USHFURIYAH 40 HADITS NABAWIY DAN HIKAYAT SHUFI HADITS KE 4



HADITS KE EMPAT

عَنْ ابْرَاهِيْمَ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضْيَ اللهُ عَنْهُمْ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَعَلَّمَ بَابًا مِنَ الْعِلْمِ يَنْتَفِعُ فِى آخِرَتِهِ وَدُنْيَاهُ أَعْطَاهُ اللهُ خَيْرًا لَهُ مِنْ عُمْرِ الدُّنْيَا سَبْعَةِ آلَافِ سَنَةٍ صِيَامِ نَهَارِهَا وَقِيَامِ لَيَالِيْهَا مَقْبُوْلًا غَيْرَ مَرْدُوْدٍ .

Dari Ibrahim dari ‘Alqamah dari ‘Abdullah bin Mas’ud radliyallahu ‘anhum ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Barangsiapa yang mempelajari satu macam ‘ilmu yang bermanfa’at bagi akhirat dan dunianya maka Allah Ta’ala akan memberinya kebaikan dari usia dunia yaitu pahala puasa dan ‘ibadah malam selama 70 ribu tahun yang di terima, tidak di tolak”.

عَنْ ابْرَاهِيْمَ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضْيَ اللهُ عَنْهُمْ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ أَعْمَالُ الْمَكْفِيِّيْنَ وَالصَّلَاةُ أَعْمَالُ الْأَعَاجِزِ وَالصَّوْمُ أَعْمَالُ الْفُقَرَاءِ وَالتَّسْبِيْحُ أَعْمَالُ النِّسَاءِ وَالصَّدَقَةُ أَعْمَالُ الْأَسْخِيَاءِ وَالتَّفَكُّرُ أَعْمَالُ الضُّعَفَاءِ أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى أَعْمَالِ الْاَبْطَالِ قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا أَعْمَالُ الْاَبْطَالِ قَالَ طَلَبُ الْعِلْمِ فَإِنَّهُ نُوْرُ الْمُؤْمِنِ فِى الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

Dari Ibrahim dari ‘Alqamah dari ‘Abdullah bin Mas’ud radliyallahu ‘anhum ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Membaca Al Qur’an adalah ‘amal orang-orang yang berkecukupan, shalat adalah ‘amal orang-orang yang tidak mampu, puasa adalah ‘amal orang-orang faqir, tasbih adalah ‘amal kaum wanita, shadaqah adalah ‘amal orang-orang yang dermawan dan tafakkur adalah ‘amal orang-orang yang lemah. Maukah kalian aku tunjukkan ‘amal para pahlawan? Beliau ditanya; Wahai Rasulallah! Apakah ‘amal para pahlawan? Beliau menjawab; “Menuntut ‘ilmu, sesungguhnya menuntut ‘ilmu adalah cahaya orang mu’min di dunia dan di akhirat”.

وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا مَدِيْنَةُ الْعِلْمِ وَعَلِيٌّ بَابُهَا

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Aku adalah kotanya ‘ilmu dan ‘Aliy adalah pintunya”.


HIKAYAT
Ketika kaum khawarij mendengar hadits ini, mereka iri dengki kepada sayyidina ‘Aliy dan berkumpullah sepuluh orang dari pembesar mereka. Mereka berkata; Kami akan bertanya kepadanya dengan satu pertanyaan, dan kami akan melihat bagaimana dia menjawab pertanyaan kami, apabila dia menjawab dengan jawaban dan dalil yang berbeda maka kami akan mengetahui bahwa dia adalah orang ‘Alim sebagaimana yang di sabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Lantas orang pertama dari mereka datang dan bertanya; Wahai ‘Aliy! Manakah yang lebih utama, ‘ilmu atau harta? sayyidina ‘Aliy menjawab; ‘Ilmu itu lebih utama daripada harta. Orang pertama bertanya; Mana dalilnya? Sayyidina ‘Aliy menjawab; ‘Ilmu adalah waritsan para Nabi, sedangkan harta adalah waritsan Qarun, Syaddat, Fir’aun dan lain-lainnya. Lalu orang pertama pergi dengan membawa jawaban tersebut. Kemudian datanglah orang yang ke dua dan bertanya seperti pertanyaan orang yang pertama. Sayyidina ‘Aliy menjawab; ‘Ilmu lebih utama daripada harta. Orang ke dua bertanya; Mana dalilnya? Sayyidina ‘Aliy menjawab; ‘Ilmu itu yang menjagamu, sedangkan harta itu kamu yang menjaganya. Lantas orang pergi dengan membawa jawaban tersebut. Kemudian datanglah orang yang ke tiga dan bertanya seperti pertanyaan orang yang pertama dan ke dua. Sayyidina ‘Aliy menjawab; ‘Ilmu lebih utama daripada harta. Orang ke tiga bertanya; Mana dalilnya? Sayyidina ‘Aliy menjawab; Orang yang memiliki harta memiliki banyak lawan, sedangkan orang yang memiliki ‘ilmu memiliki banyak kawan. Lalu dia pergi dengan membawa jawaban tersebut. Kemudian datanglah orang yang ke empat dan bertanya seperti pertanyaan orang sebelumnya. Sayyidina ‘Aliy menjawab; ‘Ilmu lebih utama daripada harta. Orang ke empat bertanya; Mana dalilnya? Sayyidina ‘Aliy menjawab; Apabila harta itu di salurkan ia akan berkurang, sedangkan ‘ilmu bila di salurkan ia akan bertambah. Lantas dia pergi. Kemudian datanglah orang yang ke lima dan bertanya seperti pertanyaan orang sebelumnya. Sayyidina ‘Aliy menjawab; ‘Ilmu lebih utama daripada harta. Orang ke lima bertanya; Mana dalilnya? Sayyidina ‘Aliy menjawab; Orang yang berharta akan di panggil dengan panggilan Bakhil (pelit) dan tercela, sedangkan orang yang ber’ilmu akan di penggil dengan panggilan yang agung dan mulia. Lalu dia pergi dengan membawa jawaban tersebut. Kemudian datanglah orang yang ke enam dan bertanya seperti pertanyaan orang sebelumnya. Sayyidina ‘Aliy menjawab; ‘Ilmu lebih utama daripada harta. Orang ke enam bertanya; Mana dalilnya? Sayyidina ‘Aliy menjawab; Harta itu di jaga dari pencuri, sedangkan ‘ilmu tidak di jaga dari pencuri. Lantas dia pergi. Kemudian datanglah orang yang ke tujuh dan bertanya seperti pertanyaan orang sebelumnya. Sayyidina ‘Aliy menjawab; ‘Ilmu lebih utama daripada harta. Orang ke tujuh bertanya; Mana dalilnya? Sayyidina ‘Aliy menjawab; Orang yang mempunyai harta kelak akan di hisab di hari kiamat, sedangkan orang yang mempunyai ‘ilmu kelak akan di beri syafa’at di hari kiamat. Lalu dia pergi. Kemudian datanglah orang yang ke delapan dan bertanya seperti pertanyaan orang-orang sebelumnya. Sayyidina ‘Aliy menjawab; ‘Ilmu lebih utama daripada harta. Orang ke delapan bertanya; Mana dalilnya? Sayyidina ‘Aliy menjawab; Harta akan usang sebab di telan zaman, sedangkan ‘ilmu tidak akan usang dan busuk. Lantas dia pergi. Kemudian datanglah orang yang ke sembilan dan bertanya seperti pertanyaan orang-orang sebelumnya. Sayyidina ‘Aliy menjawab; ‘Ilmu lebih utama daripada harta. Orang ke sembilan bertanya; Mana dalilnya? Sayyidina ‘Aliy menjawab; Harta mengeraskan hati, sedangkan ‘ilmu menyinari hati. Lalu dia pergi. Kemudian datanglah orang yang terakhir dan bertanya tentang hal yang sama seperti pertanyaan orang-orang sebelumnya. Sayyidina ‘Aliy menjawab; ‘Ilmu lebih utama daripada harta. Orang yang terakhir bertanya; Mana dalilnya? Sayyidina ‘Aliy menjawab; Orang yang berharta akan memiliki shifat Rububiyyah, sedangkan orang yang ber’ilmu akan memiliki shifat ‘Ubudiyyah. Sayyidina ‘Aliy melanjutkan; Sekiranya kalian semua bertanya kepadaku tentang hal ini, tentu aku akan menjawab dengan jawaban yang berbeda selama aku masih hidup. Lantas sepuluh orang itu datang dan semuanya menyerah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 5

Kunci Sukses Menuntut Ilmu Fasal 4

الا لا تنال العلم الا بستة