MANAQIB SYAIKH ABDUL QADIR AL JILANIY BAG.3
NURUL BURHAN
اَللّٰهُمَّ
انْشُرْ نَفَحَاتِ الرِّضْوَانِ عَلَيْهِ
وَأَمِدَّنَا
بِالْأَ سْرَارِ الَّتِيْ أَوْدَعْتَــهَا لَدَيْهِ
Ya Allah!... Semoga Engkau berkenan menebarkan bau
harum
Ridla-Mu kepada Tuan Syaikh ‘Abdul Qodir Al-Jilaniy
Dan berkenan memberi kami beberapa rahasia yang telah
Engkau titipkan kepada tuan syaikh ‘Abdul Qodir Al-Jilaniy
وَرَافَقَهُ الْخَضِرُ عَلَى نَبِيِّنَا
وَعَلَيْهِ اَفْضَلُ الصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ اَوَّلَ دُخُوْلِهِ الْعِرَاقَ،
وَلَمْ يَكُنِ الشَّيْخُ يَعْرِفُهُ وَشَرَطَ عَلَيْهِ الْخَضِرُ أَنْ
لَايُخَالِفَهُ وَالْـمُخَالَفَةُ سَبَبُ الْفِرَاقِ، فَقَالَ لَهُ
الْخَضِرُ: اقْعُدْ هٰهُنَا! فَقَعَدَ
فِي الْـمَكَانِ الَّذِيْ اَشَارَ اِلَيْهِ بِالْقُعُوْدِ فِيْهِ ثَلَاثَ سِنِيْنَ
يَأْتِيْهِ فِيْ كُلِّ سَنَةٍ مَرَّةً، وَيَقُوْلُ لَهُ: لَاتَـبْرَحْ عَن
مَكَانِكَ حَتَّى آٰتِيَكَ،
Pada saat pertama kali memasuki ‘Irak, tuan syaikh di temani oleh Nabi
Khodlir, semoga Allah senantiasa mencurahkan kesejahteraan dan kedamaian yang
paling utama atas Nabi kita Khodlir dan Tuan Syaikh. Waktu itu tuan syaikh,
belum mengenal Nabi Khodlir, dan Nabi Khodlir mensyaratkan kepada tuan syaikh
untuk tidak mengingkarinya, sebab ingkar itu dapat menyebabkan perpisahan. Lalu
Nabi Khodlir berkata; Duduklah di sini!, lalu tuan syaikh duduk di tempat yang
di tunjuk oleh Nabi Khodlir hingga tiga tahun lamanya, dan setiap satu tahun sekali
Nabi Khodlir mendatangi tuan syaikh dan berkata; Janganlah engkau beranjak dari
tempat dudukmu sampai aku datang kembali kepadamu. (di riwayatkan, selama
bertapa duduk di tempat itu, tuan syaikh di datangi kerlap kerlip keindahan dan
kesenangan dunia yang berwarna warni yang mempesona dan menawan hati, namun
sekejappun tuan syaikh tidak menolehnya bahkan sedikitpun tidak memiliki hasrat
untuk melihatnya, dan tuan syaikh tetap tawajjuh menghadap Allah dan muroqobah
mendekatkan diri kepada Allah bi ‘inayatillah berkat pertolongan Allah
subhanahu wa Ta’ala. Di sana pula tuan syaikh di perangi oleh syaitan yang
berubah-rubah warna dan bentuknya, tapi tuan syaikh di beri kekuatan oleh Allah
sehingga tetap tawajjuh dan muroqobah, sedikitpun tidak ada rasa takut dan
tidak tergoda oleh bujuk rayuannya sampai akhirnya syaitan-syaitan itu
kebingungan dan tidak berani lagi mendekati tuan syaikh karena merasa
kepanasan).
وَنَامَ مَرَّةً فِيْ اِيْوَانِ كِسْرَى مِنَ
الْـمَدَائِنِ فِيْ لَيْلَةٍ بَارِدَةٍ
فَاحْتَلَمَ وَذَهَبَ اِلَى الشَّطِّ وَاغْـتَسَلَ، ثُمَّ نَامَ
فَاحْتَلَمَ وَذَهَبَ اِلَى الشَّطِّ وَاغْـتَسَلَ، وَوَقَعَ لَهُ ذٰلِكَ فِيْ
تِلْكَ اللَّيْلَةِ اَرْبَعِيْنَ مَرَّةً، ثُمَّ صَعِدَ عَلَى جِدَارِ
الْإِيْوَانِ خَوْفًا مِنَ النَّوْمِ مُحَافَظَةً عَلَى الطَّهَارَةِ، وَكَانَ كُلَّمَا
اَحْدَثَ تَوَضَّأَ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَلَايَجْلِسُ عَلَى حَدَثٍ قَطُّ،
وَلَمْ يَزَلِ الْإِجْتِهَادُ دَأْبَهُ
حَـتَّى طَرَقَهُ مِنَ اللهِ الْحَالُ، وَآٰنَ أَوَانُ الْوِصَالِ،
وَبَدَتْ لَهُ أَنْوَارُ الْجَمَالِ، فَخَرَجَ عَلَى وَجْهِهِ الْوَجِيْهِ،
لَايَعِيْ غَـيْرَ مَا هُوَ فِيْهِ، وَيَتَظَاهَرُ بِالتَّخَارُسِ وَالْجُنُوْنِ
حَـتَّى حُمِلَ اِلَى الْـمَارَسْتَانِ
مَرَّاتٍ اِلَى أَنِ اشْتَهَرَ اَمْرُهُ، وَفَاقَ أَهْلَ عَصْرِهِ عِلْمًا
وَعَمَلًا وَزُهْدًا وَمَعْرِفَةً وَرِيَاسَةً وَقَبُوْلًا، وَطَارَ صِيْتُهُ
وَسَارَ ذِكْرُهُ مَسِيْرَ الشَّمْسِ،
Pernah sekali di malam yang sangat dingin tuan syaikh tidur di pendopo raja Kisra daerah Mada-in. Di sana tuan syaikh di uji bermimpi basah, lalu tuan
syaikh pergi ketepi bengawan untuk mandi janabat dan berwudlu’. Setelah selesai
tuan syaikh langsung kembali kependopo dan tidur lagi, dan di sana tuan syaikh
bermimpi lagi seperti mimpi yang pertama, lalu tuan syaikh pergi ketepi
bengawan untuk mandi besar dan berwudlu’ demikian itu terjadi pada tuan syaikh di
malam itu sebanyak 40 kali. Kemudian tuan syaikh naik di atas dinding pendopo karena menghindari
tidur dan menjaga kesuciannya dari hadats. Tuan syaikh sama sekali tidak pernah
berada dalam keadaan hadats. Setiap hadats, tuan syaikh langsung berwudlu’ lalu
shalat dua raka’at, begitulah adat kebiasan tuan syaikh selama hidupnya
sehingga pada saatnya dapat mencapai maqom wushul ilallah, dan nampak beberapa
nur sifat Jamal pada diri tuan syaikh memancar dari wajahnya yang mulia.
Tuan syaikh tidak pernah menjaga selain apa yang harus di jaga, dan
sering menampakkan sifat bisu (pura-pura bisu) dan gila, sampai di bawa kerumah
sakit jiwa. Demikian ini terjadi berkali-kali hingga kewaliannya menjadi
masyhur. ‘ilmunya, ‘amalnya, zuhudnya, kepemimpinannya juga di terimanya oleh
banyak orang sangat unggul mengalahkan semua ‘ulama’ masa itu, dan namanya
tersebar di setiap penjuru dengan cepat secepat perjalanan matahari.
وَحُكِيَ أَنَّهُ اجْتَمَعَ لَهُ مِائَةُ
فَقِيْهٍ مِنْ عُلَمَاءِ بَغْدَادَ وَجَمَعَ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ عِدَّةَ
مَسَائِلَ وَجَاءُوْا اِلَيْهِ لِيَمْتَحِنُوْهُ، فَلَمَّا اسْتَقَرُّوْا اَطْرَقَ
الشَّيْخُ فَظَهَرَتْ مِنْ صَدْرِهِ بَارِقَةٌ مِنْ نُوْرٍ فَمَرَّتْ عَلَى
صُدُوْرِ مِائَةِ فَقِيْهٍ فَمَحَتْ مَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ وَبُهِتُوْا وَاضْطَرَبُوْا
وَصَاحُوْا صَيْحَةً وَاحِدَةً وَمَزَّقُوْا ثِـيَابَهُمْ وَكَشَفُوْا رُؤُسَهُمْ،
ثُمَّ صَعِدَ الشَّيْخُ عَلَى الْكُرْسِيِّ وَأَجَابَ عَنْ جَمِيْعِ مَسَائِلِهِمْ
فَاعْتَرَفُوْا بِفَضْلِهِ وَخَضَعُوْا لَهُ مِنْ ذٰلِكَ الْوَقْتِ،
Di kisahkan; bahwa pada satu ketika tuan syaikh kedatangan 100 orang ‘ulama’
ahli fiqih dari Baghdad. Masing-masing dari mereka sepakat dan siap menyodorkan
beberapa masalah dari beberapa disiplin ‘ilmu, karena maksud dari kedatangan
mereka untuk menguji tuan syaikh. Setelah semuanya telah berada di majlis tuan
syaikh, tuan syaikh menundukkan kepalanya, lalu dari dada tuan syaikh memancar
nur dan menembus dada 100 ‘ulama’ ahli fiqih itu serta memusnahkan semua
masalah yang ada dalam hati mereka, sehingga mereka kebingungan, dada mereka
berguncang, dan menjerit keras, merobek-robek pakaiannya dan membuka tutup
kepalanya. Kemudian tuan syaikh duduk di atas kursi dan menjawab semua masalah
100 ‘ulama’ yang belum sempat di pertanyakan, namun tuan syaikh telah
mengetahui semuanya dengan rinci; pertanyaan fulan Al-Faqih ini begini,
jawabannya begini, pertanyaan fulan Al-Faqih itu begini, jawabannya begini dan
seterusnya hingga selesai. Begitu tuan syaikh selesai menjawab, baru 100 ‘ulama’
itu ingat masalahnya masing-masing dan semuanya merasa puas dengan jawaban tuan
syaikh, maka akhirnya mereka mengakui keunggulan tuan syaikh dan pada saat itu
juga mereka tunduk pada tuan syaikh.
وَكَاَن يَقْرَأُ فِيْ ثَلَاثَةَ عَشَرَ عِلْمًا: اَلتَّفْسِيْرَ وَالْحَدِيْثَ وَالْخِلَافَ وَالْأُصُوْلَ
وَالنَّحْوَ وَالْقِرَاءَةَ وَغَـيْرَ ذٰلِكَ،
Tuan syaikh mengajarkan 13 macam disiplin ‘ilmu; (1) ‘Ilmu Tafsir, (2)
‘Ilmu Hadits, (3) ‘Ilmul Khilaf, (4) ‘Ilmu Ushul (Ushulul Kalam/Ushul Fiqih),
(5) ‘Ilmu Nahwu, (6) ‘Ilmu Qiro’ah, (7) ‘Ilmu Shorof, (8) ‘Ilmu ‘Arudl
(Qowafi), (9) ‘ilmu Ma’ani, (10) ‘Ilmu Badi’, (11) ‘Ilmu Bayan, (12) ‘Ilmu
Mantiq, (13) ‘Ilmu Tashawwuf.
وَكَانَ يُفْـتِيْ عَلَى مَذْهَبِ الْإِمَامِ
الشَّافِعِيِّ وَالْإِمَامِ اَحْمَدَ بْنِ حَنْـبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا،
وَكَانَ عُلَمَاءُ الْعِرَاقِ يَتَعَجَّبُوْنَ مِنْ فَتْوَاهُ، وَيَقُوْلُوْنَ:
سُبْحَانَ مَنْ اَعْطَاهُ،
Sejak awal, tuan syaikh menganut madzhab imam Asy-Syafi’i, hingga menjadi Mufti Asy-Syafi’iyah.
(((Pada suatu malam tuan syaikh bermimpi berjumpa dengan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam, dan semua orang yang berada dalam mimpi itu
melihat imam Hambali (Imam Ahmad bin Hambal) berdiri tampak dalam keadaan susah
sedang memegang jenggotnya dan memohon kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam; Wahai Rasul Allah! Semoga baginda berkenan memerintahkan cucu baginda
yaitu tuan syaikh ‘Abdul Qodir Al-Jilaniy untuk memelihara Madzhab kami yang
lemah ini!.
Rasulallah tersenyum dan bersabda; Wahai cucuku ‘Abdul Qodir! Terimalah
permohonan imam Hambali!. Lalu tuan syaikh menerimanya karena patuh terhadap perintah Rasulallah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Pada pagi harinya, tuan syaikh pergi kemusholla kaum Madzhab Hambali, dan
sesampainya disana ternyata musholla itu kosong, yang ada hanya seorang imam
shalat yang sedang menunggu jama’ahnya, setelah diketahui bahwa tuan syaikh
pergi kemusholla itu, lalu semua orang berbondong-bondonng mengikuti tuan syaikh
hingga musholla itu penuh dan berdesak-desakan karena begitu banyaknya jama’ah,
kemudian tuan syaikh mengimami shalat shubuh di musholla itu dengan mengikuti
Madzhab Hambali. Selanjutnya tuan syaikh pergi kemakam imam Hambali di ikuti
oleh beberapa wali, setelah sampai di sana tiba-tiba imam Hambali keluar dari
kuburnya dengan membawa gamis, lalu tuan syaikh dan imam Hambali berpelukan dan
berciuman, karena begitu bahagianya, lantas imam Hambali menghadiahkan gamisnya
kepada tuan syaikh. Begitulah asal mulanya tuan syaikh menganut madzhab Hambali.
Wallahu A’lam (Tafrihul khotir & Bahjatul Asror))).
‘Ulama’ ‘Irak semuanya kagum
dengan fatwa-fatwa tuan syaikh dan berkata; Maha Suci Allah yang telah
menganugerahkan ‘ilmu dan ma’rifat kepada tuan syaikh.
وَرُفِعَ اِلَيْهِ مَرَّةً سُؤَالٌ عَجَزَ
الْعُلَمَاءُ عَنْ جَوَابِهِ؛ صُوْرَتُهُ رَجُلٌ حَلَفَ بِالطَّلَاقِ الثَّـلَاثِ
أَنَّهُ لَابُدَّ أَنْ يَعْبُدَ اللهَ تَعَالَى عبِاَدَةً يَنْفَرِدُ بِهَا دُوْنَ
الْخَلَائِقِ اَجْمَعِيْنَ فِيْ ذٰلِكَ الْوَقْتِ، فَمَا خِلَاصُهُ؟ فَقَالَ t عَلَى الْفَوْرِ:
خِلَاصُهُ أَنْ يَأْتِيَ مَكَّةَ الْـمُكَرَّمَةَ
وَيُـخَلِّيَ الْمَطَافَ لَهُ فَيَطُوْفُ اُسْبُوْعًا وَاحِدَةً
وَتَنْحَلُّ يَمِيْنُهُ، فَلِلّٰهِ دَرُّهُ t.
Pada suatu masa, tuan syaikh di tanya tentang suatu masalah yang semua ‘ulama’ tidak mampu menjawabnya, permasalahannya adalah;
Ada seorang laki-laki yang bersumpah, apabila ia menthalaq tiga (ba’in) istrinya, maka ia akan beribadah kepada Allah secara
tunggal, tidak satu makhluqpun yang menyamahi waktunya dan menyerupai bentuk ‘ibadahnya. Bagaimana bisa laki-laki itu dapat memenuhi dan menerjang sumpahnya? Dan
‘ibadah apa yang harus ia kerjakan?
Tuan
syaikh mejawab dengan segera; Agar laki-laki dapat memenuhi sumpahnya, ia harus
pergi ke Makkah Al-Mukarramah, nanti apabila disana tidak ada seorangpun yang
berthawaf, hendaklah laki-laki itu segera berthawaf sebanyak tujuh kali
putaran, dengan demikian lepaslah sumpah laki-laki itu.
MUMTAZ
BalasHapus