Peringatan Seputar Makan Makanan Haram Dan Syubhat
Ma'al Ikhwan al-Muhibbin Min Ahlil Khair Wad Din
Lil Imam al-Habib Abdullah al-Haddad
فَصْل: (في
التحذير من أكل الحرام والشبهات)
Fasal
Tentang; Peringatan Seputar Makan Makanan Haram Dan Syubhat
وأما تناول الحرام والشبهات فهو لا محالة
يصرف عن الطاعة، ويدعو إلى المعصية،
Adapun
memakan makanan haram atau syubhat tidak diragukan lagi ia pasti mengalihkan
dari ketha’atan dan mendorong pada kema’shiyatan.
وقد رُوِيَ مرفوعاً إلى رسول الله - صلى الله
عليه وسلم -: ((من أكل الحلال أطاعت جوارحه
شاء أم أبى، ومن أكل الحرام عصت جوارحه شاء أم أبى)).
Diriwayatkan
secara marfu’ kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam;
“Barangsiapa
memakan makanan halal, mau tidak mau seluruh anggota tubuhnya akan mengajak
berbuat tha’at, dan Itarangsiapa memakan makanan haram, mau tidak mau seluruh
anggota tubuhnya akan mengajak berbuat ma’shiyat”.
وفي الخبر أوالأثر: "كُلْ ما شِئتَ
فمثلُهُ تعمل".
Disebutkan
dalam sebuah khabar atau atsar; “Makanlah apa saja yang kamu kehendaki, maka
seperti makanan itulah perbuatamu”.
وقال بعض العارفين: ما قطع الخلق عن الحق
وأخرجهم من دائرة الولاية إلا عدم تفتيشهم عن هذه اللقمة .
Sebagian
orang-orang ahli ma’rifat berkata; “Tidaklah memutuskan hubungan makhluk dari
Allah al Haq, dan tidaklah mengeluarkan mereka dari golongan kewaliyan kecuali
karena tidak adanya ketelitian mereka dari makanan ini”.
وآكل الحرام و الشبهة وإن أطاع الله فطاعته
غير مقبولة؛
Orang
yang memakan makanan haram atau syubhat, jika ia berbuat tha’at kepada Allah, maka
ketaatannya tidak diterima.
لأن الله إنما يتقبل من المتقين، و الله طيب
لا يقبل إلا طيباً؛ فأمسك أخي عن تناول الحرام وجوباً، وعن تناول الشبهات ورعاً،
Karena
Allah Ta’ala hanya menerima dari dari orang-orang yang bertakwa, dan Allah Ta’ala
adalah Dzat yang Baik, Dia tidak menerima kecuali yang baik, maka tahanlah
dirimu wahai saudaraku dari mendapatkan barang haram karena menjalankan wajib,
dan dari mendapatkan barang syubhat karena berlaku wira’i.
وعليك بطلب الحلال، فإن طلبه فريضة بعد
الفريضة،
Hendaklah
kamu mencari barang halal, karena mencari barang halal adalah suatu kewajiban
setelah kewajiban yang lain.
فإذا ظفرت به فكل منه قصداً ، والبس منه
قصداً ، ولا تسرف فإن الحلال لا يحتمل السرف ،
Apabila
kamu mendapatkan barang halal, maka makanlah darinya sesuai kebutuhanmu, pakailah
darinya sesuai dengan kebutuhanmu, dan janganlah berlebihan karena berlebihan
dalam menggunakan perkara halal tidak di perbolehkan.
وإيَّاك والشبع فإنه من الحلال مبدأ كلِّ
شرٍّ، فكيف من الحرام ؟
Waspadalah
terhadap makan hingga kenyang, karena sesungguhnya makan makanan dari barang
halal (hingga kenyang) merupakan awal dari stiap keburukan, lalu bagaimana jika
makan makanan dari barang haram?
وقال عليه الصلاة والسلام: (( ما ملأ ابن آدم
وعاء شرّاً من بطنه حسب ابن آدم لقيمات يقمن صلبه، فإن كان لا محالة ؛ فثلث لطعامه
و ثلث لشرابه وثلث لنفسه)) ، والسلام .
Nabi ‘alaihishshalatu wassalam bersabda;
“Tidaklah
anak Adam mengisi wadah yang lebih buruk daripada perutnya, cukuplah bagi anak
Adam memakan beberapa suap yang dapat menegakkan tulang punggungnya, jika hal
itu tidak memungkinkan, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk
minumannya dan sepertiga untuk barnafasnya”.
Wassalam.
Komentar
Posting Komentar