Wasiat al-Ghazali Bagi Para Pelajar Kitab Ayyuhal Walad Bag 2

Surat Wasiat al-Ghazali
Bagi Para Pelajar
Kitab Ayyuhal Walad
Bag. 2


أَيُّهَا الْوَلَدُ..!!
النَّصِيْحَةُ سَهْلَةٌ، وَالْمُشْكِلُ قَبُوْلُهَا، لِأَنَّهَا فِي مَذَاقِ مُتَّبِعِي الْهَوَى مُرَّةٌ، إِذِ الْمَنَاهِي مَحْبُوْبَةٌ فِي قُلُوْبِهِمْ وَعَلَى الْخُصُوْصِ لِمَنْ كَانَ طَالِبَ عِلْمِ الرَّسْمِيِّ وَمُشْتَغِلًا فِي فَضْلِ النَّفْسِ وَمَنَاقِبِ الدُّنْيَا، فَإِنَّهُ يَحْسَبُ أَنَّ الْعِلْمَ الْمُجَرَّدَ لَهَ سَيَكُوْنَ نَجَاتَهُ وَخَلَاصَهُ فِيْهِ، وَأَنَّهُ مُسْتَغْنٍ عَنِ الْعَمَلِ، وَهٰذَا اِعْتِقَادُ الْفَلَاسِفَةِ. ( أي العلم بلا عمل).

Wahai anakku !. 
Nasehat itu mudah, yang sulit adalah menerimanya, karena bagi perasaan orang yang suka menuruti hawa nafsu nasehat itu terasa sangat pahit, karena segala perkara yang di larang lebih dicintai di hati mereka, terutama bagi penuntut ‘ilmu yang hanya untuk pengetahuan semata (bukan untuk di ‘amalkan), dan mereka senantiasa sibuk memenuhi kepentingan pribadinya dan kemewahan dunia, mereka menyangka bahwa hanya dengan ‘ilmu saja sudah cukup menguntungkan serta menyelamatkannya, dan mereka menyangka bahwa ‘ilmu tidak harus di ‘amalkannya. Demikian itu adalah keyakinan para ahli falsafat.


سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ!! لَا يَعْلَمَ هٰذَا الْمَغْرُوْرُ أَنَّهُ حِيْنَ حَصَّلَ الْعِلْمَ إِذَا لَمْ يَعْمَلْ بِهِ تَكُوْنُ الْحُجَّةُ عَلَبْهِ آكَدَ، كَمَا قَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم: " أَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَالِمٌ لَايَنْفَعُهُ اللهُ بِعِلْمِهِ ". رواه الطبراني والبيهقي .

Subhanallahil ‘adzim , Maha Suci Allah Yang Maha Agung.
Orang ini telah terpedaya, ia tidak tahu bahwa setelah berhasil mempelajari ilmu apa bila tidak mengamalkannya, justru ilmunya akan menjadi hujjah yang sangat kuat yang membahayakan dirinya, sebagaimana sabda Rasulullahi sallallahu ‘alaihi wasallam;

" أَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَالِمٌ لَايَنْفَعُهُ اللهُ بِعِلْمِهِ ". رواه الطبراني والبيهقي .

Manusia yang paling berat siksanya kelak pada hari kiamat adalah orang  yang berilmu yang Allah tidak memberikan manfa’at pada ‘ilmunya”. (HR. Thabrani dan Baihaqi).

وَرُوِيَ أَنَّ الْجُنَيْدَ قَدَّسَ اللهُ سِرَّهُ رُؤِيَ فِي الْمَنَامِ بَعْدَ مَوْتِهِ، فَقِيْلَ لَهُ: مَا الْخَبَرُ يَا أَبَا الْقَاسِمِ؟ قَالَ: طَاحَتْ تِلْكَ الْعِبَارَاتُ، وَفَنِيَتْ تِلْكَ الْإِشَارَاتُ، وَمَا نَفَعَنَا إِلَّا رُكَيْعَاتٌ رَكَعْنَاهَا فِي جَوْفِ اللَّيْلِ.

Diriwayatkan bahwa wali Junaid al Baghdadi -qaddasallahu sirrahu- diimpikan setelah beliau wafat, lalu beliau ditanya; Bagaimana kabarmu wahai Aba al Qasim?
Beliau menjawab; “Telah musnah seluruh ibarat-ibarat itu, dan telah sirna seluruh isyarat-isyarat itu, tiada yang bermanfa’at bagi diriku kecuali raka’at-raka’at pendek yang aku lakukan ditengah kegelapan malam”.

أَيُّهَا الْوَلَدُ..!!
لَا تَكُنْ مِنَ الْأَعْمَالِ مُفْلِسًا، وَلَا مِنَ الْأَحْوَالِ خَالِيًا، وَتَيَقَّنْ أَنَّ الْعِلْمَ الْمُجَرَّدَ لَا يَأْخُذُ بِالْيَدِ.

Wahai anakku !. 
Janganlah dirimu menjadi orang yang bangkrut tiada beramal, jangan pula jiwamu menjadi kosong tiada perbuatan. Yakinlah bahwa hanya ilmu saja tanpa ‘amal, tidak akan memberi manfa’at.

مِثَالُهُ لَوْ كَانَ عَلَى رَجُلٍ فِي بِّريَّةٍ عَشَرَةُ أَسْيَافٍ هِنْدِيَّةٍ مَعَ أَسْلِحَةٍ أُخْرَى، وَكَانَ الرَّجُلُ شُجَاعًا وَأَهْلَ حَرْبٍ، فَحَمَلَ عَلَيْهِ أَسَدٌ عَظِيْمٌ مَهِيْبٌ، فَمَا ظَنُّكَ؟ هَلْ تَدْفَعُ الْأَسْلِحَةُ شَرَّهُ عَنْهُ بِلَا اسْتِعْمَالِهَا اَوْضَرْبِهَا؟!

Perumpamaannya adalah, seandainya ada seorang laki laki di tengah hutan belantara memegang sepuluh pedang India yang sangat tajam, bahkan masih membawa beberapa senjata yang lain, dan ia adalah seorang pemberani dan ahli berperang. Lalu seekor hari mau besar, buas dan sangat menakutkan siap menerkamnya. Dalam keadaan seperti itu, apa yang kamu duga?. Apakah senjata-senjata itu dengan sendirinya mampu menolak ancaman binatang buas itu tanpa digunakan atau dipukulkan?

وَمِنَ الْمَعْلُوْمِ أَنَّهَا لَاتَدْفَعُ إِلَّا بِالتَّحْرِيْكِ وِالضَّرْبِ، فَكَذٰا لَوْ قَرَأَ رَجُلٌ مِائَةَ أَلْفِ مَسْأَلَةٍ عِلْمِيَّةٍ وَتَعَلَّمَهَا، وَلَمْ يَعْمَلْ بِهَا: لَا تُفِيْدُهُ إِلَّا بْالْعَمَلِ.

Tentu saja dimaklumi bahwa senjata itu tidak akan mampu menolak bahaya tanpa digerakkan atau dipukulkan. Demikian pula, seandainya seseorang mampu menguasai seratus ribu macam ilmu pengetahuan dan ia pun juga mengajarkannya, namun ia tidak mengamalkannya, tentu ilmunya tidak akan member faidah kecuali jika ia mengamalkannya.

وَمِثَالُهُ أَيْضًا: لَوْ كَانَ لِرَجُلٍ حَرَارَةٌ وَمَرَضٌ صَفْرَاوِيٌّ يَكُوْنُ عِلَاجُهُ بالسَّكَنْجَبِينِ وَالْكُشْكَابِ فَلَا يَحْصُلُ الْبَرْءُ إِلَّا بِاسْتِعْمَالِهِمَا.

Perumpamaannya lagi ialah; Apabila ada orang yang sakit demam dan sakit kuning yang harus diobati dengan ramuan Sakanjabin dan Kusykab(1). Tentu ia tidak akan sembuh kecuali dengan menelannya.

(1)(السكنجبين والكشكاب: دواءان لعلاج الحمى الصفراء).

(Sakanjabin dan Kusykab adalah dua jenis obat penyakit panas dan kuning).

(Kemudian Tuan Guru Hujjatul Islam Muhammad Al Ghazali -semoga Allah mengasihinya- membawakan sebuah bait sya’ir);

كَرْمِى دُوهْزَارْ رِطْلٍ هَمِى بِيِيْمَائِي ** تَامِى نُخُوْرِي نَبَاشَدَتْ شِيْدَائِي

Bait ini berbahasa Persia. Syaikh al Amin al Kurdi menerjemahkannya ke dalam bahasa Arab sebagai berikut;

لَوْ كِلْتَ أَلْفَيْ رِطْلِ خَمْرٍ لَمْ تَكُنْ # لتَصِيْرَ نُشُوْنًا إِذَا لَمْ تَشْرَبْ

sendainya kamu menaakar 2000 kati khamr hal itu tidak akan # menjadikanmu mabuk jika kamu tidak meminumnya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

الا لا تنال العلم الا بستة

Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 5

Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 4