalam beliau bersabda; “Apabila seorang hamba
bertakbir karena untuk mengerjakan shalat, maka Allah Ta’ala berfirman kepada
para malaikat; hilangkanlah dosa-dosa hamba-Ku dari badannya sehingga ia
ber’ibadah kepada-Ku dalam keadaan suci. Kemudian para malaikat mengambil semua
dosa-dosanya. Setelah selesai shalat, para malaikat berkata; Wahai Tuhan kami, Apakah
dosa-dosa ini akan aku kembalikan kepadanya? Allah Ta’ala menjawab; Wahai para
malaikat-Ku, tidaklah pantas dengan shifat Pemurah-Ku selain mengampuni, Aku
benar-benar telah mengampuni segala kesalahannya”.
Dari
Nabi ‘alaihishshalatu wassalam beliau bersabda; “sesungguhnya Allah Ta’ala akan
mengumpulkan masjid-masjid dunia kelak pada hari kiamat seolah-olah bagaikan
unta besar barwarna putih, kakinya ari ‘anbar, lehernya dari za’faran,
kepalanya dari misk, telinganya dari zabarjad, para mu’addzin menuntunnya dan
para imam menggiringnya, kemudian mereka melintasi hamparan hari kiamat
bagaikan kilat menyambar, lantas ahli kiamat berkata; Apakah mereka itu para
malaikat Al Muqarrabin ataukah para Nabi dan Rasul? Lalu terdengar suara;
Bukan, bahkan mereka adalah ummat Muhammad ‘alaihishshalatu wassalam yang
menjaga shalatnya dengan berjama’ah”. Karena itulah Nabi ‘alaihishshalatu
wassalam bersabda; “Barangsiapa yang berwudlu’ dengan air yang mengalir dan
shalat dibelakang imam yang ahli bacaan, maka ia berhak mendapatkan rahmat
Allah yang menciptakan makhluk”.(Zubdatul Wa’idzin).
Diriwayatkan
dari Nabi ‘alaihishshalatu wassalam beliau bersabda; “Ketika Allah Ta’ala
menciptakan malaikat Jibril ‘alaihissalam diatas sebaik-baiknya rupa dan
menciptakan untuknya 600 sayap yang masing-masing sayap panjangnya sejauh jarak
antara barat dan timur, ia melihat pada dirinya lalu berkata; Wahai Tuhanku,
apakah Engkau menciptakan rupa yang lebih baik daripada aku? Allah Ta’ala
menjawab; Tidak. Lantas malaikat Jibril berdiri shalat dua raka’at karena
bersyukur kepada Allah Ta’ala dan tiap-tiap raka’atnya selama 20 ribu tahun,
setelah selesai shalat, Allah Ta’ala berfirman; Wahai Jbril, engkau telah
ber’ibadah kepada-Ku dengan sebenar-benarnya ‘ibadah, tidak seorangpun yang
ber’ibadah kepada-Ku seperti ‘ibadahmu, namun akan datang diakhir zaman seorang
Nabi yang mulia dan menjadi kekasih-Ku bernama Muhammad, ia memiliki ummat yang
lemah lagi berdosa, dan mereka shalat dua raka’at dengan lalai dan kurang,
dalam waktu yang singkat, mereka banyak pikiran dan dosa, demi kemuliaan dan
keagungan-Ku sesungguhnya shalat mereka lebih Aku cintai daripada shalatmu,
karena mereka shalat dengan perintah-Ku, sedangkan kamu shalat bukan dengan perintah-Ku.
Malaikat Jibril berkata; Wahai Tuhanku, apa yang akan Engkau berikan kepada
mereka sebagai perbandingan ‘ibadahnya? Allah Ta’ala menjawab; Aku akan memberi
mereka Jannatul Ma’wa, kemudian malaikat Jibril meminta ijin kepada Allah
Ta’ala untuk melihatnya dan Allah Ta’ala memberinya ijin, maka malaikat Jibril datang
dan membuka semua sayap-sayapnya lalu terbang. Ketika membuka dua sayapnya ia
mampu menempuh jarak perjalanan tiga ribu tahun, dan ketika menutupnya ia dapat
menempuh jarak sejauh itu pula (1.800.000 tahun @buka/tutup). Ia terbang dengan
cara seperti ini selama 300 tahun, karena sudah tidak mampu lagi, lalu ia turun
dibawah naungan suatu pohon dan bersujud kepada Allah Ta’ala, didalam sujudnya
ia berkata; Wahai Tuhanku, apakah aku telah mencapai 1/2,
1/3 atau 1/4 nya? Allah Ta’ala
menjawab; seandainya engkau terbang selama 300 ribu tahun dan Aku memberimu
kekuatan seperti kekuatanmu, memberi sayap seperti sayapmu dan terbang seperti
terbangmu, niscaya engkau tidak akan mencapai 1/10 % nya
apa yang Aku berikan kepada ummat Muhammad sebagai perbandingan dua raka’at
dari shalat mereka”.(Misykatul Anwar).
Dari
Nabi ‘alaihishshalatu wassalam beliau bersabda; “Barangsiapa yang bershalawat
atasku karena mengagungkanku, maka Allah Ta’ala akan menciptakan dari shalawat
tersebut malaikat yang memiliki dua sayap, satu diujung barat dan satu lagi
diujung timur, kedua kakinya berada dibawah bumi yang ketujuh dan lehernya
sejajar dengan ‘Arsy, kemudian Allah Ta’ala berfirman kepada malaikat tersebut;
Bershalawatlah engkau atas hamba-Ku sebagaimana hamba-Ku bershalawat atas
Nabi-Ku Muhammad ‘alaihishshalatu wassalam. Maka malaikat itu bershalawat atas
hamba tersebut hingga hari kiamat”.(Zubdatul Wa’idzin).
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, beliau meriwayatkan dari Allah Ta’ala
bahwasanya Allah Ta’ala berfirman; “Tiga perkara yang barangsiapa menjaganya,
ia adalah kekasih-Ku yang sebenarnya, dan barangsiapa yang menyia-nyiakannya,
ia adalah musuh-Ku yang sebenarnya”. Shahabat bertanya; Apakah itu wahai Rasul
Allah? Beliau menjawab; “Shalat, Puasa dan Mandi besar”. Beliau menlanjutkan;
“Itu adalah amanat antara Allah dan hamba-Nya, Allah memerintahkan untuk
menjaganya”.
Yang
dimaksud menjaganya adalah melaksanakannya tepat pada waktunya serta
menyempurnakan fardlu, kewajiban dan sunnah-sunnahnya, sehingga apabila
seseorang shalat diluar waktunya, maka ia benar-benar menyia-nyiakan shalatnya
berdasarkan hadits yang diriwayatkan dalam suatu khabar bahwa Nabi
‘alaihishshalatu wassalam bersabda; “Pada malam aku di isra’kan sampai
kelangit, aku melihat orang laki-laki dan perempuan yang dipukul kepalanya
hingga otaknya mengalir bagaikan sungai besar, mereka berkata; Oh, celakanya aku.
Oh, binasalah aku. Kemudian aku bertanya; Wahai Jibril, siapakah mereka? Jibril
menjawab; Mereka adalah orang-orang yang shalat diluar waktunya”. Adapun dalil
yang mendukung atas hadits tersebut adalah firman Allah; “Maka datanglah
sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan
memperturutkan hawa nafsu, maka mereka kelak akan menemui kesesatan”.(Qs.
Maryam 59).
Demikian
pula apabila tidak melaksanakannya dengan berjama’ah, sebagaimana dieiwayatkan
bahwa; Seorang laki-laki datang kepada Nabi ‘alaihishshalam lalu berkata; Aku
melihat dalam mimpiku seolah-olah pada salah satu tanganku ada 20 dinar dan
ditangan lainnya ada empat dinar, kemudian yang 20 dinar jatuh dari tanganku
dan yang empat dinar berubah menjadi merah. Lantas Rasulullah ‘alaihishshalatu
wassalam bertanya; “Apakah engkau shalat ‘isya’ berjama’ah?”, ia menjawab; Tidak.
Nabi bersabda; “Yang jatuh dari tanganmu itu adalah keutamaan berjama’ah yang engkau
lewatkan, sedangkan yang empat itu adalah shalat yang engkau kerjakan dirumahmu
yang tidak diterima”.(Zahratur Riyadl).
Nabi
‘alaihishshalatu wassalam bersabda; “Barangsiapa yang menjaga shalat, baginya
cahaya, dalil pertanda dan keberuntungan kelak pada hari kiamat”.(Tabyinul
Maharim).
Nabi
‘alaihishshalatu wassalam bersaba; “Tujuh golongan, Allah tidak akan menerima
shalatnya; 1) Orang yang shalat sendirian dengan tanpa membaca fatihah, 2)
Orang yang shalat namun tidak menunaikan zakat, 3) Orang yang mengimami kaum
sedangkan mereka benci kepadanya, 4) Hamba yang melarikan diri, 5) Orang yang
minum khamer terus menerus, 6) Orang yang makan riba, 7) orang yang shalatnya
tidak mampu mencegah dari perbuatan keji dan munkar”.
Nabi
‘alaihishshalatu wassalam bersaba; “Barangsiapa yang shalatnya tidak mampu
mencegah dari perbuatan keji dan munkar, maka shalatnya tidaklah menambah dekat
di sisi Allah melainkan dimurkai dan semakin jauh”.
Al
Hasan berkata; Apabila shalatmu tidak menghentikanmu dari perbuatan kaji, maka
engkau bukanlah orang yang mengerjakan shalat dan shalatmu kelak pada hari
kiamat akan dilemparkan kewajahmu seperti gombal tebal yang kotor.(Mukasyafatul
Qulub).
Diriwayatkan
dari Mu’adz bin Jabal dan Jabir bin ‘Abdullah radliyallahu ‘anhuma, keduanya
berkata; Ketika Nabi ‘alaihishshalatu wassalam dinaikkan pada malam mi’raj
kelangit tujuh, pada langit pertama beliau melihat para malaikt berdzikir
kepada Allah Ta’ala sejak Allah Ta’ala menciptakannya, pada langit kedua beliau
melihat para malaikat ruku’ kepada Allah Ta’ala dan tidak pernah mengangkat
kepalanya, pada langit ketiga beliau melihat para malaikat sujud kapada Allah
Ta’ala sejak diciptakan dan tidak pernah mengangkat kepalanya kecuali ketika
Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan salam atas mereka
lalu mereka mengangkat kepalanya dan menjawab salam Nabi ‘alaihishshalatu
wassalam kemudian sujud untuk kedua kalinya hingga kiamat, karena itulah sujud
dilakukan dua kali, pada langit kaempat beliau melihat para malaikat tasyahhud,
pada langit kelima baliau melihat para malaikat membaca tasbih, pada langit
keenam beliau melihat para malaikat membaca takbir dan tahlil dan pada langit
ketujuh beliau melihat para malaikat mengucapkan salam sejak Allah Ta’ala
menciptakan mereka, kemudian hati Nabi ‘alaihishshalatu wassalam bermaksud dan
menginginkan agar ‘ibadah ini semuanya diberikan kepada beliau dan ummatnya,
Allah Ta’ala mengetahui maksud dan keinginan Nabi ‘alaihishshalatu wassalam,
maka Allah Ta’ala menyatukan ‘ibadah malaikat tujuh langit dan memulyakan
Nabi-Nya ‘alaihishshalatu wassalam dengannya, dan Allah Ta’ala berfirman;
“Barangsiapa yang menunaikan shalat lima waktu, niscaya ia mendapatkan ‘ibadah
malaikat tujuh langit”.(Rawdlatul ‘Ulama’).
Diriwayatkan
dari Nabi ‘alaihishshalatu wassalam beliau bersabda; “Shalat adalah ‘amal yang
diridlai Tuhan, kebiasaan para Nabi, kesenangan para malaikat, cahaya ma’rifat,
kewajiban-kewajiban berdo’a, diterimanya ‘amal, barakahnya harta dan pekerjaan,
senjata menghadapi musuh, dibenci syaithan, penolong antara orang yang memiliki
shalat dan malaikat maut, penerang kubur hingga kiamat, naungan bagi orang yang
memiliki shalat kelak pada hari kiamat, mahkota dan perhiasan bagi orang yang
memiliki shalat, penghalang dari api neraka, hujjah dihadapan Tuhan,
memberatkan timbangan ‘amal, melewati shirath dan kunci sorga”.
Dan
Nabi ‘alaihishshalatu wassalam beliau bersabda; “Kelak pada hari kiamat akan
keluar sesuatu dari neraka Jahannam yang bernama Harisy berupa anak
kalajengking, panjangnya sejauh jarak antara langit dan bumi, lebarnya selebar
barat dan timur, kemudian malaikat Jibril bertanya; Wajai Harisy, Hendak
kemana, siapa yang engkau cari? Harisy menjawab; Lima golongan; 1) Orang yang
meninggalkan shalat, 2) Orang yang menahan zakat, 3) Orang yang berani kepada
kedua orang tua, 4) Peminum khamer, 5) Orang yang berbicara masalah dunia
dimasjid”. Karena itulah Allah Ta’ala berfirman; “Dan sesungguhnya
masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, maka janganlah kamu menyembah
seseorangpun didalamnya disamping (menyembah) Allah”.(Qs. Al Jinn 18). Ambillah
itu untuk dijadikan pelajaran wahai orang-orang yang mempunyai wawasan dan
janganlah engkau menjadi orang yang lalai.(Zubdatul Wa’idzin).
Komentar
Posting Komentar