Tekad Sepiritual Kitab Risalah Adabu Sulukil Murid Fasal 1
TEKAD SEPIRITUAL
Kitab Risalah Adabu Sulukil Murid
"فصل"
إعلم أن أول الطريق باعث قوي يقذف في قلب العبد يزعجه ويقلقه ويحثه على الإقبال على الله والدار الآخرة, وعلى الإعراض عن الدنيا وعما الخلق مشغولون به من عمارتها وجمعها والتمتع بشهواتها والإغترار بزخارفها.
إعلم أن أول الطريق باعث قوي يقذف في قلب العبد يزعجه ويقلقه ويحثه على الإقبال على الله والدار الآخرة, وعلى الإعراض عن الدنيا وعما الخلق مشغولون به من عمارتها وجمعها والتمتع بشهواتها والإغترار بزخارفها.
“Fasal”
Ketahuilah,
bahwa awal perjalanan seorang hamba (menuju Allah) adalah “Keinginan” kuat yang
dihempaskan ke dalam hati seorang hamba, “keinginan” tersebut membuat seorang
hamba merasa cemas, gelisah dan memberinya dorongan untuk senantiasa menghadap
(mendekat) pada Allah dan perihal akhirat, dan (keinginan kuat tersebut akan
membuat seorang hamba) berpaling dari urusan duniawi dan segala yang
menyibukkan manusia; Meramaikannya, mengumpulkannya, bersenang-senang dengan
keni’matan dunia yang menipu dan terbujuk oleh keindahan dunia yang fana.
وهذا الباعث من جنود الله الباطنة, وهو من نفحات العناية وأعلام
الهداية, وكثيرا ما يفتح به على العبد عند التخويف والترغيب والتشويق, وعند النظر
إلي اهل الله تعالى والنظر منهم, وقد يقع بدون سبب.
“Keinginan”
yang terdapat dalam hati seorang hamba tersebut merupakan bala tentara Allah
yang batin, hal itu merupakan anugerah pertolongan dan tanda petunjuk dari
Allah. Hal ini banyak terjadi pada seorang hamba ketika ia merasa takut,
senang, rindu, ketika ia melihat ahli Allah atau dilihat oleh mereka, dan
terkadang hal itu juga terjadi tanpa adanya sebab terlebih dahulu.
والتعرض للنفحات مأمور به ومرغب فيه والإنتظار والإرتقاب بدون التعرض
ولزوم الباب حمق وغباوة. كيف وقد قال عليه الصلاة والسلام: {إن لربكم في ايام
دهركم نفحات ألا فتعرضوا لها}.
Mencari
anugerah dari Allah itu merupakan hal yang diperintahkan dan disenangi, sedangkan
menunggu dan menunggu tanpa ada usaha dan diam di depan pintu anugerah adalah
tindakan tolol dan bodoh. Bagaimana tidak, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam telah bersabda; “Sesungguhnya Tuhan kalian memiliki anugerah pada
hari-hari di masa kalian, ingatlah, carilah anugerah tersebut”.
ومن أكرمه الله بهذا الباعث الشريف فليعرف قدره المنيف, وليعلم أنه من
أعظم نعم الله تعالى عليه التي لا يقدر قدرها ولا يبلغ شكرها فليبالغ في شكر الله
تعالى علي ما منحه وأولاه, وخصه به من بين أشكاله وأقرانه فكم من مسلم بلغ عمره
ثمانين سنة وأكثر لم يجد هذا الباعث ولم يطرقه يوما من الدهر.
Barangsiapa
yang Allah muliakan dengan “keinginan” yang mulia tersebut hendaklah ia
mengetahui derajatnya yang mulia, dan ketahuilah bahwa “keinginan” tersebut
merupakan sebagian dari paling agung-agungnya ni’mat Allah Ta’ala padanya, yang
kadarnya tidak dapat diukur, dan engkau tidak akan bisa sampai mensyukurinya, maka
hendaknya engkau melebih-lebihkan dalam mensyukuri ni’mat yang Allah
anugerahkan dan utamakan. Dan (ketahuilah bahwa) dengan keinginan tersebut Allah
mengutamakan seseorang diantara sekian banyak bentuk ciptaan dan semisalnya,
berapa banyak dari orang Islam yang umurnya telah mencapat 80 tahun bahkan
lebih, akan tetapi tidak menjumpai “keinginan” tersebut, satu hari pun dalam
sepanjang masa “keinginan” itu tak pernah datang padanya.
وعلى المريد ان يجتهد في تقويته وحفظه وإجابته "اعني
هذا الباعث" فتقويته بالذكر لله والفكر فيما عند الله والمجالسة لأهل الله,
وحفظه بالبعد عن المحجوبين والإعراض عن وسوسة الشياطين, ويصدق في الإقبال على
الله, ولا يتوانى ولا يسوف ولا يتباطأ ولا يؤخر وقد أمكنته الفرصة فلينتهزها, وفتح
له الباب فليدخل, ودعاه الداعي فليسرع وليخذر من غد بعد غد فإن ذلك من عمل
الشيطان, وليقبل ولا يتثبط ولا يتعلل بعدم الفراغ وعدم الصلاحية.
Bagi
seorang murid hendaknya bersungguh-sungguh dalam menguatkan, menjaga dan
menyambut “keinginan” tersebut. Adapun cara menguatkannya dengan berdzikir
kepada Allah, bertafakkur terhadap ciptaan Allah dan bercengkarama dengan ahli
Allah. Sedangkan cara menjaganya adalah dengan menjauhi orang yang terhalang
(mendapat karunia), berpaling dari bisikan setan dan membenarkan dalam
menghadap Allah, tidak memperlambat, tidak menangguhkan, tidak menunda dan
tidak mengakhirkan. Apabila datang padanya satu kesempatan maka segeralah
mengambilnya, apabila satu pintu telah dibuka maka segeralah memasukinya,
ketika penyeru telah menyeru maka penuhilah, bersegeralah, dan takutlah menunda
besok dan besok, karena hal itu merupakan perilaku setan. Hadapilah, jangan
engkau halangi, dan jangan beralasan tidak sempat dan tidak pantas.
قال ابو الربيع رحمه الله: سيروا الى الله عُرجا ومكاسيرَ ولا تنتظروا
الصحة فإن إنتظار الصحة بطالة.
وقال إبن عطاء الله في الحكم: إحالتك العمل على وجود الفراغ من رعونات
النفوس.
Abu
al-Rabi’ (semoga Allah merahmatinya) berkata; “Berjalanlah kalian menuju Allah
meskipun dalam keadaan pincang dan tertatih-tatih, jangan kalian menunggu
sehat, karena menunggu keadaan sehat (untuk berjalan menuju Allah) adalah kebathilan”.
Dan Ibn
‘Athoillah dalam kitabnya al-Hikam berkata; “Pelaksanaanmu terhadap ‘amal ‘ibadah
ketika ada waktu senggang saja itu merupakan sebagian dari ketololan diri”.
Komentar
Posting Komentar