"Menjaga Seluruh Anggota Badan Dari Perbuatan Maksiat Dan Tertipu Oleh Fitnah Dunia" Kitab Risalah Adabu Sulukil Murid Fasal 4
Kitab
Risalah Adabu Sulukil Murid
Risalah Adabu Sulukil Murid
"فصل"
وعلي المريد ان يجتهد في كف جوارحه عن المعاصي والآثام, ولا يحرك شيئا منها إلا في طاعة, ولا يعمل بها إلا شيئا يعود عليه نفعه في الآخرة.
وعلي المريد ان يجتهد في كف جوارحه عن المعاصي والآثام, ولا يحرك شيئا منها إلا في طاعة, ولا يعمل بها إلا شيئا يعود عليه نفعه في الآخرة.
Dan seorang murid (penempuh jalan menuju Allah) harus bersungguh-sungguh di dalam mencegah anggota badannya dari melakukan kema’shiatan dan dosa, janganlah ia menggerakkan anggota badannya sedikit pun kecuali dalam hal ketaatan, dan janganlah ber’amal dengan anggota badan kecuali pada sesuatu yang manfa’atnya akan kembali padanya kelak di akhirat.
وليبالغ في حفظ اللسان فإن جرمه صغيرة وجرمه كبيرة, فليكفه عن الكذب
والغيبة وسائر كلام المحظور, وليحترز من الكلام الفاحش, ومن الخوض
فيما لا يعنيه, وإن لم يكن محرما فانه يقسي القلب ويكون فيه ضياع الوقت, بل ينبغي
للمريد ان لا يحرك لسانه إلا بتلاوة او ذكر او نصح لمسلم او امر بمعروف او نهي عن
منكر او شيئ من حاجات دنياه التي يستعين بها على اخره,
وقد قال صلى الله عليه وسلم: "كل كلام ابن آدم عليه لا له إلا
ذكر الله او امر بمعروف او نهي عن المنكر".
Dan
seorang murid (penempuh jalan menuju Allah) hendaknya melebih-lebihkan di dalam
menjaga lisannya, sebab lisan itu bentuknya kecil tapi dampaknya besar. Hendaklah
ia menjaga lisannya dari berbohong, ghibah dan segala hal yang dilarang untuk
diucapkan. Hendaknya ia juga menjauhi perkataan yang buruk, dan bertandang hal
yang tidak ada manfa’atnya meskipun bukan hal yang haram, karena perbuatan
tersebut akan membuat hati menjadi keras, selain itu juga menyia-nyiakan waktu.
Bahkan di anjurkan bagi seorang murid untuk tidak menggerakkan lisannya kecuali
dengan membaca al-Qur’an, berdzikir, menasehati sesama muslim, atau
memerintahkan perbuatan ma’ruf dan mencegah dari perkara munkar, atau suatu
hajat duniawi yang akan membantunya untuk urusan ukhrawinya.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda; “Setiap perkataan anak Adam akan
kembali kepadanya dengan membawa bencana, dan tidak membawa keberuntungan baginya
kecuali berdzikir kepada Allah, memerintahkan pada kebaikan dan mencegah dari
kemungkaran”.
واعلم ان السمع والبصر بابان مفتوحان الى القلب يصير اليه كل ما يدخل
منهما, وكم من شيئ يسمعه الانسان او يراه مما لا ينبغي يصل منه اثر الى القلب تعسر
إزالته عنه فإن القلب سريع التأثر بكل ما يرد عليه, واذا تأثر بشيء يعسر محوه عنه,
فليكن المريد حريصا على حفظ سمعه وبصره مجتهدا في كف جميع جوارحه عن الآثم
والفضول, وليحذر من النظر بعين الإستحسان الي زهرة الدنيا وزينتها فإن ظاهرها
فتنة, وباطنها عبرة.
Ketahuilah
bahwa pendengaran dan penglihatan merupakan dua pintu masuk ke dalam hati,
segala hal yang masuk melewati keduanya akan masuk ke dalam hati, sudah berapa
banyak perkara yang manusia dengar atau manusia lihat yang tidak sepantasnya pengaruh
dari perkara tersebut sampai pada hati, dan sulit untuk di hilangkannya. Karena
sesungguhnya hati mudah terpengaruh dengan segala sesuatu yang sampai padanya, dan
ketika hati telah terpengaruh oleh sesuatu maka akan sulit menghapus pengaruh
sesuatu itu darinya. Oleh karena itu hendaknya seorang murid (penempuh jalan menuju
Allah) berkeinginan kuat untuk menjaga pendengaran dan penglihatannya dalam
rangka bersungguh-sungguh dalam mencegah seluruh anggota badannya dari dosa dan
perkara yang tiada guna. Dan hendaknya ia juga menjauh dari memandang baik pada
ke elokan dan ke indahan dunia, sebab pada dzahirnya terdapat fitnah dan pada
bathinnya terdapat pengajaran.
والعَينُ تَنظُرُ إلى ظاهِرِ فِتنَتِها والقلبُ يَنظُرُ إلى باطِنِ
عِبرَتِها، وكم مِن مُريدٍ نَظرَ إلى شيءٍ مِن زَخارِفِ الدُّنيا فمَالَ بِقلبِهِ
إلى مَحبَّتِها والسّعيِ في جَمعِها وعَمارَتِها، فيَنبغي لكَ أيُّها المُريدُ أن
تَـغُـضَّ بَصرَكِ عَن جَميعِ الكائِناتِ ولا تنظُرَ إلى شيءٍ مِنها إلا على قصدِ
الاِعتبارِ، ومعناهُ أن تذكُرَ عِندَ النّظَرِ إليها أنـَّها تَفنى وتَذهبُ وأنها
قد كانَت مِن قَبلُ مَعدومةً، وأنَّهُ كَم نَظَر إليها أحدٌ مِنَ الآدميِّينَ
فذهَبَ وبَقِيَت هِيَ، وكَم تَوارَثها خَلفٌ عن سَلفٍ.
Dan
mata akan melihat dzahirnya fitnah dunia sedangkan hati akan melihat pengajaran
yang terdapat pada dunia, sudah berapa banyak murid (penempuh jalan menuju
Allah) melihat perhiasan dunia hingga hatinya tertarik untuk mencintainya
kemudian berupaya mengumpulkan dan mema’murkannya?. Wahai murid, seharusnya
engkau memejamkan penglihatanmu dari segala hal yang ada (di dunia), janganlah
engkau melihat pada sesuatu darinya kecuali hanya bermaksud i’tibar (mengambil
pelajaran). Artinya ketika engkau melihat dunia engkau menjadi ingat bahwa
dunia itu akan sirna dan musnah, karena dunia akan tetap ada sesbelum di
tidakan. Sudah berapa banyak seseorang dari anak Adam yang melihat dunia
kemudian hilang sedangkan dunia tetap ada, dan sudah berapa banyak generasi
yang datang kemudian mewarisi dunia sebagai ganti dari generasi yang telah lalu?.
وإذا نظَرْتَ إلى الموجوداتِ فانظُر إليها نَظَر المُستدِلِّ بِها على كَمالِ قُدرةِ مُوجِدِها وبارِئِها سُبحانَهُ، فإنّ جميعَ الموجوداتِ تُنادِي بِلسانِ حالِها نِداءً يَسمعُهُ أهلُ القُلوبِ المُنَوَّرةِ، النّاظِرونَ بِنورِ اللهِ- أن لاَ إِله إلاّ اللهُ العزيزُ الحكيمُ.
Dan
ketika engkau melihat perkara yang maujud, maka lihatlah ia dengan pandangan
sebagai petunjuk atas kesempurnaan kekuasaan Dzat Maha Suci yang mewujudkan dan
yang menjadikannya, karena sesungguhnya segala hal yang maujud akan berseru
dengan lisan halnya dengan seruan yang dapat didengar oleh pemilik hati yang
bersinar terang dan memandang dengan cahaya Ilahy; “Tiada Tuhan selain Allah
yang Maha Mulia lagi Maha Bijaksana”.
Komentar
Posting Komentar