MUQADDIMAH KITAB DURRATUN NASHIHIN
DURRATUN NASHIHIN
Karya;
Syaikh ‘Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy Syakir Al
Khowbawi
Penerjemah
Ibnu
Hamdun Syamsul ‘Arifin
مقدمة
بسم الله
الرحمن الرحيم
اَلْحَمْدُ
لِلهِ الَّذِي جَعَلَنَا مِنَ النَّاصِحِيْنَ، وَأَفْهَمَنَا مِنْ عُلُوْمِ الْعُلَمَاءِ
الرَّاسِخِيْنَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مَنْ نَسَخَ دِيْنُهُ أَدْيَانَ
الْكَافِرِيْنَ وَالطَّالِحِيْنَ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ كَانُوا
يَتَمَسَّكُ شَرِيْعَتَهُ صَالِحِيْنَ. وَبَعْدُ:
MUQADDIMAH
Dengan
menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi
Allah Dzat yang telah menjadikan kita termasuk orang-orang yang mengharapkan
kebaikan, dan yang telah memberikan kefahaman kepada kita terhadap ‘ilmu-‘ilmu
para ‘Ulama’ yang menancap kuat di dada. Shalawat beserta salam semoga tercurahkan
atas orang yang Agamanya menghapus Agama-agama orang kafir dan orang-orang yang
bertindak lalim, atas keluarganya dan para shahabatnya yaitu orang-orang yang
shalih yang berpegang teguh dengan Syari’atnya.
(Selanjutnya)
Berkata seorang hamba yang faqir yang senantiasa membutuhkan Rahmat Tuhannya
yang Maha Kuasa yaitu ‘Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy Syakir Al Khowbawi semoga
Allah memuliakannya dengan shifat Ramah dan Pemurah-Nya yang Luhur; Aku tinggal
di sebuah negeri yang bernama Kostantinopel semoga Allah melindunginya juga
negeri-negeri yang lain dari segala ujian dan cobaan. Ketika aku memperhatikan
diantara para pelajar dan tuan-tuan guru yaitu orang-orang yang berada di
tengah-tengah masyarakat bagaikan lentera dalam kegelapan malam, suatu mau’idzah
yang di gandrungi di antara mereka dan
para ‘Ulama’ yang mulia yaitu orang-orang yang berpegang teguh dengan sumber
‘ilmu dan menjadi pewarits para Nabi, namun tidak tertata rapi sesuai dengan
susunan Al Qur’an yang Agung dan yang memisahkan antara yang hak dan yang
bathil, maka aku bermaksud untuk menulis dan merevisi kasalahan-kesalahan
tersebut dengan memohon pertolongan Allah Maha Penguasa lagi Terpuji. Dan aku
benar-benar menjumpai sebagian pelajar dari saudara-saudara kita yang dengan
lisannya mereka mengatakan sesuatu yang tidak terdapat dalam kitab kami bahkan mereka
salah di dalam nasehat dan mau’idzahnya kepada orang-orang yang tenggelam dalam
kebodohan bagaikan rasa kantuk, dan mereka membuat gembira pada
syaithan-syaithan yang membisikkan kejahatan dalam dada manusia. Aku berlindung
kepada Allah dari jeleknya jiwa serta ‘amal dan semoga Allah ta’ala menjauhkan
fitnah syaithan dari hati kita.
Kemudian
pada hari-hari berikutnya aku menderita sakit keras lantaran taqdir Allah Maha
Penguasa lagi Terpuji, dan aku terkulai di atas alas tidurku dalam beberapa
hari sehingga tidak mampu menyusun sepatah katapun, dan saat itu juga aku
bernadzar; Sekiranya Allah Dzat yang Maha Melindungi berkenan melindungiku dari
penderitaan dan cobaan ini, sungguh aku akan menyusun suatu kitab yang di
gandrungi di tengah-tengah masyarakat luas, aku akan mencermati setiap
lembarannya yang bagaikan cahaya dan sinar mentari yang memancar, dan aku akan menyebarkan
di antara manusia karya tulis yang dapat menolong bagaikan air dan yang luas
bagaikan samudera.
Ketika aku telah di beri kesehatan selamat dari sakit
yang telah di gariskan dan rasa lemah telah hilang dari diriku tanpa tersisa
sedikitpun, ketika aku merenungi pernyataan-pernyataan ini dan suatu hal dimana
sebagian pelajar dengan kekuasaannya terjerumus dalam kesalahan dan kesesatan,
serta ketika aku mulai menulis dengan mendapatkan pertolongan Allah yang Maha
Kuasa lagi Maha memberi anugerah, maka setiap permasalahan dari
pernyataan-pernyataan tersebut seolah-olah bagaikan yaqut dan marjan yang belum
pernah disentuh oleh jin dan manusia sebelum mereka.
Kemudian aku tata setiap ayat sesuai dengan susunan Al
Qur’an Al Karim, aku pilih ayat yang menjelaskan tentang shifat-shifat sorga
dan neraka Jahim, aku juga menemukan sebagian hadits yang mulia dan kisah-kisah
yang lembut tentang orang laki-laki maupun perempuan kotor yang mengerjakan
pekerjaan kaum Nabi Luth ‘alaihissalam, dan aku jelaskan pula tentang
kejadiannya di dunia dan di akhirat dan apakah wajib di had atau di ranjam atas
dasar di kiaskan pada pelaku zina.
Tatkala mau’idzah telah keluar dari hati seorang
penggubah ke alam dunia yang fana dan membutuhkan nama tertentu dari beberapa
nama yang mulia, maka aku memberinya nama “DURRATUN NASHIHIN” (Intan
orang-orang yang mengharapkan kebaikan), semoga Allah Ta’ala menjadikannya
mau’idzah yang bermanfa’at di antara saudara-saudara para shalihin. Hanya saja
aku berharap dari para cerdik pandai lebih-lebih dari orang-orang utama dan
para pembesar untuk membenahi kesalahan yang terjadi dari diriku dan
menghilangkan kekeliruan yang tidak aku sengaja, karena manusia adalah tempat
salah dan lupa dan karena orang seperti diriku bertandang dalam hal senacam ini
termasuk pelecehan. Sebagaimana halnya tulisan orang lumpuh yang sia-sia,
begitu pula sibuk dengan hal semacam ini di tengah-tengah menghasilkan ‘ilmu
bagaikan melemparkan emas perak yang sangat baik kedalam sungai Nil.
Tiada ampunan dan terhapusnya dosa yang diharapkan
malainkan dari Dzat yang Maha Pengampun, dan tiada dosa dan kelalaian melainkan
dari orang yang durhaka. Sesungguhnya Allah Ta’ala menunjukkan orang-orang yang
di kehendaki pada jalan yang lurus,
cukuplah Dia Allah bagiku dan Dia adalah sebaik-baik penolong. Bagi-Nya segala
puji atas tiap-tiap keadaan selain kekufuran dan kesesatan dan Dia-lah Dzat
yang suci dari suatu apapun yang menyerupai dan yang menyamai.
“Muallif”
assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh
BalasHapusMenurutku ini sangat bermanfaat sekali bagi para penuntut ilmu, semoga engkau beristiqamah dalam menyelesaikan menerjemahkan kitab durratun nasihin.
Alangkah baiknya penulis membuat biografi, agar kami semakin kenal dan bisa bertanya
BalasHapus