Wasiat Imam al-Ghazali Kepada Para Pelajar Kitab Ayyuhal Walad Bag 9

Wasiat Imam al-Ghazali
Kepada Para Pelajar
Kitab Ayyuhal Walad
Bag. 9




أَيُهَا الْوَلَدُ..!!
بَعْضُ مَسَائِلِكَ مِنْ هَذَا الْقَبِيْلِ، وَأَمَّا الْبَعْضُ الَّذِي يَسْتَقِيْمُ لَهُ الْجَوَابُ فَقَدْ ذَكَرْنَاهُ فِي "إِحْيَاءِ الْعُلُوْمِ" وَغَيْرِهِ، وَنَذْكُرُ هَهُنَا نُبَذًا مِنْهُ وَنُشِيْرُ إِلَيْهِ

Wahai anakku !.
Sebagian pertanyaanmu menyerupai permasalahan ini tadi, sedangkan sebagian yang lain yang mungkin dijawabnya, telah aku tuturkan dalam kitab “Ihya ‘Ulumuddin” dan lainnya. Disini aku akan menyebutkan sebagian saja darinya, dan aku akan memberikan isyarah terhadapnya.

فَنَقُوْلُ: قَدْ وَجَبَ عَلَى السَّالِكِ أَرْبَعَةُ أُمُوْرٍ:

Aku berkata; Sungguh wajib bagi seorang penempuh jalan menuju Allah memenuhi empat perkara;

الْأَمْرُ الْأَوَّلُ: اِعْتِقَادٌ صَحِيْحٌ لَا يَكُوْنُ فِيْهِ بِدْعَةٌ.

Pertama; Wajib memiliki i’tikad dan keyakinan yang benar yang tidak ada bid’ah didalamnya.

وَالثَّانِي: تَوْبَةٌ نَصُوْحٌ لَا يَرْجِعُ بَعْدَهُ اِلَى الزَّلَّةِ.

Kedua; Wajib bertaubat dengan taubatan nashuha, yaitu setelah bertaubat ia tidak lagi kembali melakukan kesalahan.

وَالثَّالِثُ: اِسْتِرْضَاءُ الْخُصُوْمِ حَتَّى لَا يَبْقَى لِأَحَدٍ عَلَيْكَ حَقٌّ.

Ketiga; Wajib meminta kerelaan orang-orang yang berselisih denganmu hingga tidak tersisa satu hak seorangpun atas dirimu.

وَالرَّابِعُ: تَحْصِيْلُ عِلْمِ الشَّرِيْعَةِ قَدْرَ مَا تُؤَدَّى بِهِ أَوَامِرَ اللهِ تَعَالَى.
ثُمَّ مِنَ الْعُلُوْمِ الْآَخِرَةِ مَا يَكُوْنُ بِهِ النَّجَاةُ.

Keempat; Wajib menuntut ‘ilmu syari’at sekadar untuk memenuhi perintah-perintah Allah, kemudian menuntut ilmu-ilmu  akhirat yaitu ‘ilmu yang dapat mengantarkan menjadi orang yang selamat.

حُكِيَ أَنَّ الشِّبْلِي رَحِمَهُ اللهُ خَدَمَ أَرْبَعَمِائَةِ أُسْتَاذٍ، وَقَالَ قَرَأْتُ أَرْبَعَةَ آلَافِ حَدِيْثٍ، ثُمَّ اخْتَرْتُ مِنْهَا حَدِيْثًا وَاحِدًا، وَعَمِلْتُ بِهِ، وَخَلَّيْتُ مَا سِوَاهُ؛ لِأّنِّيْ تَأَمَّلْتُهُ فَوَجَدْتُ خَلَاصِي وَنَجَاتِي فَيْهِ، وَكَانَ عِلْمُ الْأَوَّلِيْنَ، وَالْآَخِرِيْنَ كُلُّهُ مُنْدَرِجًا فِيْهِ فَاكْتَفَيْتُ بِهِ،

Dikisahkan bahwa Imam Syibli rahimahullah telah berkhidmat kepada 400 guru. Ia berkata; “Aku telah mempelajari 4000 hadits, kemudian aku memilih satu hadits diantaranya dan aku mengamalkannya, sementara yang lainnya aku abaikan. Demikian itu, karena setelah aku meresapinya dengan seksama, aku menemukan jalan keluar dan keselamatanku berada dalam satu hadits tersebut. Ternyata ‘ilmu orang-orang terdahulu dan ‘ilmu orang-orang belakangan semuanya beredar dalam satu hadits tersebut. Maka aku merasa cukup dengannya.

وَذَلِكَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِبَعْضِ أَصْحَابِهِ:" اِعْمَلْ لِدُنْيَاكَ بِقَدْرِ مَقَامِكَ فِيْهَا، وَاعْمَلْ لِآَخِرَتِكَ بِقَدْرِ بَقَائِكَ فِيْهَا، وَاعْمَلْ لِلهِ بِقَدْرِ حَاجَتِكَ إِلَيْهِ، وَاعْمَلْ لِلنَّارِ بِقَدْرِ صَبْرِكَ عَلَيْهَا " . ((( رَوَاهُ الْبَيْهَقِي بِلَفْظٍ: " اِعْمل عمل امرئ يظن أن لن يموت أبدا، واحذر حذر امرئ يخشى أن يموت غدا "))). قال المناوي في التيسير 1\ 176: رمز المؤلف ـ يريد السيوطي ـ لضعفه.

Adapun hadits tersebut ialah; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada sebagian shahabat beliau; “Berbuatlah untuk duniamu sebatas mana lamanya kamu tinggal didalamnya, dan berbuatlah untuk akhiratmu sebatas mana kekelanmu didalamnya. Dan berbuatlah untuk Allah sebatas mana butuhmu kepada-Nya, dan berbuatlah untuk neraka sebatas mana kesabaranmu bertahan didalamnya”.


أيها الولد..!!
إِذَا عَلِمْتَ هَذَا الْحَدِيْثَ لَا حَاجَةَ اِلَى الْعِلْمِ الْكَثِيْرِ.

Wahai anakku !.
Jika kamu telah memahami hadits ini, tentu kamu tidak akan butuh ‘ilmu yang banyak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

الا لا تنال العلم الا بستة

Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 5

Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 4