PENGHARGAAN BERMILAI TINGGI (Minahus Saniyyah) Bag. 11
Washiyyat ke 11;
(وَلَا تَتْرُكْ قِيَامَ اللَّيْلِ)
فإنه نور
المؤمن يوم القيامة يسعى من بين يديه ومن خلفه،
“Janganlah engkau meninggalkan ‘ibadah malam hari”
Karena
sesungguhnya qiyamullail (‘ibadah malam hari) adalah cahaya orang mu’min kelak
pada hari kiyamat yang akan menerangi arah depan dan belakangnya.
وفى كلامهم : من طال وقوفه بين يدي الله
تعالى فى الظلام ثبت الله تعالى قدميه على الصراط يوم تزلزل الأقدام،
Kalam para ‘ulama’
menyatakan; Barangsiapa yang diam lama-lama dihadapan Allah Ta’ala di malam
yang gelap, maka Allah Ta’ala akan mengukuhkan kedua kakinya diatas shirat
kelak pada hari dimana kaki-kaki banyak terpeleset.
وقد روى مسلم فى صحيحه "أفضل الصلاة بعد
المكتوبة الصلاة فى جوف الليل"
Imam
Muslim meriwayatkan di dalam kitab shahihnya; “Shalat yang paling utama
setelah shalat maktubah adalah shalat di tengah malam”.
وروى البيهقى والنسائى : "يحشر الناس فى
صعيد واحد يوم القيامة فينادى مناد فيقول : أين الذين كانوا تتجافى جنوبهم عن
المضاجع فيقومون وهم قليل فيدخلون الجنه بغير حساب، ثم يؤمر بسائر الناس إلى
الحساب"
Imam
Baihaqi dan Nasa-i meriwayatkan; “Kelak pada hari kiyamat manusia akan
dikumpulkan dalam satu tempat, lalu sang penyeru berseru; Wahai dimakah
orang-orang yang lambung-lambung mereka jauh dari tempat tidur? Maka mereka
bangkit dan jumlah mereka sangat sedikit, kemudian mereka dimasukkan surga
tanpa hisab, dan manusia lainnya diperintahkan untuk dihisab”.
وروى الترمذى : "عليكم بقيام الليل،
فإنه دأب الصالحين قبلكم وقربة إلى ربكم ومكفرة السيئات ومنهاة عن الإثم" وفى
رواية للطبرانى "ومطردة للداء عن الحسد".
Imam
At-Tirmidzi meriwayatkan; “Hendaklah kalian melakukan shalat malam, karena
shalat malam merupakan adat kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian,
mendekatkan diri kepada Tuhan kalian, dapat menghapus kesalahan-kesalahan dan
mencegah dari dosa”. Dalam riwayat Imam Thabrani disebutkan; “dan menolak
penyakit dari badan”.
وروى ابن أبى الدنيا والبيهقى : "أشراف
أمتى حملة القرآن وأصحاب الليل"
Imam
Ibn Abid-Dun_ya dan Al-Baihaqi meriwayatkan; “Ummatku yang paling mulai adalah orang yang
hafal Al-Qur an dan ahli shalat malam”.
وروى الطبرانى فى الكبير : "من بات ليلة
فى خفة من الطعام والشراب يصلى تداركت حوله الحور العين حتى يصبح"
Imam
At-Thabrani meriwayatkan dalam kitab Al-Kabir; “Barangsiapa tidak tidur
semalaman, sedikit makan dan minum karena mengerjakan shalat, maka para
bidadari akan mengelilinginya sampai subuh”.
وكان سيدى أحمد بن الرفاعى رحمه الله تعالى
يقول لأصحابه : "عليكم بالقيام فى الثلث لآخر من الليل ولا تفرطوا فى ذلك
فإنه ما من ليلة من ليالى السنة إلا وينزل فيها رزق من السماء فيفرق على
المستيقظين ويحرم منه النائمون"
Tuanku
Ahmad ibn Ar-Rifa’iy rahimahullahu Ta’ala berkata kepada murid-muridnya;
“Hendaklah kalian senantiasa shalat pada sepertiga malam bagian akhir, dan
janganlah kalian melalaikan hal itu, karena sesungguhnya tidak ada satu malam
pun dalam setiap tahunnya melainkan pada malam itu Allah Ta’ala akan menurunkan
rizki dari langit lalu membagi-bagikannya kepada orang yang terbangun, dan
orang yang tidur akan terhalang darinya”.
وقد أوحى الله تعالى إلى السيد داود عليه
الصلاة والسلام : "يا داود كذب من ادعى محبتى فإذا جن الليل نام عنى"
Allah
Ta’ala mewahyukan pkeada Nabi Dawud ‘alaihishshalatu wassalam; “Wahai Dawud!
Bohonglah orang yang mengaku cinta kepada-Ku namun apabila malam menjadi gelap
ia tidur meninggalkan ‘ibadah kepada-Ku”.
وكان سيدى على الخواص رحمه الله تعالى يحث
أصحابه كثيرا على نية قيام الليل ويقول : "إن الشارع قد رتب الثواب على
النيات لا على العمل، فمن عزم على خير ولا يقسم له أعطاه الله تعالى أجر نيته فإنه
قال فى الحديث "إنما لكل امرئ ما نوى" ولم يقل لكل امرئ ما فعل".
Tuanku
‘Aliy Al-Khowwash rahimahullahu Ta’ala sering menganjurkan kepada
murid-muridnya untuk niyat qiyamullail dan berkata; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam telah menetapkan pahala pada niyat bukan pada ‘amal,
barangsiapa berniyat untuk melakukan ‘amal kebajikan, namun ‘amal kebajikan itu
tidak dibagikan kepadanya, maka Allah Ta’ala tetap memberinya pahala dari niyatnya,
karena sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Seseorang
hanya akan mendapatkan apa yang diniyatkan” Beliau tidak bersabda; “Seseorang
hanya akan mendapatkan apa yang di’amalkan”.
فعلم أن من واظب على ترك قيام الليل ليس له
فى طريق الصالحين نصيب،
Dengan
demikian dapat difahami bahwa orang yang terus menerus meninggalkan
qiyamullail, ia tidak akan mendapatpan bagian dalam menempuh jalan orang-orang
shlalih.
وتأمل يا أخى أن من يعكس فى حضوره موكب
السلطان كيف يقطعون جامكيته تبصرة وذكرى لأولى الألباب، فاعلم ذلك يا أخى.
Renungkanlah
wahai saudaraku! Bahwa orang yang tidak pernah hadir ke suatu perkumpulan seorang
raja, bagaimana ia akan mendapatkan pemberiannya?. Sebagai pelajaran dan
peringatan bagi orang yang berakal. Ketahuilah hal itu wahai saudaraku!
ولا تترك قيام الليل، فقد ورد أن أم السيد
سليمان عليه السلام قالت : "يا بنى لا تترك قيام الليل، فإن ترك قيام الليل
يدع فقيرا يوم القيامة"
Dan
janganlah engkau meninggalkan qiyamullail, karena telah sampai suatu khabar
bahwa ibu Nabi Sulaiman ‘alaihissalam berpesan; “Wahai anak kecilku!
Janganlah engkau meninggalkan qiyamullail, karena meninggalkan qiyamullail
dapat menyebabkan kafakiran seseorang kelak pada hari kiamat”.
(وَلْيَكُنْ)
اى قيام الليل (فِى بَيْتِكَ)
“Dan hendaklah engkau melaksanakan qiyamullail dirumahmu”
لما ورد "صل فى زوايا بيتك يكن نور بيتك
فى السماء كنور الكواكب والنجوم لأهل الدنيا"
Karena
ada hadits yang menyatakan; “Shalatlah engkau dipojok-pojok rumahmu, niscaya
cahaya rumahmu akan nampak dari langit bagaikan cahaya benda-benda planet dan
bintang-bintang bagi penduduk bumi”.
وفى الصحيحين "أفضل الصلاة صلاة المرء
فى بيته إلا المكتوبة"
Disebutkan
dalam shahih Bukhari dan Muslim; “Sebaik-baik shalat adalah shalat seseorang
dirumahnya keculi shalat maktubah”.
وقال بعض السلف : "إن فضل صلاة النافلة
فى البيت كفضل الفريضة فى المسجد"
Sebagian
‘ulama’ salaf berkata; “Sesungguhnya keutamaan shalat sunnat di rumah seperti
keutamaan shalat fardlu dimasjid”.
وعن أبى الجلد قال : "لقي عيسى عليه
الصلاة والسلام إبليس، فقال له : يا إبليس، أسألك بالحي القيوم ما الذى يسل جسمك
ويقطع ظهرك؟
فقال إبليس : يا نبي الله، لولا أنك سألتنى
بالحي القيوم ما أخبرك. أما الذى يسل جسمى فصهيل الخيل فى سبيل الله تعالى، وأما
الذى يقطع ظهرى فصلاة الرجل الفريضة فى مسجد والنافلة فى بيته"، فاعلم ذلك يا
أخى.
Diriwayatkan
dari Abu Al-Jald ia berkata; “Suatu ketika Nabi ‘Isa alaihishshalatu
wassalam bertemu dengan iblis, lalu beliau berkata kepadanya; Wahai iblis! Aku
hendak bertanya kepadamu Demi Dzat Yang Maha Hidup Yang terus menerus mengurus
(makhluk-Nya); Apakah kiranya yang dapat melumpuhkan tubuhmu dan memutuskan punggungmu?
Iblis menjawab; Wahai Nabi Allah! Sungguh seandainya engkau bertanya kepadaku
tidak dengan bersumpah demi Dzat Yang Maha Hidup Yang terus menerus mengurus
(makhluk-Nya), tentu aku tidak akan memberitaukanmu. Adapun perkara yang dapat
melumpuhkan tubuhku adalah suara kuda yang digunakan berperang di jalan Allah
Ta’ala, sedangkan perkara yang dapat memutuskan punggungku adalah seseorang
yang shalat fardlu dimasjid dan shalat sunnat dirumahnya”. Ketahuilah hal
itu wahai saudaraku!
ولا تشرع فى قيام الليل إلا (بَعْدَ انْقِضَاءِ
النِّصْفِ الْأَوَّلِ) من الليل، وذلك لأن نصب الموكب الإلهى لا يكون إلا بعد دخول
النصف الثانى من الليل، وهو اول وقوف كبراء الحضرة الإلهية،
Dan
janganlah engkau bersegera melaksanakan qiyamullail kecuali setelah berakhirnya
separo malam bagian pertama. Demikian itu karena perkumpulan Ilahiy tidaklah dimulai kecuali setelah masuknya separo malam bagian
kedua. Dan karena separo malam bagian kedua merupakan permulaan menghadapnya
para pembesar Ilahiyyah.
ومن الأدب أن لا يقف العبد بين يدى سيده إلا
بعد وقوف من هو أكبر منه عادة، وعلى ذلك أهل حضرة ملوك الدنيا، فلا يقف الأدون إلا
بعد وقوف الأكبر،
Di
antara adab-adabnya yaitu hendaklah seorang hamba tidak menghadap kepada Tuannya
kecuali setelah orang yang lebih mulia darinya secara umum telah menghadap. Orang-orang
yang ahli menghadap kepada raja-raja dunia pun demikian, mereka yang derajatnya
lebih rendah tidaklah menghadap kecuali setelah orang yang lebih tinggi
derajatnya telah menghadap.
وقد كان سيدى على الخواص رحمه الله تعالى إذا
جاء إلى الجامع لصلاة الصبح ولم ير فى الجامع أحدا يقف على بابه خاضعا ذليلا ويقول
: "مثلى لا يدخل إلى حضرة سيده الخاصة إلا تبعا لغيره"
Adalah
tuanku ‘Aliy Al-Khowwash rahimahullalhu Ta’ala, apabila beliau datang ke masjid
untuk shalat subuh, dan disana tidak terlihat seorangpun, maka beliau berdiri
di depan pintu masjid dengan merendahkan diri dan merasa hina seraya berkata;
“Seorang hamba seperti diriku tidaklah pantas menghadap kepada tuannya secara
khusus melainkan karena mengikuti yang lainnya”.
(تنبيه)
ينبغى لمن ثقل عليه قيام الليل وترادف عليه
الكسل أن يفتش نفسه، فربما يكون ذلك من وقوع فى المعاصى الباطنة كرياء وكبر وعجب
وحقد وحسد ومكر وحب محمدة ودنيا وغير ذلك، فيبادر إلى التوبة من مثل ذلك، وإلا فعل
الأمور المكفرة للذنوب فإن الذنوب إذا كفرت عن العبد فقد طهرت ذاته وما بقي لها
مانع من الوقوف بين يدى ربها فى تلك المواكب الشريفة إلا عدم القسمة,
(Peringatan);
Seharusnya
bagi orang yang merasa berat dan malas untuk qiyamullail, hendaklah ia meneliti
dirinya sendiri, karena demikian itu terkadang disebabkan oleh adanya
ma’siyat-ma’siyat bathin seperti; riya’, sombong, ‘ujub, dendam, dengki, tipu daya,
senang dipuji, cinta dunia dan lain-lainnya, kemudian segeralah bertaubat dari
hal semacam itu, atau mengerjakan pekerjaan yang dapat menghapus dosa-dosa. Karena
sesungguhnya apabila suatu dosa telah di hapus dari seorang hamba, maka jiwanya
menjadi suci dan tidak tersisa lagi baginya perkara yang mencegahnya untuk
hadir kehadapan Tuhannya dalam perkumpulan yang mulia tersebut, kecuali bila
tidak mendapat bagian.
وكان سيدى أفضل الدين رحمه الله تعالى ونفعنا
ببركته : إذا وجد فى قلبه شيئا من الأمراض الباطنة يترك قيام الليل ويقول :
"أستحى أن أقف بذاتى المتلطخة بالقذر بين أصفياء الله تعالى"،
Tuanku
Afdholud-Din -semoga Allah Ta’ala mengasihnya dan memberikan manfa’at kepada
kita lantaran barakahnya- apabila beliau mendapatkan suatu penyakit bathin
dalam hatinya, beliau meninggalkan qiyamullail dan berkata; “Aku malu dengan
jiwaku yang berlumur salah dan dosa untuk hadlir diantara orang-orang suci
pilihan Allah Ta’ala”.
وكان بعضهم إذا نام عن حضور الموكب الإلهى فى
ليلة من الليالى يقول : "لك الفضل يا رب الذى لم توقف هذه الذات النجسة
القذرة بين أهل حضرتك الطاهرين المطهرين".
Sebagian
‘ulama’ salaf apabila pada suatu malam tertidur dari menghadiri perkumpulan
Ilahiy beliau berkata; “Bagi-Mu-lah keutamaan wahai Tuhanku yang tidak
membangkitkan jiwa yang najis dan kotor ini diantara para ahli hadir kepada-Mu
yang suci dan disucikan”.
قلت : وهذا وإن كان فيه خير كثير من جهة هضم
النفس فينبغى للعبد أن يندم ويحزن على فوات حظه من الوقوف بين يدى ربه تعالى فى
تلك المواكب الشريفة وقت تفرق الغنائم، فاعلم ذلك يا أخى.
Aku
(Syaikh As-Sya’raniy) berkata; Perkataan tersebut, walaupun didalamnya banyak
mengandung kebaikan bila ditinjau dari segi menghancurkan hawa nafsu, namun
bagi seorang hamba tetap dianjurkan untuk menyesal dan bersedih atas hilangnya
kesempatan untuk hadir kehadapan Tuhannya Ta’ala dalam perkumpulan yang mulia pada
saat Allah membagi-bagikan rahmat-Nya.
Ketahuilah hal itu wahai saudaraku!.
terjemahannya indah sekalk Pak Yai
BalasHapus