“Memerangi Hawa Nafsu Dan Senantiasa Bersabar” Kitab Risalah Adabu Sulukil Murid Fasal 11
Kitab
Risalah Adabu Sulukil Murid
Risalah Adabu Sulukil Murid
"فصل"
واعلم ايها المريد ان اول الطريق صبر وآخرها شكر, واولها عناء وآخرها هناء, واولها تعب ونصب وآخرها فتح وكشف و وصول الي نهاية الارب, وذلك معرفة الله والوصول اليه والانس به والوقوف في كريم حضرته وملائكته بين يديه, ومن اسس جميع اموره علي الصبر الجميل حصل علي كل خير و وصل الي كل مأمول وظفر بكل مطلوب.
واعلم ايها المريد ان اول الطريق صبر وآخرها شكر, واولها عناء وآخرها هناء, واولها تعب ونصب وآخرها فتح وكشف و وصول الي نهاية الارب, وذلك معرفة الله والوصول اليه والانس به والوقوف في كريم حضرته وملائكته بين يديه, ومن اسس جميع اموره علي الصبر الجميل حصل علي كل خير و وصل الي كل مأمول وظفر بكل مطلوب.
“Fasal”
Ketahuilah wahai murid, bahwa awal perjalanan
seorang hamba menuju Allah adalah sabar dan akhirnya adalah syukur, awalnya adalah
kepayahan namun akhirnya adalah kebahagiaan, awalnya adalah kelelahan dan
keletihan, namun akhirnya terbuka, tersingkapnya tabir menuju Allah dan sampai
pada puncak keinginan, yaitu ma’rifat billah dan sampai pada-Nya dan berbahagia
dengan-Nya dan berhenti di kemuliaan hadirat-Nya, dan juga para malaikat di
sisi-Nya. Barangsiapa yang melandasi segala urusannya atas dasar kesabaran yang
baik, maka ia akan memperoleh segala kebaikan, akan sampai pada segala yang
diharapkan dan akan meraih segala yang dicari.
واعلم ان النفس
تكون في اول الامر امارة تأمر بالشر وتنهي عن الخير, فان جاهدها الانسان وصبر علي
مخالفة هواهها صارت لوّامة متلونة لها وجهٌ الى المطمئنة ووجه الى الامارة فهي مرة
هكذا ومرة هكذا, فان رفق بها وسار بها يقودها بأزمة الرغبة فيما عند الله صارت
مطمئنة تأمر بالخير وتستلذه وتأنس به,
وتنهي عن الشر و
تنفر عنه وتفر منه.
Ketahuilah bahwa nafsu pada pertama kalinya
banyak memerintahkan pada keburukan dan mencegah dari kebaikan, jika manusia
memeranginya dan sabar dalam menentang hawa nafsunya, maka nafsu akan menjadi
nafsu lawwamah (nafsu yang senantiasa menyesali dirinya sendiri setelah
melakukan ma’shiyat), yang berubah-rubah, kadang ia menjadi muthmainnah (nafsu
yang tenang yang tidak terpengaruh dengan perkara-perkara yang menakutkan atau
yang menyusahkan) dan kadang menjadi amarah (nafsu yang banyak memerintahkan
pada keburukan), maka sekali waktu ia begini dan lain waktu ia begitu. Lalu
apabila seseorang bersikap lemah lembut dan berjalan seiring denganya
(lawwamah), maka ia (seseorang) akan dapat menuntunnya dengan kendali rasa
cinta pada apa yang ada disisi Allah, sehingga nafsu tadi menjadi nafsu muthmainnah
yang memerintahkan pada kebaikan dan merasa ni’mat dan senang dengannya, serta
mencegah dari keburukan, menjauhkan dan lari darinya.
وصاحب النفس المطمئنة
يعظم تعجبه من الناس في اعراضهم عن الطاعات مع ما فيها من الروح والانس واللذة, وإقبالهم
علي المعاصي والشهوات مع ما فيها من الغم والوحشة والمرارة, ويحسب انهم يجدون ويذوقون
في الامرين مثل ما يجد ويذوق ثم يرجع الى نفسه ويذكر ما كان يجد من قيل في تناول الشهوات
من اللذات و في فعل الطاعات من المرارة فيعلم انه لم يصل الى ما هو فيه الا
بمجاهدة طويلة وعناية من الله عظيمة.
Dan orang yang memiliki nafsu muthmainnah besar
rasa kagumnya terhadap manusia yang berpaling dari keta’atan serta (berpaling
dari) apa yang ada di dalamnya yang
berupa ruh, kesenangan, da keni’matan, dan yang menuju pada kema’shiyatan dan
syahwat serta apa yang ada di dalamnya yang berupa kesedihan, kerisauan dan
kegetiran, ia (pemilik nafsu muthmainnah) mengira bahwasanya mereka telah menemukan
dan mencicipi dua perkara seperti apa yang ia temukan dan cicipi kemudian ia
kembali pada nafsunya dan ingat pada apa yang ia temukan sebelumnya berupa
syahwat yang di temukan dari kesenangan dan melakukan keta’atan (di temukan)
dari kegetiran. Kemudian ia mengetahui bahwa ia tidak akan sampai pada suatu
perkara yang ia berada di dalamnya kecuali dengan mujahadah (memerangi hawa
nafsu) dalam waktu yang lama dan dengan mendapat pertolongan besar dari Allah
Ta’ala.
فقد علمت ان
الصبر عن المعاصي والشهوات وعلى ملازمة الطاعات هو الموصل الي كل خير والمبلغ الى
كل مقام شريف وحال منيف,
Dan kini benar-benar di ketahui bahwasanya
bersabar dari kema’siatan dan syahwat serta senantiasa melakukan keta’atan, itulah
yang akan mengantarkan pada semua kebaikan, dan akan menyampaikan pada semua kedudukan
yang mulia dan keadaan yang luhur.
وكيف لا وقد قال
سبحانه وتعالي: ياأيها الذين آمنوا اصبروا وصابروا ورابطوا واتقوا الله لعلكم
تفلحون.
Bagaimana tidak, sedangkan Allah Ta’ala telah
berfirman; “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah
kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah
kepada Allah, supaya kamu beruntung”.(Qs. Ali ‘Imran 200).
وقال تعالى:
وتمت كلمة ربك الحسنى علي بني اسرايئل بما صبروا.
Dan Allah Ta’ala berfirman; “Dan telah
sempurnalah Perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil
disebabkan kesabaran mereka”.(Qs. Al ‘A’raf 137).
وقال: وجعلناهم
أئمة يهدون بأمرنا لما صبروا وكانوا بآياتنا يوقنون.
Dan Dia berfirman; “Dan Kami jadikan di antara
mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika
mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami”.(Qs. As Sajdah 24).
وفي
الحديث: إن من أقل ما أوتيتم اليقين وعزيمة الصبر ومن أوتي حظه منهما فلا يبال بما
فاته من قيام الليل وصيام النهار.
Dan dalam suatu hadis disebutkan; “Termasuk
perkara yang paling sedikit diberikan kepadamu ialah yakin dan kesabaran yang
kuat, barangsiapa yang diberi sebahagian dari keduanya, niscaya ia tidak akan
perduli dengan apa yang hilang karena menegakkan malam dan puasa di siang hari”.
awalnya adalah kepayahan namun akhirnya adalah kebahagiaan,
BalasHapusLukQQ
Situs Ceme Online
Agen DominoQQ Terbaik
Bandar Poker Indonesia