Peringatan Seputar Kebodohan
Kitab Risalah al-Mudzakarah
Ma'al Ikhwan al-Muhibbin Min Ahlil Khair Wad Din
Lil Imam al-Habib Abdullah al-Haddad
فَصْل: ( في
التحذير من الجهل )
Fasal
Tentang; Peringatan Seputar Kebodohan
أما الجهل : فهو أصل كل شرٍّ ومنشأ كلِّ ضرر،
وهو وأهله داخلون في عموم قوله -صلى الله عليه وسلم-: ((الدنيا مَلْعُونَةٌ
مَلْعُونٌ ما فيها إلا ذكر الله وعالمٌ و متعلم)).
Adapun
kebodohan, ia merupakan sumber dari segala keburukan, penyebab dari berbagai
macam kerusakan, dan kebodohan berikut orang-orangnya termasuk dalam ke umuman
sabda Nabi Shalallahu alaihi wa alihi wasalam;
“Dunia
itu terla’nat, dan terla’natlah apa yang ada didalamnya, kecuali dzikr kepada Allah,
orang ‘alim dan orang yang menuntut ilmu”.
ويروى: "إن الله لما خلق الجهل قال له
اقبل فأدبر، فقال له أدبر فأقبل، فقال له: وعزتي ما خلقت خلقاً أبغض إليّ منك، ولأجعلنك
في شرار خلقي)).
Dan
diriwayatkan;
“Sesungguhnya
Allah ketika menciptakan kebodohan Dia berkata kepadanya; ‘Menghadaplah’, lalu
ia pergi. Kemudian Allah berkata kepadanya; ‘Pergilah’, lalu ia datang. Maka
Allah berkata kepadanya; ‘Demi Kemulian-Ku, tidaklah Aku menciptakan suatu
makhluk pun yang lebih Aku benci dari pada dirimu, dan sungguh Aku pasti akan
menjadikanmu dikalangan makhluk-Ku yang paling buruk’”.
وقال علي - كرم الله وجهه -: "لا عَدُوَّ
أعدى من الجهل، والمرء عدوّ ما جهل".
Imam
Ali karramallahu wajhah berkata; “Tidak ada musuh yang lebih berbahaya daripada
kebodohan, dan musuh seseorang adalah kebodohannya”.
وذمُّ الجهل معلوم بالنقل والعقل، لا يكاد
يخفى على أحد، والجاهل واقع في ترك الطاعات وفعل المعاصي شاء أم أبى، فإنه لا يدري
أي شيء الطاعة التي أمره الله بفعلها، ولا أي شيء المعصية التي نهاه الله عن
ارتكابها، ولا يخرج من ظلمات الجهل الا بنور العلم،
Celaan
terhadap kebodohan dapat di ketahui dengan riwayat-riwayat atau dengan akal,
hal itu hampir saja tidak ada yang tersembunyi bagi seorangpun, mau tidak mau
orang yang bodoh pasti terjerumus meninggalkan ketha’atan dan melakukan
kema’shiyatan, karena ia tidak mengetahui mana ketha’atan yang di perintahkan
Allah kepadanya yang harus di lakukan, dan ia pun tidak mengatahui mana
kema’shiyatan yang dilarang oleh Allah baginya yang tidak boleh di kerjakan,
dan seseorang tidak bias keluar dari gelapnya kebodohan kecuali dengan cahaya
‘ilmu.
ولله درُّ الشيخ علي بن أبي بكر، حيث يقول:
الجهل نار لدين المرء يحرقه # والعلم ماء
لتلك النار يطفيها
Sungguh
indah perkataan Syeikh ‘Aly bin Abi Bakar, ia berkata dalam sya’irnya;
Kebodohan
bagaikan api yang membakar agama seseorang # Sedangkan ‘ilmu bagaikan air yang
memadam-kan api tersebut
فعليك أن تعلم ما أوجب الله عليك علمه، وليس
بواجب عليك أن تتسع في العلم، بل عليك أن تتعلم ما لا يصلح إيمانك بدونه من علوم
الإيمان.
Oleh
karena itu, hendaklah kamu mempelajari ‘ilmu yang Allah Ta’ala wajibkan bagimu
untuk diketahui, dan lebih memperluas ‘ilmu bukan merupakan kewajiban bagimu, bahkan
kewajibanmu adalah mempelajari ‘ilmu (‘aqidah), yang mana keimananmu tidak akan
sempurna tanpa dengannya.
وعليك أن تتعلم كيف تؤدي ما افترض الله عليك
من طاعته، وكيف تتجنب ما نهاك عنه من معصيته. وجوباً فورياً في الفوريات، وموسعاً في
المُوَسَّعَات.
Dan
hendaknya kamu juga mempelajari ‘ilmu tentang bagaimana caranya agar kamu dapat
menunaikan setiap apa yang Allah Ta’ala wajibkan kepadamu perihal ketha’atan
kepada-Nya, dan bagaimana caranya agar kamu bisa menghindari dari setiap apa yang
Allah Ta’ala larang bagimu perihal kema’shiyatan, dengan ketentuan wajib
mencari dengan segera untuk hal-hal yang segera (yang di butuhkan pada masa
sekarang), dan tidak wajib dengan segera untuk hal-hal yang lapang (yang di
butuhkan pada masa mendatang).
وقد كان مالك بن دينار - رحمه الله - يقول: "من طلب العلم لنفسه فالقليل منه يكفيه،
ومن طلب العلم للناس فحوائج الناس كثيرة".
Malik
bin Dinar rahimahullah pernah berkata; “Barangsiapa yang menuntut ‘ilmu untuk
kepentingan dirinya sendiri, maka ‘ilmu yang sedikit sudah mencukupinya, dan
barangsiapa yang menuntut ‘ilmu untuk kepentingan manusia, maka sesungguhnya
kepentingan manusia itu sangat banyak”.
Komentar
Posting Komentar